Dari Papan Ketik dengan Cinta

Nama Ethiopia tak lepas bayangan tanah luas kering kerontang, tak putus dirundung perang antar tuku (suku), lalu anak-anak berkulit hitam, rambut keriting, perut busung dengan tubuh tulang berbalut kulit, kadang berebut makan dengan burung Condor pemakan bangkai. Sampai-sampai kalau ada anak kurus mrucut kata-kata "seperti anak Ethiopia" - sekalipun negeri ini pernah mempermalukan Amerika. Nama Ethiopia ini pula yang membuat keluarga Fitriah Basyaril meradang antara percaya tidak percaya ketika mendengar anak perempuannya, mahasiswi Universitas di Malang, Jawa Timur akan dipersunting kumbang hitam dari Ethiopia. Lebih sekok (shock) lagi mereka saling kenal melalui papan chatting. Lalu mau dikemanakan keampuhan teknik sortasi bobot..bibit..bebet yang digedang-gedang selama ini. Belum lagi gunjingan tetangga dengan berondongan pertanyaan "gekgek iki, gekgek kuwi. Jangan-jangan ini, jangan jangan itu, jangan-jangan cuma ini dan itu dst.."

Practice makes love.

Semula Fitria ingin mengasah kemampuan bahasa Inggrisnya sementara Aliye, sebagai supir Taxi di Melbourne ia ingin meningkatkan kehidupannya dalam mengetik sehingga siapa tahu bisa bekerja di perusahaan IT. Fitriah,25, dikenal berasal keluarga puritan. Pantang bersalaman dengan lelaki berjenis kelamin NM (non muhrim), dan selalu mengenakan hijab (ini ejaan Australian atas jilbab). Sedangkan Muhidin "Anwar" Aliye, sekalipun tidak punya stambum "surat kelahiran" tetapi mengaku berusia 30, berasal dari suku Oromo Afrika Timur. Sudah itu dia seperti anak yang dibuang oleh keluarganya. Suatu persilangan yang amat dihindari oleh para orang tua. Namun seperti pepatah kalau sudah asam digunung, garam dilautan.

Namun justru kontroversi ini mengundang sutradara TV ABC untuk mengangkat kisah percintaannya. Cinta turun dari papan ketik terjadi sekitar bulan Juni 2001, tiga bulan kemudian Aliye berkeinginan bertemu dengan Fitria sebagaimana layaknya "kopi darat". Eh kok setelah bertemu baru seminggu lamaran diajukan dan proposal diterima, lalu mereka menikah. Dan ini dia..... Fitria diboyong ke Australia. "Tiada cinta diantara kami..," komentar Aliye yang waktu kawin menggunakan adat Jawa Timuran.

"Kalau saja awal mula chatting adalah untuk cari cinta, mungkin berakhir dengan drama. Saya suka dengan cara pendekatan Fitria yang lugas" Cuma kata Aliye, sekalipun keluarga isterinya menjalankan gaya Arab, tak urung instink Jawa atau pengaruh Hindu mencuat kepermukaan. Seperti upacara cuci kaki sang suami, mandi bunga 7 rupa. Bahkan saat perkawinan sebagian rambut depannya dikerik. Sekarang Fitria melahirkan anak keduanya 8 Desember lalu di Melbourne.

Anak pertamanya Siti Kamaliyah malahan dilahirkan di Malang.

Sehari-hari mereka mengikuti gaya hidup Afrika Timur, bahkan bahasa komunikasi dirumah adalah Oromo. Fitriapun selalu berkomunikasi dengan anaknya di rumah dengan Oromo.""Saya belajar juga," kata Fitria yang dikoran Australia milip Lula Kamal itu. Lho kok bukan bahasa Jawa atau Indonesia? Lha itu maunya kita.

Filem kisah percintaan mereka akan ditayangkan oleh stasiun ABC pada hari Senin 27 Desember jam 8 petang. Chatting itu penting, kata slogan group pelawak. Apalagi buat yang cari jodoh.

Melbourne
21 Desember 2004

Comments

Popular posts from this blog

Polisi Ubah Pangkat

Daftar Pemain Nagasasra dan Sabukinten

774-Tongseng Serambi (masjid) Sunda Kelapa