Posts

Showing posts from August, 2007

Jurus Jemput Bola

Jurus Jemput Bola Jumat, 31-08-2007 12:28:29 oleh: Mimbar Saputro Kanal: Gaya Hidup Bagi Andri, pemilik sebuah gerai optik di kawasan Grogol, pengunjung yang sepi bukanlah alasan baginya untuk berkeluh kesah. Tempat usahanya terletak di jalan yang tumplek blek akan kucuran sumber kemacetan. Dari barat sampai ke timur berjajar Universitas Tarumanagara, Trisakti, Pasar Grogol, RS Sumberwaras, perlintasan kereta api yang tak pernah sepi barang dua atau tiga jam sekali, Roxy Square, Roxy Mas, Carrefoure Harmoni. Ia pun sadar lokasi yang dipilihnya pernah terbakar dalam kerusuhan 14 Mei sepuluh tahun lalu. Bagi sementara orang, lokasi niaga demikian sudah kehilangan daya pancarnya. Andai dibangun kembali, dewa keberuntungan sudah kepanasan, dan merat dari sana. Daripada ikutan menyalahkan sebab akibat kejadian masa lampau, ia "cancut taliwanda" - menggulung lengan bajunya. Depot bril yang sepi ditunggui oleh asistennya yang rata-rata berkulit gelap, sementara Andri melakukan gera

Gajahmada

GajahMada Jumat, 31-08-2007 09:23:57 oleh: Mimbar Saputro Kanal: Gaya Hidup Sebuah lintang kemukus (komet) dengan ekor panjang dan terang nampak menyeruak dikedinginan malam di langit Majapahit. Malam itu embun tebal luar biasa menyelimuti Majapahit. Teriakan burung gagak yang menclok di wuwungan istana di malam hari bukan peristiwa biasa. Lampu minyak, obor yang menerangi pelataran kerajaan seperti "mendrip-mendrip" kalah perkasa. Ki Dipo Rumi dan Wongso Banar, peronda kebetulan menguasai dalam "ilmu titen" - kemampuan menandai suatu peristiwa dilihat dari kejadian-kejaidan sebelumnya. Mulai gelisah dan bertanya-tanya. Pertanda apalagi akan menimpa Majapahit. Dengan usianya ia mengalami peristiwa saat Tumapel, di bawah kendali operasi Ken Arok menggempur Kediri, atau saat Singasari dilibas pasukan Jayakatwang sehingga berakibat Kertanegara pralaya. Ini tahun 1319. Sementara Gajahmada yang kala itu masih "krocuk" berpangkat bekel, di bawah wringin kurung

Mendadak digempur Martware

Mendadak Digempur MartWare Jumat, 31-08-2007 13:37:38 oleh: Mimbar Saputro Kanal: Gaya Hidup Bermula dari kebiasaan para tetangga menitipkan tabung elpiji kosong kepada kami, untuk diisikan saat mobil gas milik Jaya Gas, lalu timbul niatan para pimpinan kabinet KTKW (Kanca Tidur Kanca Wingking) untuk menjadi penyalur gas. "Ini peluang," katanya meyakinkanku dipaksa sebagai pemilik modal. Waktu itu hanya satu perusahaan penyalur gas masih terbilang separuh tangan. Yang bonafid yaitu Jaya Gas milik group Ciputra sang pengembang property. Jaya Gas dipilih karena saat itu dia tidak pernah berselingkuh dalam soal isi tabung. Sementara yang lain ada yang tega mengisi dengan air, mirip dengan kasus AVTUR campur air penerbangan Batavia Air di Kalimantan. Untuk menjadi penyalur Gas di Grogol membutuhkan ketekunan, diplomasi. Kadang bertemu staf bertingkah sok preman. Yang harusnya menerapkan falsafah "what can I do for you" sudah tergelincir menjadi "what you can do fo

