Posts

Showing posts from February, 2006

Menulis Buruk ala Laksana

Ada nasehat pakar menulis yang nyeleneh. Ia, Laksana bilang "Menulislah dengan buruk, alinea melompat-lompat, alur cerita kacau, bahasa amburadul. Istilahnya menulis "sampah". Ini teori menulis apaan...? Ada sih "Menulis itu gampang," tulisan sang legendaris Arswendo. Atau "Menulis nggak perlu bakat". Tetapi mahzab menulis itu harus ngawur. baru ini saya dengar. Lagian ini "kosok-bali" kebalikan dogma di sekolah bahwa setiap kalimat harus lengkap, satu alinea dengan alinea lain harus saling melengkapi? - Contohnya "Ali digigit oleh anjing itu" - tapi jangan lupa saat pelajaran mengarang diumumkan para murid akan berkata "Shhh, Ahhh, Sial...Mengarang lagi, reseh". Aku kan kepengen jadi Penerbang, atau cita-citaku ingin menjadi DokteLLL. Sementara anak yang suka orat-oret menjadi aneh di mata teman-temannya. Lebih extrem lagi penulis Buku Sastra terbaik 2005 pilihan majalah Tempo malahan menganjurkan kalau perlu copot tom

Sumpit

Mengapa orang Tionghoa, Jepang, Korea, Taiwan rata-rata makan dengan sumpit?. Lalu benarkah makan dengan sumpit merupakan latihan kebugaran otak ? Mengapa asal nama sumpit yaitu Zhu Zhi diubah menjadi Kuai Zhi? Bagaimana aturan main menggunakan Kuai Zhi? Mengapa orang Tionghoa rata-rata pandai berniaga, tahan banting, tahan hidup berakit kehulu, dan ahli strategi. Bahkan dengan keberadaannya kita bisa menikmati "Mocin", AC ChangHong, DVD Player Sieko, dan peralatgan elektronik yang harganya terjangkau. Mungkin ada baiknya mengetahui kebiasaan hidup mereka. Salah satunya adalah mengamati penggunaan alat bantu makan mereka yang terbuat dari bambu yaitu "sumpit." Simak larah-larahe (duduk perkara)... Ketika seseorang menggerakkan tangan untuk menggunakan sumpit sebetulnya ada lebih 30 persendian yang diaktipkan. Dan menurut para ahli pengobatan tiongkok, ketigapuluh persendian tersebut membawa effek melatih saraf otak sehingga pemiliknya menjadi pintar. Memegang su
NAMA Di Indo, nama seseorang sering diberi akhiran sesuai dengan pekerjaannya. Paidi Kebo karena kerjanya "blantik" kerbau, Karto Baygon lantaran kerja di pabrik kimia. Orang Australia nampaknya kesulitan menyepel nama saya. Mimbar Saputro jadi Mambar Gaputr, yang akhirnya untuk mempermudah saya tulis saja nama sebagai "Mini Bar" - nampaknya nama ini mudah dihapal. Saya sempet bergurau kalian orang Australia dasar pemabok, nama saja harus ada hubungannya dengan alkohol baru nyantel di otak. Seorang teman namanya Steve, asal dari Queensland - Australia. Badannya seperti pegulat dengan tato dikedua lengannya. Pekerja pengeboran berpangkat "derrick man" ini lebih kondang sebagai "doggie" - bukan karena dia peternak anjing, tetapi rumor mengatakan bahwa gaya itu yang paling menjadi favoritnya dalam urusan esek-esek. Kalau ada lirik "walking like a god" maka empat hurup pertama diganti maka itulah plesetannya. Semula saya memanggilnya Steve,

Good Luck or Thanks

GOODLUCK VERSUS THANKS Summer sudah mulai memeluk kota Perth. Baju hangat mulai dilepaskan. Di Mal-mal beberapa gadis mulai tak sabar untuk memperlihatkan bahu, dada yang terkadang dihiasi "tatto" disekujur bagian yang disebut erogeneous. Katanya teman artinya "erogeneous" bisa bikin kepala jadi errorgeneous. Di depan toko buku itu ada lima pengunjung yang berdiri antri didepan saya. Dua orang kasir yang selalu wanita, masing-masing melayani mesin cash register nampak sibuk melayani pengunjung sambil tidak lupa melepaskan senyum dan saling bertukar sapa. Kadang mereka mengetikkan sesuatu di layar monitor yang terpasang disudut meja. Ditempat ini saya biasanya membeli "kartu tilpun" yang ditukar dengan selembar buah printout thermal berisikan nomor pin dan aturan mengaktipkannya. Teman saya menganjurkan untuk membeli kartu "DayBreak" yang dengan AUS 20 bisa mendapat jatah 300 menit menilpun. Bandingkan dengan Handphone yang melibas kantong senila

