Mart-Ware
Sun Nov 27, 2005 3:14 am
Bermula dari kebiasaan para tetangga menitipkan tabung elpiji kosong kepada kami, untuk diisikan saat mobil Jaya Gas datang, lalu timbul niatan untuk menjadi penyalur gas. Waktu itu hanya satu perusahaan yang bonafid yaitu Jaya Gas milik group Ciputra sang pengembang property. Jaya Gas dipilih karena saat itu dia tidak pernah berselingkuh dalam soal isi tabung. Sementara yang lain ada yang tega mengisi dengan air, mirip dengan kasus AVTUR campur air penerbangan Batavia Air di Kalimantan.
Untuk menjadi penyalur Gas di Grogol membutuhkan ketekunan, diplomasi. Kadang bertemu staf bertingkah sok preman. Yang harusnya “what can I do for you” sudah tergelincir menjadi “what you can do for me.” Singkat cerita kami berhasil menjadi agen Gas. Minggu pertama laku 10 tabung elpiji itupun dengan bonus mulut meniran lantaran promosi kemana-mana. Lama-kelamaan 50 tabung bisa laku dalam sehari, belum lagi usaha sampingan menservis kecil-kecilan kompor gas rusak yang sebetulnya cuma selang gas mampat oleh kotoran.
JADI PENYALUR AQUA
Eh kok kebetulan para snobis Grogol mulai "titip" lagi tabung AQUA untuk diisikan manakala mobil AQUA lewat. Kesempatan inipun kami genjot menjadi penyalur AQUA, sampai-sampai saya dipiknikin ke Gunung Salak dan fasilitas penyimpanan AQUA. Maaf, tolong ya, bayangkan beberapa tahun kebelakang saat cara berfikir "cuma air mentah saja kok mahal" - ke menjadi ketergantungan ARRRQUA (ini kata orang Madura), memerlukan usaha lama lho. Dulu ada pemeo "cuma orang gila yang mau minum air bening, tidak direbus, mahal pula."
Belakangan para salesman yang memang tajam penghendusan bisnisnya, dari satu orang akhirnya sampai gerudukan menawarkan jasa seperti Kacang 2K (ini bukan v ersi window), kwaci, es krim sampai akhirnya toko berubah menjadi mini market. Sejak itu kaos saya "BERMEREK TERKENAL", maksudnya merek Kacang Garing, Kacang Pilus, Es Krim, ballpoint belum lagi hadiah semacam jam dinding, fulpen. kertas bon dsb.
Apalagi perusahaan besar semacam susu IndoMilk, IndoMie ikut masuk memasok dagangan dengan harga "konsinyasi" - alias kalau laku dibayar, kalau rusak akibat ngengat atau tikus langsung diganti, kalau barang kadaluarsa bisa ditukar. Semua datang mengetuk di depan pintu.
SANG SUPERVISOR CANCUT TALIWANDA
Lalu para Supervisor turun tangan membantu kami, mengasuh pengusaha kecil agar bisa bertahan maju diderasnya persaingan. Betah "sejem dua jem" ikut menyusun display barang dagangan kami, terutama produk berawalan INDOXXX. - masih diiming-imingi penampilan terbaik mendapat hadiah menarik (kalau masih ada stok).
Belakangan, sang Supervisor yang mukanya mirip Cuncun jawara "bola tepok" dengan mobil Katana Putih (ini tahun 1985-1990-an bung), sudah tak nampak lagi, padahal biasanya dua hari sekali usai pulang kantor ia rajin menyambangi kami. Ternyata sebagai gantinya, ia sudah memarkirkan Katananya di lokasi lain, bukan sebagai Supervisor melainkan "owner". Mereka mendirikan IndoMart, CeriaMart, hantublauMart yang kemudian diikuti oleh para clowner lainnya.
Jelas kami usus-buntu ditandingkan dengan predator model Indomart lengkap dengan ruang berpendingin udara, dan ajaib harga dipatok lebih miring dari sekedar "jigo, gocap,cepek" - tak ayal pelanggan berpaling. Apalagi kompetisi lain seperti toko Babah Asiang, Babah Acing dan toko-toko Babah lainnya di Grogol juga "partisipasi" ikutan buka agen Gas, agen AQUA, bahkan sekarang air isi ulang. Akibatnya usaha dipangkas tinggal ELPIJI dan AQUA, mengingat pelanggan memang masih belum berpaling.
Kalau di dunia maya kita kenal Spyware, AdWare. Praktek bisnis mengenal MartWare, yaitu orang yang "baik,sempurna,tanpa pamrih" datang membantu kita padahal sejatinya adalah "spy" para Mart atau SuperMart yang mengawasi gerak-laku, taktik-bisnis pesaing, untuk dilaporkan keperusahaan induknya. Persaingan dagang biasanya berakhir dengan bertekuk lututnya sang pemilik modal pas-pasan akibat bujuk rayu ala "anak asuh"
Threre is no free lunch in the real world....
Jadi mengkeret hendak berbisnis ?
Jangan kuatir, besok anda bangun pagi, semua sudah lupa kok.
