Peras dan Fermentasikan Persoalan
Anda mungkin pernah suatu ketika menghadapi suatu persoalan hidup yang teramat pelik sampai sampai sepertinya semua jalan keluar sudah tertutup tertutup. Kiri kanan mentok!. Lalu anda mencoba mengurainya sebelum tidur, atau ketika berada di kamar mandi. Sampai suatu ketika ia muncul begitu saja sebuah jalan penyelesaian yang ces pleng.
Atau di suatu mall anda pernah berpapasan dengan wajah seperti teman lama tetapi anda lupa namanya. Sampai suatu saat di rumah, tanpa anda sadari “mak mbedengus,” nama itu muncul begitu saja.
Archimedes 287-212 SM, sering diceritakan sebagai orang beruntung. Bagaimana tidak lantaran dari mandi kungkum lalu melihat air tumpah dari baknya lantas dia tereak keras “Eureka....” Yihauwww aku sudah menemukan. Bukan sabun mandi atau gigi palsu yang kecemplung, tentunya.
Dan seperti kita ketahui hukum Archimedes masih dipakai berabad-abad setelah penemuannya. Kita jadi merasa tidak adil, lha kita harus merenung, mengerutkan kening untuk mencari ide, sementara Archi, dalam keadaan nyantai malahan menemukan dalil.
Anda mungkin sudah hapal dengan kisah Raja Hieron II yang ingin menguji kejujuran “pande mas” pembuat mahkotanya, ia curiga jangan-jangan emas untuk mahkotanya ditilep sang pande dan diganti sebangsa kuningan. Lantas ia panggil Archimedes untuk membuktikan apakah mahkotanya terbuat dari emas atau loyang. Sebetulnya tugas itu perkara mudah, potong saja mahkota lalu contohnya diperiksa satu persatu. Tetapi apa gunanya pembuktian kalau mahkota sudah terpotong-potong dan tidak bisa dipergunakan. Lagian kalau ternyata mahkota tersebut aseli, raja dari Syracussa kehilangan rasa hormat dari sang pande emas karena meragukan ke jujurannya.
Sebetulnya sejak mendapatkan tugas dari Raja, Archimedes mulai bertanya, merenung, memeras pikirannya sampai menjadi juice otak. Ketika ia tidak berhenti merenung dan bertanya kesana kemari, tanpa disadarinya terjadilah proses yang disebut fermentasi pada juice pikiran. Dari fikiran yang terfermentasi secara matang, munculah kilatan bahwa dengan mengetahui volume air yang didesak oleh mahkota emas, maka bisa diketahui berat jenis emas. Archi membandingkan mahkota dengan emas yang setara untuk mengetahui mana yang aseli atau tidak.
Bo Wero, hidup dengan penuh kebebasan. Jangan pernah berhenti berfikir, jangan pernah berhenti bertanya. Fermentasilah jalan fikiran anda sehingga muncul ide-ide semacam Archimedes.
Jakarta 15 maret 2003
Atau di suatu mall anda pernah berpapasan dengan wajah seperti teman lama tetapi anda lupa namanya. Sampai suatu saat di rumah, tanpa anda sadari “mak mbedengus,” nama itu muncul begitu saja.
Archimedes 287-212 SM, sering diceritakan sebagai orang beruntung. Bagaimana tidak lantaran dari mandi kungkum lalu melihat air tumpah dari baknya lantas dia tereak keras “Eureka....” Yihauwww aku sudah menemukan. Bukan sabun mandi atau gigi palsu yang kecemplung, tentunya.
Dan seperti kita ketahui hukum Archimedes masih dipakai berabad-abad setelah penemuannya. Kita jadi merasa tidak adil, lha kita harus merenung, mengerutkan kening untuk mencari ide, sementara Archi, dalam keadaan nyantai malahan menemukan dalil.
Anda mungkin sudah hapal dengan kisah Raja Hieron II yang ingin menguji kejujuran “pande mas” pembuat mahkotanya, ia curiga jangan-jangan emas untuk mahkotanya ditilep sang pande dan diganti sebangsa kuningan. Lantas ia panggil Archimedes untuk membuktikan apakah mahkotanya terbuat dari emas atau loyang. Sebetulnya tugas itu perkara mudah, potong saja mahkota lalu contohnya diperiksa satu persatu. Tetapi apa gunanya pembuktian kalau mahkota sudah terpotong-potong dan tidak bisa dipergunakan. Lagian kalau ternyata mahkota tersebut aseli, raja dari Syracussa kehilangan rasa hormat dari sang pande emas karena meragukan ke jujurannya.
Sebetulnya sejak mendapatkan tugas dari Raja, Archimedes mulai bertanya, merenung, memeras pikirannya sampai menjadi juice otak. Ketika ia tidak berhenti merenung dan bertanya kesana kemari, tanpa disadarinya terjadilah proses yang disebut fermentasi pada juice pikiran. Dari fikiran yang terfermentasi secara matang, munculah kilatan bahwa dengan mengetahui volume air yang didesak oleh mahkota emas, maka bisa diketahui berat jenis emas. Archi membandingkan mahkota dengan emas yang setara untuk mengetahui mana yang aseli atau tidak.
Bo Wero, hidup dengan penuh kebebasan. Jangan pernah berhenti berfikir, jangan pernah berhenti bertanya. Fermentasilah jalan fikiran anda sehingga muncul ide-ide semacam Archimedes.
Jakarta 15 maret 2003
Comments