Terpaksa Hampir Malam di Bali

Yang membuat hati mongkok (menggelembung) ketika pesawat dari Perth bersiap mendarat ke Bali, adalah wajah para turis Australia semangkin (ng) cerah, Bali..Bali, Indonesia kata mereka. Saya membayangkan mereka pulang membawa kenang-kenangan kaos Bir Bintang. Ketika mereka sibuk menurunkan papan selancar dari tempat pengambilan bagasi, saya ngelonyor ke loket keberangkatan dalam negeri. Maklum masih menggembol tiket cadangan ke Jakarta. Melihat panjangnya daftar penumpang cadangan GA 727, Denpassar - Jakarta. Harapan saya seperti melaporkan kehilangan HP ke kantor polisi. Kemungkinan berhasil keangkut cuma tersisa setipis pisau cukur. Untunglah petugas menerbitkan harapan " bapak sendirian?, tidak bawa bagasi? " Kontan saya jawab "Yes", mau rasanya menyodokkan siku saya kebawah seperti yang diperlihatkan di filem olah raga. Paling korban sebuah pemotong kuku dibuang agar tidak mengalami hambatan di pemeriksaan barang kabin nantinya. Biar lebih "yes" lebih

Gulai Petai di Perth, Nyasar di toko Pinky

Selasa, 21-08-2007 14:43:31 oleh: Mimbar Saputro Kadang rindu juga akan masakan Indonesia. Maka TKP di jalan Barrack, Perth menjadi sasaran utama. Dengan tajuk Indonesia Indah, House of Rendang, maka jangan buru-buru memerintahkan enzym dalam perut bahwa anda akan menemukan cita rasa bak Sari Bundo, Simpang Raya atau Sederhana, sebab bagaimanapun pemilik kedai harus menurunkan standar bumbu agar tidak terlalu "merendang banget" sehingga bisa dinikmati perut "Mat Sale" alias bule.Ketika arloji menunjukkan pukul sembilan belas malam, saya sudah berada di mulut pintu masuk. Karena letaknya di lantai dasar, diperlukan tangga untuk menuruninya. Di ujung anak tangga terakhir, sensor elektronik meraba tubuh saya dan langsung berteriak nyaring sehingga seorang anak muda keluar dari dapur. Sambil celingukan. Lalu ia masuk kembali kembali bergumam "kok orangnya tidak ada?," Padahal sosok setinggi 163cm bobot 82 kilo sudah berdiri "ngejogrok" didepan bufet

Dessertarian

Pradep sehari-hari berprofesi sebagai " dokter lumpur " pada rig pengeboran ini termasuk pemangsa sayuran sedari kecil. Maklum didesa asalnya di Bombay mereka dilarang menyantap daging mahluk hidup. Namun susu dan telur diijinkan sebagai pengganti pasokan protein. Yang tidak nahanin , kadang dia kecomelan, " protein bisa diperoleh tanpa daging " - yang biasanya saya jawab enteng kalau makan protein dari tumbuhan saya cepat lapar. sementara susu kurang hopeng dengan perut saya. Tanpa disangka di bawah tenda pada ketinggian 2600 meter di hutan liwang-liwung, Papua Niugini, dengan angin dan halimun dingin mengiris tulang, saya malahan di bombardir debat beliung soal pro dan kontra vegetarian. Kecomelan yang lain dia heran melihat saya sehari-hari memakan talas, seperti cara makan sebagian orang Papua Niugini. " Heran kamu tidak makan nasi atau roti kalau sarapan ." Komentarnya. Teman dari India memang sangat taat kalau sudah bicara mengenai makanan. Mora

