Microsoft bagi uang gratis??? Wake Up MyMan!!!
Microsoft bagi-bagi hadiah? – demikian kesan tertangkap dari email yang datang bak Rita dan Kathrina datang berjamaah, gulung bergulung menerpa layar monitorku.
Paling tidak itulah terlintas dalam benak saya.
Emangnya Microsoft kurang kerjaan, atau merasa kurang kesohor sehingga melakukan taktik cari popularitas murahan tapi tidak murah pakai cara teramat primitip en ultra mudah untuk mengisi pundi anda secara langsung, hanya modal paru-paru dan tombol REPLY ? – Memang siyyyh, tampak meyakinkan tulang sumsum. Email ditambahi embel-embel footer seakan dari email perusahaan luar negeri bonafid. Lalu kesaksian ala negeri antah berantah seperti dulu nggak percaya setelah dicoba benerx lox sekian ratus dollar masuk langsung ke pundi kita.
Baca email beginian pertama senyum karena ada silaturahmi. Namun spleterannya adalah “gangguan teknik”, seperti dialam nyata apa yang terjadi, orang dapat rejeki seratus ribu dollar tidak akan makloemat keseantero jagat. Dia akan buat rekening baru lagi pakai keterangan lain kalau perlu direkasasa, dan angkat tilpun lagi ke alamat yang sama lalu dapat lagi seratus ribu dollar lagi. Kalau sudah puas dapat harta karun, lantas bisik-bisik kepada adik, anak dan kerabat sebab untuk melakukan hal yang sama – Lha wong, semisal, naik gaji atau bonus dari boss.
Biasanya si beruntung begitu keluar kamar boss bakalan langsung tatrap aji gerakan tutup mulut, “aja kandani kancane ya, bisa gegeran sak tanah Jawa”, soalnya hadiah teramat exclusif cume guwe aje yang dapet langsung “mak plencing” kabur menjauhi teman lain kuatir diinterogasi.
Ini dapat 100 rebu bucks bikin wara-wara. Gile cing emangnya kita hidup di alam Perfect World? Saat Putri Nirmala selalu hadir ketika si sirik menggangu anak tak berdosa. Hare geneh….
Saya tidak tega menyitir dagelan Basiyo “kok nyimut, duite mbahmu po?”
Kalau yang berita beginian, masih juga kita percaya dibalik kata sakti bersayap “rizki bisa datang dari mana saja” atawa “nggak salah mencoba” – maka ada
baiknya kita menyenandungkan selirik bait “to good to be true” yang biasanya justru syair lainnya kita hapal “I love you baby… na na na na” – intinya kalau ada tawaran terlampau amat menggiurkan, dengan cara terlampau amat mudah, seksama dan sesingkat-singkatnya ada baiknya melirik pepatah dari Palembang …
kalau ada keju didepan mata, pikirkan perangkap (tikus) dibelakangnya.
Mohon maaf saja, anda diminta untuk membayangkan ada perangkap jepit, ditengahnya menyembul sepotong Keju Craft yang digaet pada perangkap pegas super sensistip siap menjepit tubuh tikus yang sedang dirayu keju. Lalu ada balon kecil diatas kepala tikus bertuliskan “Cheese or Traps”
Yang dikuatirkan justru sebaliknya. Tatkala seseorang “berbaik” hati menanyakan bank account kita, disaat itulah peluang ternyadi penipuan akan terjadi. Contoh dimasyarakat sudah banyak.
Robert D. Hare, seorang pakar dari Universitas Columbia, bilang untuk berhati-hati terhadap penampilan adigung, serba sempurna dengan judul “The Perfect Man, The Best Actor, The Mask of Sanity, The Mask of Religion, The Best Liar, Master of Manipulation, The Predator” yang biasanya muncul dalam bentuk Monster Berwajah Malaikat. Mudah-mudahan nalar kita belum reyot-reyot amat, untuk mempercayainya. Itu kalau percaya omongan saya. Bagi yang tak setuju ya mohon maaf, saya bisa bilang “monggo mawon”
Hanya ingaty basic formula " there is no free lunch"
24/10/05
Mimbar Bambang S. van Rawabogo juga manusia
Paling tidak itulah terlintas dalam benak saya.