Mimbar SAPUTRO
Perairan Timor Leste
25 November 2005
Bermula dari kebiasaan para tetangga menitipkan tabung elpiji kosong kepada kami, untuk diisikan saat mobil Jaya Gas datang, lalu timbul niatan untuk menjadi penyalur gas. Waktu itu hanya satu perusahaan yang bonafid yaitu Jaya Gas milik group Ciputra sang pengembang property. Jaya Gas dipilih karena saat itu dia tidak pernah berselingkuh dalam soal isi tabung. Sementara yang lain ada yang tega mengisi dengan air, mirip dengan kasus AVTUR campur air penerbangan Batavia Air di Kalimantan.
Untuk menjadi penyalur Gas di Grogol membutuhkan ketekunan, diplomasi. Kadang bertemu staf bertingkah sok preman. Yang harusnya “what can I do for you” sudah tergelincir menjadi “what you can do for me.” Singkat cerita kami berhasil menjadi agen Gas. Minggu pertama laku 10 tabung elpiji itupun dengan bonus mulut meniran lantaran promosi kemana-mana. Lama-kelamaan 50 tabung bisa laku dalam sehari, belum lagi usaha sampingan menservis kecil-kecilan kompor gas rusak yang sebetulnya cuma selang gas mampat oleh kotoran.
JADI PENYALUR AQUA
Eh kok kebetulan para snobis Grogol mulai "titip" lagi tabung AQUA untuk diisikan manakala mobil AQUA lewat. Kesempatan inipun kami genjot menjadi penyalur AQUA, sampai-sampai saya dipiknikin ke Gunung Salak dan fasilitas penyimpanan AQUA. Maaf, tolong ya, bayangkan beberapa tahun kebelakang saat cara berfikir "cuma air mentah saja kok mahal" - ke menjadi ketergantungan ARRRQUA (ini kata orang Madura), memerlukan usaha lama lho. Dulu ada pemeo "cuma orang gila yang mau minum air bening, tidak direbus, mahal pula."
Belakangan para salesman yang memang tajam penghendusan bisnisnya, dari satu orang akhirnya sampai gerudukan menawarkan jasa seperti Kacang 2K (ini bukan v ersi window), kwaci, es krim sampai akhirnya toko berubah menjadi mini market. Sejak itu kaos saya "BERMEREK TERKENAL", maksudnya merek Kacang Garing, Kacang Pilus, Es Krim, ballpoint belum lagi hadiah semacam jam dinding, fulpen. kertas bon dsb.
Apalagi perusahaan besar semacam susu IndoMilk, IndoMie ikut masuk memasok dagangan dengan harga "konsinyasi" - alias kalau laku dibayar, kalau rusak akibat ngengat atau tikus langsung diganti, kalau barang kadaluarsa bisa ditukar. Semua datang mengetuk di depan pintu.
SANG SUPERVISOR CANCUT TALIWANDA
Lalu para Supervisor turun tangan membantu kami, mengasuh pengusaha kecil agar bisa bertahan maju diderasnya persaingan. Betah "sejem dua jem" ikut menyusun display barang dagangan kami, terutama produk berawalan INDOXXX. - masih diiming-imingi penampilan terbaik mendapat hadiah menarik (kalau masih ada stok).
Belakangan, sang Supervisor yang mukanya mirip Cuncun jawara "bola tepok" dengan mobil Katana Putih (ini tahun 1985-1990-an bung), sudah tak nampak lagi, padahal biasanya dua hari sekali usai pulang kantor ia rajin menyambangi kami. Ternyata sebagai gantinya, ia sudah memarkirkan Katananya di lokasi lain, bukan sebagai Supervisor melainkan "owner". Mereka mendirikan IndoMart, CeriaMart, hantublauMart yang kemudian diikuti oleh para clowner lainnya.
Jelas kami usus-buntu ditandingkan dengan predator model Indomart lengkap dengan ruang berpendingin udara, dan ajaib harga dipatok lebih miring dari sekedar "jigo, gocap,cepek" - tak ayal pelanggan berpaling. Apalagi kompetisi lain seperti toko Babah Asiang, Babah Acing dan toko-toko Babah lainnya di Grogol juga "partisipasi" ikutan buka agen Gas, agen AQUA, bahkan sekarang air isi ulang. Akibatnya usaha dipangkas tinggal ELPIJI dan AQUA, mengingat pelanggan memang masih belum berpaling.
Kalau di dunia maya kita kenal Spyware, AdWare. Praktek bisnis mengenal MartWare, yaitu orang yang "baik,sempurna,tanpa pamrih" datang membantu kita padahal sejatinya adalah "spy" para Mart atau SuperMart yang mengawasi gerak-laku, taktik-bisnis pesaing, untuk dilaporkan keperusahaan induknya. Persaingan dagang biasanya berakhir dengan bertekuk lututnya sang pemilik modal pas-pasan akibat bujuk rayu ala "anak asuh"
Threre is no free lunch in the real world....
Jadi mengkeret hendak berbisnis ?
Jangan kuatir, besok anda bangun pagi, semua sudah lupa kok.
Mimbar SAPUTRO
Perairan Timor Leste
25 November 2005
Comments