Ayam yang bisa berenang

Menu favorit kalau santap ikan bakar di Muara-Karang. Warnanya abu-abu bertotol putih, kulitnya kasar seperti ampelas nomor 1, dan memiliki tembolok sehingga kondang dengan ikan-ayam (bukan Iwak Pitik orang Jawa). Ketika orang lain membuang tembolok karena "geli", saya mengunyahnya karena memang unik. Harganya relatif murah namun untuk "prime time" dibakar, saat bertemu dengan gigitan, dagingnya kenyal, melawan. Apalagi pakai bumbu kecap. Sayangnya saya kurang sreg dengan sambal buatan mereka. Sederhana, kurang kecap Bango. Kelebihan akan kulit tebal ini berfungsi sebagai termos alam sehingga begitu diangkat dari bara arang kelapa, sekalipun kulitnya sudah terasa dingin tapi coba robek isi dalamnya. Alamaaak, ada panas menyengat masih bergerilya disitu. Mirip fungsi kulit ubi-kayu atau Singkong yang menyimpan panas. Sayang promosi demikian, kurang dimiliki oleh para penjual yang rata-rata orang Makasar.

Comments

Popular posts from this blog

Polisi Ubah Pangkat

Daftar Pemain Nagasasra dan Sabukinten

774-Tongseng Serambi (masjid) Sunda Kelapa