Pentil Becak

Image
Mungkin masih ingat masa kecil bermain balon terbang yang diisi gas karbit. Lalu keesokan harinya balon tersebut "ngepleh" tidak mampu terbang lagi. Padahal tidak bocor. Di rig pengeboran, kami sering mengisikan gas yang keluar dari mulut lubang bor, kedalam balon-balon karet tadi. Lalu gas balon kami masukkan kedalam alat khusus gas. Dari analisa gas hidrokarbon tadi bisa dilihat watak sumur yang bersangkutan. Misalnya sudah mengandung banyak air (tak disukai), gas kering atau kondesat. Teknik menyampling gas ini cukup merepotkan dengan ketepatan rendah, sebab terjadi dekomposisi gas sehingga hasil pembacaan menjadi meragukan. Padahal jarak mulut sumur dengan laboratorium sekitar 20 meter panas (lebih sedikit), dengan jarak berjalan kaki tidak sampai satu menit. Toh gas yang dianalisa seperti mau mengatakan bahwa sumur yang dibor bakalan mandul. Belum lagi kalau balon yang hijau keburu meletus sebelum sampai laboratorium. Pasti hatiku amak(k) kacau. Seorang teknisi dari per

Kutangkap dikau lalu kulepaskan

Image
Pak Petrus ini pada bulan Juni 2007 lalu memancing di sungai Ropa. Mula-mula ia pikir cuma ikan kecil saja yang menggigit umpannya. Ternyata seekor Barramundi besar menarik-narik joran pancingnya. Lihatlah bagaimana repotnya pak Petrus menggendong ikan untuk diajak berfoto bersama. Setelah cukup lama berfoto. Ikan segera dilepaskan sebab, ikan sebesar itu masih dibutuhkan kelompoknya untuk berkembang biak. Pak Petrus hanya gemar memancing, itupun dengan teknik agar tidak terlalu menyakiti ikan tangkapannya. Mimbar Bambang Saputro mimbar [dot] saputro [at] gmail [dot]com +62 811806549 - TEXT PLEASE

Berkenalan dengan alam gaib - dua anak kecil hilang

Hari pertama Lebaran begini baru sadar ketika hendak bersilaturahmi kerumah kerabat, jarum penunjuk perut mobil menunjukkan tanda nyaris kosong. Terpaksa ketika orang lain menikmati opor ayam hangat kemebul (asap), ketupat sekel-cemekel (padat), saya dan adik mendapat tugas membeli bensin. Ternyata didalam kota Kotabumi, Lampung Utara, setelah diubek-ubek, semua penjual bensin pada tutup. Sehingga kami mencari pom bensin yang berada diluar kota, biasanya melayani angkutan seperti bis atau truk lintas Sumatra. Saat melewati sebuah permukiman para transmigrasi, Poncowati, saya melihat dua anak perempuan kecil berusia antara enam dan empat tahun berdiri seperti menunggu angkutan. Maklum sekali lagi ini lebaran pertama mereka nampak berdandan habis. Baju merah tipis dari cita kasar, menggunakan selop (terompah) mungkin buatan Tasikmalaya. Tetapi karena berbeda jurusan saya hanya melirik selintas. Kembali dari pom bensin yang juga tutup, sial bener, anak tadi masih berdiri disana, kepanasan

Menulis gara-gara diledek teman

Nama samarannya Tjiptoning. Pria sepuh berbaju batik dengan kacamata tebal dan rambut putih menghias kepalanya ini adalah penulis yang saya kagumi. Sekarang ia duduk didepan kami, para peserta seminar Pendidikan Pers Mahasiswa, disebuah gedung yang kini disulap menjadi hotel mewah di Yogyakarta. Setiap jam enam pagi, saat koran lokal Kedaulatan Rakyat sudah diantar ke pelanggan masing-masing, maka pembaca pertama adalah ibu Kost, 70, dan selalu terkekeh sambil menggumam dalam bahasa Belanda. Ditangan kanannya Suryokonto - kaca pembesar ia ayun ayunkan kedepan seakan-akan hendak memukul gemas sang penulis. Pemandangan bertahun tahun saya saksikan manakala ibu Atmo, induk semang saya, usai menyelesaikan kolom Tjiptoning. Saya sendiri menunggu serial SH Mintardja " Api di Bukit Menoreh ." berdebar menunggu lanjutan pertarungan apakah Kiyai Gringsing memenangkan pertarungan dengan cambuknya yang nggegirisi - menakutkan. " Siapa sih nama sebenarnya Tjiptoning ini, Bu ?"

