Posts

Showing posts from 2003

Sutradara

Pulang dari kantor, Erni pasangan Monogami saya berceloteh macam-macam. Salah satunya kasus penculikan bocah bernama Heikel Muttahari. Rupanya sejak Sinetron Bocah Cilik Dulce Maria, rampung ditayangkan ia sudah kehilangan selera menonton Sinetron. Sebagai gantinya acara "Derap Hukum", dsb menjadi santapannya sebagaimana layaknya seorang "coach potatoes." Saya hanya mendengarkan ocehannya sambil leyeh-leyeh tiduran. Soalnya dari "respons" yang dia berikan [Mandra kalau muncul di TV selalu mengatakan istilah input sebagai respons], kadang merupakan bahan mentah untuk menulis di milis ini. Pernah sekali dia cerita sehubungan dengan Keladi Tikus ada seseorang mencari alamat kami GajahSora. Orang tersebut mengaku telah berjam-jam mereka berputar sekitar jalan HayamWuruk Jakarta Pusat tetapi alamat kami tidak juga ditemukan. Usut-punya usut ternyata ada interpretasi miring yang disampaikan oleh asisten penilpun tersebut. Gara-gara nama GajahSora sudah mengala

RI Satu Setengah

RI-satu dan RI dua Istilah RI-1 biasanya dipakai oleh para pengawal pribadi, petugas kepolisian bila merujuk kepada Presiden Republik Indonesia (minus Sipadan dan Ligitan) RI-2 biasanya dipakai oleh Wakil Presiden, yang saat ini adalah Presiden sebuah partai Politik yang seperti layaknya pimpinan kita, kata-katanya selalu membingungkan lantaran mbelebet, kadang mendukung, kadang tidak mendukung, pokoknya lihat arah angin kemana gitu. RI- Satu Setengah Antara RI-1 dan RI-2, ada RI Satu-Setengah, lho kok seperti pesen nasi jamlang pake setengah segala?. Rupanya istilah ini merujuk kepada seorang Taufik Kiemas (60) dalam peluncuran bukunya Tanpa Rakyat Pemimpin Tak Berarti Apa-apa, di Bali tempo hari. Tentunya ini sekadar sindiran atas besarnya pengaruh dalam pembuatan policy sang Presiden yang notabene adalah isterinya. RI-TIGA? Tapi ada istilah baru yakni "RI-3", yang berada diluar jalur birokrasi. Ceritanya seorang tokoh yang didaulat berbicara dalam acara Malam Renungan da

Tanaman yang ada daya linuwihnya

KEMBANG DAYANG Ini cerita prof Usup seorang guru besar IPB. Sekitar tahun 70-an di alun-alun didepan kotamadya Bandung yang kalau malam diisi dengan acara bisnis olah raga ala "senam Arab" - disebut olah raga sebab ada gaya tandemnya segala seh... Lalu pagar didepan komad tadi ditanami tanaman kembang "dayang" yang hanya mengeluarkan aroma harum ba'da Isya (jam 7 malam lebih). Eh entah kebetulan apa gimana gitu sejak perdu ini ditanam dan berbunga lalu terjadi keanehan dimana para pekerja senam tandem tadi merasakan satu persatu ditinggalkan pelanggannya, sekalipun nilai kontrak sudah diturunkan. Sudah diajak nego berkali-kali tetap saja para PHB meninggalkan PPS (catatan PHB= pria hidung belang, PPS (perempuan pekerja seks). Daripada gara-gara tulisan ini ruumah saya diserbu dikira "jual kembang dayang", maka saya belum dapat info akhir apa sih nama latinnya kembang dayang ini. Di Internet memang disebut sejenis gladiol dengan varietas "dayang&q