Emangnya Microsoft kurang kerjaan, atau merasa kurang kesohor sehingga melakukan taktik cari popularitas murahan tapi tidak murah pakai cara teramat primitip en ultra mudah untuk mengisi pundi anda secara langsung, hanya modal paru-paru dan tombol REPLY ? – Memang siyyyh, tampak meyakinkan tulang sumsum. Email ditambahi embel-embel footer seakan dari email perusahaan luar negeri bonafid. Lalu kesaksian ala negeri antah berantah seperti dulu nggak percaya setelah dicoba benerx lox sekian ratus dollar masuk langsung ke pundi kita.
Baca email beginian pertama senyum karena ada silaturahmi. Namun spleterannya adalah “gangguan teknik”, seperti dialam nyata apa yang terjadi, orang dapat rejeki seratus ribu dollar tidak akan makloemat keseantero jagat. Dia akan buat rekening baru lagi pakai keterangan lain kalau perlu direkasasa, dan angkat tilpun lagi ke alamat yang sama lalu dapat lagi seratus ribu dollar lagi. Kalau sudah puas dapat harta karun, lantas bisik-bisik kepada adik, anak dan kerabat sebab untuk melakukan hal yang sama – Lha wong, semisal, naik gaji atau bonus dari boss.
Biasanya si beruntung begitu keluar kamar boss bakalan langsung tatrap aji gerakan tutup mulut, “aja kandani kancane ya, bisa gegeran sak tanah Jawa”, soalnya hadiah teramat exclusif cume guwe aje yang dapet langsung “mak plencing” kabur menjauhi teman lain kuatir diinterogasi.
Ini dapat 100 rebu bucks bikin wara-wara. Gile cing emangnya kita hidup di alam Perfect World? Saat Putri Nirmala selalu hadir ketika si sirik menggangu anak tak berdosa. Hare geneh….
Saya tidak tega menyitir dagelan Basiyo “kok nyimut, duite mbahmu po?”
Kalau yang berita beginian, masih juga kita percaya dibalik kata sakti bersayap “rizki bisa datang dari mana saja” atawa “nggak salah mencoba” – maka ada
baiknya kita menyenandungkan selirik bait “to good to be true” yang biasanya justru syair lainnya kita hapal “I love you baby… na na na na” – intinya kalau ada tawaran terlampau amat menggiurkan, dengan cara terlampau amat mudah, seksama dan sesingkat-singkatnya ada baiknya melirik pepatah dari Palembang …
kalau ada keju didepan mata, pikirkan perangkap (tikus) dibelakangnya.
Mohon maaf saja, anda diminta untuk membayangkan ada perangkap jepit, ditengahnya menyembul sepotong Keju Craft yang digaet pada perangkap pegas super sensistip siap menjepit tubuh tikus yang sedang dirayu keju. Lalu ada balon kecil diatas kepala tikus bertuliskan “Cheese or Traps”
Yang dikuatirkan justru sebaliknya. Tatkala seseorang “berbaik” hati menanyakan bank account kita, disaat itulah peluang ternyadi penipuan akan terjadi. Contoh dimasyarakat sudah banyak.
Robert D. Hare, seorang pakar dari Universitas Columbia, bilang untuk berhati-hati terhadap penampilan adigung, serba sempurna dengan judul “The Perfect Man, The Best Actor, The Mask of Sanity, The Mask of Religion, The Best Liar, Master of Manipulation, The Predator” yang biasanya muncul dalam bentuk Monster Berwajah Malaikat. Mudah-mudahan nalar kita belum reyot-reyot amat, untuk mempercayainya. Itu kalau percaya omongan saya. Bagi yang tak setuju ya mohon maaf, saya bisa bilang “monggo mawon”
Hanya ingaty basic formula " there is no free lunch"
24/10/05
Mimbar Bambang S. van Rawabogo juga manusia
Comments