Berkenalan dengan (Mungkin) Mahluk Negeri Asing.. Cacing Terbang

Berkenalan dengan (Mungkin) Mahluk Negeri Asing.. Cacing Terbang Sabtu, 11-08-2007 08:48:42 oleh: Mimbar Saputro Kanal: Gaya Hidup TKP - sebuah jalan di kota Serang Banten. Usia saya sekitar 4,5 tahun masih TK. Sepulang sekolah saya menyempatkan diri bermain di halaman depan rumah. Favorit bermain adalah dibawah beringin rindang sambil menikmati keteduhan dan berharap bisa menikmati mengalirnya angin. Maklum udara kemarau terasa menyengat. Maka ketika tiba-tiba ada angin berputar bak mini puting beliung sambil mengangkat daun-daun kering beterbangan keatas bersama debu halaman, bagi anak kecil pemandangan tak sehat ini justru menimbulkan kegembiraan tersendiri. Hanya ternyata saya tidak sendirian, sebab mendadak diantara daun tadi seekor cacing atau ular mirip cacing bergelung seperti tumpukan tali kapal dan "terbang" kesana kemari mengikuti kemana saya pergi. Saya pikir cuma halusinasi sehingga malahan menambah keingin tahuan tujuan mahluk "terbang" ini. Ternyat

Cara Kenyang Ala Lupin

Image
Bagaimana menghasilkan makanan yang kaya akan protein, rendah karbo hidrat dan mengandung serat. Begitu pertanyaan dikepala Dr. Jonathan Hodgson dari Universitas WA, Perth. Pertanyaan ini direalisasikan dalam bentuk penelitian sejenis tanaman Lupin. Semula hasil panen bijian Australia 800.000 ton per tahun ini dikhususkan untuk ternak. Namun Hodgson dan teman-temannya melihat kemungkinan lain. Lupin bias dijadikan roti alternative roti tawar biasa, mengenyangkan dan rendah kalori. Bermula dari Oktober tahun lalu, Jonathan dan teman-teman dari UWA School of Medicine melakukan penelitian terhadap enam belas relawan. Selama empat pekan mereka diminta mengganti roti tawar untuk sarapan dan makan siangnya dengan roti lupin. Cerita sukses datang dari nona Jones yang kehilangan bobot empat kilogram dalam empat pekan. "Rasanya roti lupin juga tidak terlalu buruk, bahkan ada rasa kacang didalamnya," begitu pengakuannya. Berbeda dengan temannya, maka relawan Jarvis mengaku tidak kehila

Buku Harian (bekas) Peternak Gurami - Mendadak Dukun

Saya tengok arloji mengarah pada jam dua jam sebelum tengah malam. Seharian penuh saya mengontrol kolam gurami, tak terasa hari sudah malam. Kulit leher dan bahu mulai merasakan sengatan matahari yang semula tak diindahkan. Hasil kebun Citayam berupa Daun singkong, daun pepaya muda, singkong sudah dimuat kedalam kendaraan untuk oleh-oleh tetangga di rumah Grogol. Kalau tidak ingat besok harus ke kantor rasanya berat untuk melepas dingin malam, suara air yang saling memecah, terkadang kecipak air yang ditimbulkan ikan Gurami yang berkejar-kejaran. Namun diantara gelapnya malam, sesosok tubuh tinggi kurus nampak mendekati kami. Rupanya bang Manaf seorang pekerja serabutan mengabarkan bahwa adik iparnya mengamuk sampai harus diikat. Rupanya sang adik sudah lama menderita sakit, lantaran kehabisan uang dan si sakit tak kunjung sembuh, ia dijemput balik oleh keluarganya dan bermaksud diterapi oleh orang pintar. Sampai di rumah ia malahan mengamuk sehingga menghebohkan se RT-RW Citayam. Sepe