Bus Lorena siapa yang punya

Date: Fri Nov 7, 2003 10:09 am 12436

Bagi anda yang senang berpergian dengan bus antara Jawa, Bali dan Sumatera maka nama Bus Lorena pasti tidak asing lagi ditelinga. Bahkan perusahaan yang terbilang 30 tahun beroperasi ini termasuk bus papan atas. LORENA adalah nama anak pertama dari pemiliknya GT Soerbakti. Usahanya dimulai pada 1973 dengan modal 15 juta ia memulai usaha bisnis Mercy karoseri Telaga Herang sebanyak 2 buah.

Pertama-tama tidak terpikirkan olehnya bahwa memiliki bis berarti harus ada parkir, montir, dan garasi. Dan dengan jungkir balik semua bisa dipenuhinya dengan cara memarkir kendaraan di halaman kantornya (waktu itu ia masih aktif di dinas kemiliteran dengan pangkat Lettu). Halangan lain, dia harus mengurus perijinan Trayek dimana bisnya lewat. Waktu itu ia harus berurusan dengan Pemda Jabar dan DKI.

"Semua dilakukan secara learning by doing," demikian kenang Surbakti dalam wawancara di Kontan.

Kenapa bus Lorena umumnya didominasi warna hijau, ternyata ini tak lepas dari kecintaannya akan korps DumpTruk tempat ia berdinas militer dulu. Sekarang Lorena menjadi VP dan adiknya menjadi asisten VP. Semacam peremajaanlah.

Mimbar Seputro
0811806549
Jakarta, Thursday, November 06, 2003

"Every person fails. Champions simply get up and begin again"


From: "hari prasetyo"
Date: Fri Nov 7, 2003 10:59 am
Subject: Sejarah Maju Lancar


Terpancing dengan cerita Pak Mimbar maka saya juga mau ikutan ach....

Pemilik PO Maju Lancar adalah Sutrisno pernah menjadi Bupati di Pacitan juga sebagai sponsor cikal bakal Campur Sari/Mantous dan usaha angkutannya dilanjutkan kepada anak-anaknya. Waktu sekolah SPMA di Solo pemuda Sutrisno mulai nyambi kerja, menjadi kenek angkot yang dilakukannya usai pulang sekolah. Lulus sekolah ia bekerja disatu lembaga yg menyalurkan bantuan luar negeri untuk anak dan ibu di daerah minus Gunung Kidul, Wonosari. Seorang anak gadis SD Pathuk, memikat hatinya lalu dinikahinya.

Sutrisno mendapat kesempatan menangani projek kecil untuk daerah-daerah tertinggal seperti rumah sehat, jalan desa, jamban keluarga yang ternyata banyak membutuhkan kendaraan. Dibelinya sebuah Chevy tua yang masih harus diengkol dari depan untuk menghidupkannya. Di kantor mobil dijalankan oleh supir nanti setelah pulang baru Sutrisno yang menjalankannya.

Isinya Jenazah.
Suatu ketika pernah dapat oder tarikan membawa lemari. Sesampai di tujuan seisi rumah menerima lemari ini dengan sambil menangis. Ternyata didalam lemari adalah jenasah, pihak keluarga minta maaf karena mereka tdk mampu menyewa ambulan. Akhirnya Sutrisno membebaskan ongkos angkutan kepada pihak yang tertimpa kesedihan.

Usaha angkutannya makin membaik dengan management "kampung" usaha ini dijalankan akhirnya bisa memiliki armada puluhan berupa minibus, jurusannya masih antar kecamatan saja, kemudian semua armada diganti dengan hadirnya Colt Diesel.

Bosan minibus ia membeli 2 buah bis bekas dari "Yogya Cepat" (salah satu bisnya masih beroperasi sampai saat ini) usaha berkembang sampai dengan 8 unit dengan trayek Yogya-Wonosari, tahun 1991 beliau bertemu ibu saya (Harry) yg kebetulan kakak kandungnya, rasanan mau masuk jakarta dan kebetulan ibu memiliki back ground di transportasi, akhirnya dibelilah 4 unit Bis Hino Pesek. Baru dua bulan ber operasi salah satu bisnya terbalik di tol Cikampek. Mobil hancur total sementara sang sopir kabur. Asuransi Jasindo mengganti hingga 80%. Isu datang menerpanya dengan rumor bahwa Maju Lancar mengorbankan nyawa untuk tumbal bis yang baru.

Setelah jatuh bangun akhirnya usaha tersebut berkembang pesat, saat ini lebih dari 100 bis armada yg dimiliki dengan route, Jakarta-Yogya, Yogya-Bandung, Yogya-Sumatra, Yogya-Semarang, Yogya-Cirebon.

Suatu usaha yg diawali dari "Nol" tapi dengan kegigihan dan usaha keras bisa maju dan berkembang....

:)HP

Comments

Anonymous said…
hey.. apa anda yakin lorena dari dulu hanya dimiliki oleh ayahnya 'lorena'?

hehe.. ada sejarah yg pelik dr lorena..
Terimakasih atas komentarnya. Kalau anda punya info untuk dibagikan disini tentunya saya akan sangat sangat berterimakasih.

Mimbar
Anonymous said…
surbakti adalah pemilik lorena?
pemilik setelah menjadi 'perampas'

seorg yg dahulu hanya menjadi bawahan memang sering kali menjadi 'kalap'

semoga sukses 'pemilik',
semoga panjang umur

Popular posts from this blog

Polisi Ubah Pangkat

Daftar Pemain Nagasasra dan Sabukinten

Menu Makanan Kantin di Rig Terapung