Lapar Menulis ala Putu Wijaya

Pertengahan Oktober 2003, Putu Wijaya pernah diwawancarai oleh seorang wartawan yang juga penulis. Setelah ngalor ngidul bercerita, wartawan menyeret Putu ke sebuah pertanyaannya klasik, "bagaimana bung Putu bisa selalu menulis" Seperti diketahui dramawan yang tak pernah lepas topi ini menulis drama, cerita bersambung yang kala itu dimuat di Media Indonesia, menjadi wartawan Tempo, memimpin Teater Mandiri dan seabreg bujet kegiatan lainnya. "Gampang, Din!," jawab Putu kepada Zaenuddin, nama wartawan tersebut. Terang saja Zaenuddin tambah bersemangat, "Apa itu Bung?" "Selalu lapar, tepatnya lapar menulis.." sahut Putu enteng. "Seperti orang yang selalu lapar, dia tidak pernah mengeluh menulis sesibuk apapun. Tidak pernah sambat kurang waktu, kurang tidur ataupun kurang fasilitas. Kalau ia berhenti menulis, laparnya timbul, kepalanya mumet. Benaknya selalu ingin cari dan curi kesempatan untuk menulis." Wah sepertinya gampang betul, timba

Tsunami ala Desa Citayam Bogor

Suatu pagi digin di Citayam, Bogor. Angin seperti belum rela menarik tubuh dari dekapan selimut. Saya sedang menebar pellet atau pakan ikan butir buatan pabrik sambil mengharapkan ikan bermunculan kepermukaan sambil memperebutkan makanan. Beberapa kali pelet ditebar, ikan belum muncul jua, kecuali seekor dua yang memang dicurigai "kelompok sempalan." Atau pagi yang dingin karena hujan semalaman sepertinya membuat ikan malas untuk makan, padahal manusia kalau kedinginan maunya makan terus. Tiba-tiba air disudut kolam tersibak tinggi sekitar 30 cm, seperti seekor anak ikan Paus barusan tercebur, atau dugaan saya saat itu paling tidak ada buaya besar nyelonong masuk kolam sekalipun baru beberapa ditemukan buaya keroncong disekitar daerah Citayam. Saya baru sadar ketika tanah mulai bergoyang disertai rasa seperti kehilangan keseimbangan akibat kelamaan dijemur terik matahari. Lantaran tidak tahu nomor hotline Jawatan Vulkanologi, konfirmasi dilakukan dengan melihat pepohonan ber

No Loitering

NO LOITERING Saya terpaksa membuka kamus ketika membaca larangan ini di sudut terowongan MRT(mass rapid transportation) di Singapore minggu lalu. Masuk MRT berarti menerima larangan "No Durian, No Drinking, No Eating, No Flamable material, No Weapon", semua bisa dipahami (terpaksa), namun No Loitering ? bahasa apaan itu? Apa 40 kamera tersembunyi di setiap stasiun MRT ternyata masih dirasa kurang. Dalam kamus disebut "Loitering simply means people hanging around your place of business, inside or outside, without buying anything. Loitering is a serious problem"- jadi kalau didalam terowongan MRT, orang-orang bergerombol, ngerumpi tanpa tujuan jelas, efek negatifnya orang segan mendatangi tempat tersebut, kemungkinan terjadi saling ejek,pelecehan atau "harrasment" bagi sekelompok orang dan berkelahi. Tetapi kabar burung, rekaman video MRT menyimpulkan kelompok teroris yang dicurigai akan meledakkan Singapore adalah salah satu dari kelompok yang selama ini pu

Tsunami

Image
Semalam nonton bencana alam yang ditayangkan oleh MetroTv sangat menyentuh, sementara stasiun lain tak henti-hentinya melantunkan kedamaian diikuti pesta nyanyian riang seperti sedang berada di negara bagian dunia lain. Acungan jempol buat MetroTv kalau untuk acara laporan pandangan mata. Sebagai orang Geologi/Perminyakan tentu kata tsunami tidaklah asing. Namun ketika keluarga, keponakan mulai bertanya "katanya gempa, kok fotonya air banjir?" - lho memang banyak yang belum jelas betul pengertian tsunami, sebab adapula yang mengartikan banjir air panas. Tsunami adalah gelombang air laut yang besar yang disebabkan oleh adanya gempa, tanah longsor, atau kegiatan gunung berapi. Umumnya tsunami yang terjadi di dasar samudra hanya kecil saja, beberapa feet tingginya, namun ketika sampai kepermukaan laut terutama daerah pesisir gelombang ini mengalami percepatan dan ketinggiannya menjadi berlipat-lipat. Inilah yang menimbulkan korban. Sebuah tsunami di Alaska pada 1946 yang berhasi

