Impuls Buying gara-gara rayuan pedagang tanaman hias

Mengisi liburan akhir tahun, saya manfaatkan salah satunya dengan belanja tanaman air guna penghias secuil sisa tanah yang keburu diubah menjadi kolam mini dan kini berpenghuni 3 ekor kura-kura, ikan cecere dan beberapa ekor Gurami ukuran silet Goal. Ikan sengaja ditanam disana sebab selain hobi pasal lainnya adalah diharapkan kehadirannya sebagai predator jentik-jentik, anai-anai, jangkrik, belalang yang memang surplus dikawasan RawaBogo. Dari tempat persembunyian di RawaBogo aku sudah merapal mantra niat-ingsun hanya cari teratai air yang berdaun kecil. Dua sampai tiga pot. Titik.

Untuk suplier tanaman hias, intuisi jatuh pada Yono salah satu pedagang jalanan yang banyak nangkring dipinggiran jalan TB Simatupang. Namun keahlian jual mas Yono berhasil membujuk kami agar membeli tanaman yang semula tak masuk bajet menjadi belanja "yang tidak-tidak" - maksudnya tidak diniat ingsuni. Ajaibnya teratai sebagai target operasi malahan di-reken gretong termasuk ember plastik wadahnya.

IMPULS BUYING SYNDROME

Lha kojur, tatkala transaksi akan "dirapihkan" - ini istilah Betawi en Citayam untuk kata "rampung", baru aku mendusin lantaran ketika melototi isi dompet yang semula di "bajet" cuma buat urusan teratai, ternyata score sudah over-bajet. Sampai akhirnya terucap "bagaimana-ini-kalau-bagaini"

"Mas, duwek-ku ludes, aku ke BCA dulu ya.." - kata saya sedikit "tengsin" lantaran dari pindah departemen OSB Orang Sok Borjuis, menjadi Orang Salting Baru...

Eh, lho kok Yono malahan memasukkan sebagian dagangannya sambil bilang "jangan kuatir soal pembayaran, bawa saja barang ini, nanti kapan sampeyan ada duit kembali lagi..."

Aduh biyuung, ini DKI Jakarta! yang menurut statistik terbaru (kalau tahun 2000 adalah tahun baru) adalah kota 5 kotip (kota administratip) seluas 660 km persegi dengan dengan cacah jiwa 8 juta (lebih dikit) dan sebagian tidak punya KTP, sebagian memiliki multi KTP. Kok ada orang baru kenal di jalan, sudah main percaya kasih utangan plus bonus tanaman, bagaimana tidak mau ngejerit (bahagia), siy....

Kita bicara pedagang tanaman hias, yang mendengar kata "rekening" - atawa "ATM" saja masih "keder" - apalagi ATM-Kondom

Saya segera tancap gas (sedikit) meninggalkan TKP menuju BCA yang ditunjuk Yono dan ternyata anjungan Mandiri. Selesai ambil kes, saya kembali ke pangkalan Yono. Saat dibayar kekurangannya dia sempat melontarkan kata "lha wong...diberi kepercayaan ambil dulu bayar mbesuk kok ndak mau"

"Orang Pondok Indah yang mobilnya mengkilat saja sering tak-utangi pak!" - dugaan saya dia akan menambahkan "kadang ngemplang lagi!" - namun itu tak terucap.
Lalu lagi-lagi saya diberi dua pot tanaman yang sedang ndadi. Percuma saya bilang tidak usah, sebab Yono keukeuh. "Pak ini pemberian, jangan ditolak... Mohon.."

Dari kepingin menjerit saya pindah jurusan .. kepingin malu.....

Kocap carito, dulu saya sering didatangi orang "butuh uang" - pinjam dengan janji kelak dibayar pasca panen kentang, mantang (telo pendem). Namun 90% berakhir pasca-bablas. Namun hari ini ini saya diberi kepercayaan oleh seorang pedagang kurus, kulit tersamak matahari dan hujan, badan rapuh berbaju lusuh beraroma tengik asap kendaraan, rambut terbakar matahari, paru-paru mungkin sudah disepuh timbel lantaran menghirup asap knalpot kendaraan setiap hari.

Selamat Bahagia Tahun Baru 2006 Yon! (sudah nama disamarkan, saya sok akrab lagi)...

Semoga tahun mendatang akan membawa barokah bagi usahamu. Bagiku sampeyan adalah jago-marketing-aseli. Jangan-jangan lantaran terimbas sebuah institut bisnis yang berjarak 50 langkah dibelakangmu.
Wallahualam...

RawaBogo 26/12/05

Comments

Popular posts from this blog

Polisi Ubah Pangkat

Daftar Pemain Nagasasra dan Sabukinten

Menu Makanan Kantin di Rig Terapung