Old Dogs New Trick

Sekalian menyampaikan Selamat Tahun Baru 2005 juga menuliskan sedikit pengalaman setelah sepuluh tahun lebih saya tidak pernah ke field. Ternyata old-dog juga masih harus belajar new-trick. BANTUAN GENERATOR Lapangan Pengeboran kami (Megascolides-1) di lapangan Karoon Gas PTY, Victoria hampir-hampir tidak pernah kebagian panas seperti layaknya cuaca di tanah air. Mungkin masih ingat bahwa Megascolides adalah nama sejenis cacing terbesar dan terpanjang di dunia, dan sangat dilindungi. Kalau anda pegang sebatang lilin, itulah ukuran garis tengahnya. Kalau pernah bertemu dengan saya itulah ukuran panjangnya. Nah saat sumur TD di sore hari, pak Geologist minta keesokan harinya semua sample sudah bisa dikirim ke kota. Ada wet sample, samplex sample dan dried sample. ° Dried sample bisa dipercepat pengeringanya dengan menaikkan temperatur oven jadi 200C, sebetulnya kurang bagus. Tapi lebih tidak bagus lagi kalau anda rigdown sambil urusin sample. ° Samplex sample yang harusnya kering diangin

Dari Papan Ketik dengan Cinta

Nama Ethiopia tak lepas bayangan tanah luas kering kerontang, tak putus dirundung perang antar tuku (suku), lalu anak-anak berkulit hitam, rambut keriting, perut busung dengan tubuh tulang berbalut kulit, kadang berebut makan dengan burung Condor pemakan bangkai. Sampai-sampai kalau ada anak kurus mrucut kata-kata "seperti anak Ethiopia" - sekalipun negeri ini pernah mempermalukan Amerika. Nama Ethiopia ini pula yang membuat keluarga Fitriah Basyaril meradang antara percaya tidak percaya ketika mendengar anak perempuannya, mahasiswi Universitas di Malang, Jawa Timur akan dipersunting kumbang hitam dari Ethiopia. Lebih sekok (shock) lagi mereka saling kenal melalui papan chatting. Lalu mau dikemanakan keampuhan teknik sortasi bobot..bibit..bebet yang digedang-gedang selama ini. Belum lagi gunjingan tetangga dengan berondongan pertanyaan "gekgek iki, gekgek kuwi. Jangan-jangan ini, jangan jangan itu, jangan-jangan cuma ini dan itu dst.." Practice makes love. Semula F

Lapar Menulis ala Hongkong

2/27/2006 "Idle hands are the devil's workshop?" Para pembantu rumah tangga kita, kalau mereka paham bahasa Inggris, paham pula arti peribahasa kino buatan mahzab anti idle hand. Tangan yang nganggur bakal menghasilkan pikiran jahat. Jadi kalau mbak-mbak kita "kelihatan " nganggur, sibuklah para juragan kasih order halus atau tebal mbokyao bersih-bersih kaca, pangkas kebun, atau gebek pantat kuwali. Sementara para juragan asik menyulam, bordir (dulu). Penganut mahzab begini bakal sewot kalau melihat para pembantu membaca novel, atau mulai corat-coret mengarang. Pembantu ber "esemes" saja sudah membuat para nyonya mengerutkan keningnya. Yang kalau diterjemahkan "belagu ente" - yang sadis lagi kalau nyeletuk hidup saja masih "bis to bis.." Maka saya ter-herman ibn gumun ketika membaca seorang mbak dari Indonesia yang notabene tidak dikondisikan untuk banyak membaca apalagi menulis, mampu menghasilkan tulisan atau cerpen yang menggigi

Ozzie Driller in Naam - skipping rope

Pernah diceritakan bagaimana Texan John di rampok disiang plong di Ho Chi Minh City. Dulu nama kota ini adalah Prey-Nokor (Kambodia), terletak di Delta sungai Mekong. Menjadi pusat pelabuhan kerajaan Kamboja. Baru pada abad 16, di renggut oleh Vietnam dan di ubah namanya menjadi Saigon. Ho Chi Minh City menjadi kota pelabuhan strategis di Vietnam Selatan lantaran jaraknya sekitar 60 km dari laut Cina Selatan. Akhirnya saya (Paulie Carter) meninggalkan John di kedubes Amerika di Ho Chi Minh City. Setelah memberi tahu perwakilan kami bahwa John kehilangan Passport. Hari itu saya menuju Bien Hoa, dulunya adalah pangkalan Amerika terbesar di Vietnam Selatan yang kini diubah menjadi pusat industri. Dari Bien Hoa saya menuju Vung Tau, yaitu sebuah kota pelabuhan yang ramai dengan kapal-kapal suport Rig Pengeboran. Aku melihat nama crew tertulis Erwin dan Ambu, keduanya anak Kalimantan. Kutinggalkan pesan di meja resepsionis untuk bertemu di kafe. Kelihatannya ada 3 hari rig delay sebelum men

Parkir

Di akhir bulan keluarga muda Dodi nampak sumringah, maklum baru terima gaji, sekalian turun tunjangan untuk penampilan seperti beli dasi dan baju. Kata Ana istrinya, kalau semua keperluan hidup sudah di "cak-cak-e" alias sudah di-pirit-pirit tidak perlu ke kedodoran moneter dalam sebulan. Salah satu kebijakan moneter keluarga beranak dua ini dengan berbelanja bulanan di sebut saja CarreFour. Kenyataannya minggu kedua sudah ngelendoti sang suami. "Pah ada obralan anu di CF, kalau lewat bakalan nyesel seperti Bang Toyib. Tiga kali puasa tiga kali lebaran," itu bisa-bisanya sang istri merayu suami. apalagi ada tambahan "Parkir nggak bayar pisan..." - sebuah imbauan yang susah di-cancel. Pulang dari pertokoan, bagasi belakang Kijang dibuka dan bibi dipanggil untuk bantu bawa belanjaan. Namun anak bungsunya, Dito, masih ingin main di mobil. Aktivitasnya mulai dari, pencet klakson, mainkan wiper, banting stir ala Ananda Mikola. Seperti penyakit "turunan

Setan Bolot

Sebut saja ibu Kris , nyonya ini punya kebiasaan "doa-subuhan" dengan berjalan kaki dari rumahnya menuju tempat lokasi kebaktian agama yang dianutnya. Saya pikir dulu hanya Muslim yang berdoa subuh, magrib dan malam, ternyata merekapun berdoa pada jam yang hampir bersamaan. Saat bertemu dengan janda beranak tiga ketika olah raga jalan kaki pagi. Kadang saya tawarkan jasa untuk menyeberangkannya di jalan Latumeten yang sudah mulai ramai, masalahnya bekas bendahara IWAPI-nya Dewi Motik ini kendati masih gagah, namun belakangan saya dengar sering terjatuh tersandung "road-hump" yang melintang dijalanan. Mungkin karena usia dan jalanan yang masih gelap, Gara-gara itu pula ia kehilangan beberapa giginya. Maklum usianya sudah 78 tahun ibu 3 anak asal Klaten ini merasa belum perlu bantuan tongkat ataupun suster. Sambil berjalan sekitar 15 menitan ini kadang dia cerita pengalamannya. Alkisah, untuk menghemat "nyawa" ia biasanya menyeberangi jalan protokol Latume

Teh dan Karakter

Orang Jawa punya pakem soal teh, harus nas-gi-tel. Panas, manis dan kental. Boleh jadi maksudnya ganda minum teh disertai sang penyeduh yang kental-kenthul, rautnya manis, pakaiannya hangat-hangat panas. Apalagi minumnya dibarengi suara "ee" - sehingga kata aselinya "te" dalam bahasa mandarin menjadi "teH" dengan hurup H, dicetak arial-bold-12-font. Tapi bagi orang perusahaan Sariwangi, seperti Maya, cerita teh dikembangkan ala lakon carangan (non pakem), diaduk dengan bumbu berupa ramalan. Jadilah komposisi sedap lalu diharapkan mengatrol penjualan. Beberapa restoran cina di Houston, Singapore mengakhiri hidangan dengan fortune-cake, kuwe manis berisikan kertas ramalan. Dan orang suka sekali membacanya. Alkisah kalau ada 4 rasa teh terhidang lantas anda diminta memilih satu dari menunya, bisa jadi pribadi anda sedang dipindai (scan). Lemon-Tea. Bau lemon "cum" rasa jeruk masam segar bergelut dengan bau teh rasanya memb

Terasi dan Mak Irah

Image
2/17/2006 Entah mengapa kantin di Australia kalau menanak nasi selalu terasa mentah sampai-sampai saya jarang sekali makan nasi disana. Akan berbeda misalnya ketika bakso dibalut nasi lalu digoreng, saya amat menyukainya. Jadi ketika di Bekasi saya dimasakkan tempe,sayur kacang panjang, goreng ikan asin, caisim, bayam, kangkung. Wah ini baru Nyam Nyam Bangget. Namun keadaan suka menjadi drama ketika dari hari kehari masakannyakok ajek gitu, kata wong kito "jadi-maleg" - alias enek terenek. Harapvisualisasikan Fuadi yang ketua Artis sedang "ngejadul" pakai bahasawong kito.. Ada apa ini. Dimana keahlian para juru masakku? Daripada "Ya-Ubeng" tidak ketemu jawabannya mending saya melakukaninvestigasi ringan di TKP. Ternyata penyebab semua ini berpangkal pada pemasok Logistik hariankami. Levelnya belum sampai setingkat KSAN yang seloroh atasnyamembuat seorang anggota DPR menuai Ketupat Bengkulu racikan front"Panca Marga". Namanya sebut saja "Ma