Artikel #920 Nasi Padang Tanpa Greget

Seorang family yang sudah sepuluh tahun tinggal di Singapura mengajak saya menikmati masakan Padang yang kesohor di Singapura.

"Pemiliknya orang Padang aseli, kelihatannya menikah dengan orang Singapura lalu membuka warung padang dan diberi nama RM Nasi Padang River Valley."

"Siang malam warung ini tak pernah sepi pembeli, pernah sebuah rumah makan "Mayang Sari" membuka kedai yang sama disebelah River Valley. Sekalipun masakannya lebih bersih, warna sayurannya lebih menggiurkan namun, hanya beberapa waktu pelanggan kembali kepada yang aseli yaitu River Valley," tambahnya meyakinkan.

Ketika saya memasuki restoran ini, kata-katanya memang terbukti. Pembeli seperti tak habis-habisnya mendatangi warung ini. Pemiliknya ibu haji yang aseli Sumatera Barat kadang keluar menyapa pelanggan. Sebuah klipping tabloid menempel didinding kedai menyatakan bahwa "resep masakan padang ini telah direkam dalam disket dan disimpan dalam lemari besi sehingga dijamin tidak ada yang mengopinya.."

Oh ya karena ini di Singapura, saya terpaksa mengambil sendiri sepotong ikan goreng, perkedel, cumi-cumi, babat sapi, gula ayam dan sayur kacang. Untuk nasi, tersedia nasi putih dan nasi kuning gurih yang semuanya dihidangkan dalam piring melamin.

Karena nasi dan masakan yang dihidangkan kedai di Jalan Zion no 55 ini dalam keadaan sudah dingin maka hilanglah sensasi jari ditarik sambil dilentikkan keudara lantaran tersengat nasi atau masakan panas. Disamping rasa masakan yang kurang greget sebab telah disesuaikan dengan selera orang Singapura

Ah, saya kehilangan lalap daun singkong dan sambal hijau.

Catatan:
Soal nasi Kapau, nasi Padang terimakasih kepada teman yang telah memberikan komentarnya

Comments

Anonymous said…
Sampai sekarang aku misih belum “ ngeh “ apa sih beda antara nasi kapau melawan nasi padang. Kawanku bilang kalau nasi kapau lebih banyak lado, dan seperti mas Andi bilang dibawah ada usus yang diisi dengan telor di ublek. Aku pernah mencobai dua-duanya eh.. tetap saja rasanyo samo. Mungkin lidah jawo tidak sensitive yo. Kawanku yang lain penggemar berat nasi padang, saban hari menu tak pernah berubah nasi padang dan padang lagi, Cuma bedanya order belinya di tempat yang berbeda-beda. Senin di sederhana, selasa di siang malam, rabu di pagi sore, kamis di restu bundo begitu seterusnya. Seperti biasa nasi sakpetuthuk, di atasnya di taruh gulai ayam, sayur nangka sambel cabe ijo dan rendang , dibungkus ketat karet dua. Aku perhatikan sebelum dibuka bungkus di net-net ( ditekan tekan ) sebentar, di bukak byak, lantas di lahap dengan penuh gusto. Peluh ber cucuran dan whuhaahh.. whuaahh kepedasan…..

Salam,Endang.
Anonymous said…
Wah, cerita Pak Mimbar bikin saya lapar nih..
kangen sama nasi padang, yang khas nya lagi namanya Nasi Kapau.
Kalau nasi kapau ini lebih terasa bumbunya, ada gulai rebung
dan tambunsu. Tambunsu itu usus yang di isi dengan telur.
Maklum pak, dah lama gak makan nasi padang, tiap hari paling
"Fish & Chips", dan sesekali beef.

Salam dari North Sea
Anonymous said…
ngomong2 tentang masakan padang, apa mas Mim punya
warung masakan padang favorit di daerah jakbar atau
tangerang? minggu depan saya akan ke jakarta dan akan
disana cukup lama.

makasih.

rinta, USA
Anonymous said…
Nasi Kapau itu khas masakan dari Desa Kapau. Yang membedakan adalah ada Sayur Kapau (seperti lodeh pedas, sayurannya menggunakan Kol Kerinci yang khas, bumbu masakan Kapau lebih menyengat. Masakan Padang itu sebetulnya mewakili Sumatra Barat keseluruhan. Sebetulnya tiap daerah ada ciri2 khas-nya. Ada masakan Pariaman, Batusangkar, Bukittinggi. Kalau mau Bebek Hijau, itu khasnya Koto Gadang Bukittinggi. Sate Pariaman berbeda dengan Sate Padang (mirip sih bahan dasarnya, hanya yang satu lebih terasa kunyitnya dari yang lain) Mangkanya saus sate Padang itu berbeda-beda warnanya.

Hari-hati, walaupun kita makan ke Rumah Makan Nasi Kapau, kalau kita pesannya bukan Nasi Kapau ya dikasihnya akan nasi Rames Biasa. Tapi kalau kita minta Nasi Kapau, baru dikasih yang campurannya khas Kapau termasuk "Lodeh" pedesnya itu.

Habash
Anonymous said…
Nasi Kapau memang termasuk masakan Padang juga, cuma lebih khas. Kalau masakan Padang yang biasanya berasal dari Minangkabau (atau Sumatera Barat) pada umumnya, maka Nasi Kapau berasal dari daerah Kapau, suatu kampung di dekat kota Bukittinggi. Nasi Kapau memang bumbunya lebih terasa dan lebih “menggigit”. Hidangan khasnya adalah “gulai cubadak (nangka) dengan kacang panjang”, yang kadang-kadang dicampur dengan rebung. Ditambah dengan menu lainnya seperti dendeng, rendang, gulai tambunsu, goreng baluik (belut), dll tapi dengan bumbu yang lebih terasa, nasi Kapau memang lebih istimewa. Tapi hati-hati, biasanya lebih pedas juga karena mereka memakai cabe asli dari Padang yang lebih kecil dan lebih pedas……

Isra
Anonymous said…
Wah saya bertambah kangen sama tanah air. Kebetulan mengidam2 masakan Padang. Belum pernah ketemu restoran Padang di New Zealand. Waks!! Saya jadi teringat dengan nasi rames bikinan salah satu restoran Padang di AerMolek, Rengat, Riau. Nasi ini campuran dari nasi hangat yang wangi ngepul-ngepul, lado ijo (katanya sih sambalnya orang Padang ga pake cabe rawit atau cabe merah tapi pake cabe ijo thok), gulai daun singkong (kadang-kadang dicampur sama daun pepaya-waks!), rendang yang harum sekali--rasanya sangat menakjubkan lidah sekaligus bikin kangen, tidak terlalu asin, tidak terlalu manis, dan warnanya tidak hitam, tapi merah!!, terus ayam goreng balut putih telur, paru2 goreng yang kering kriuk kriuk, asli, saya jadi lapar!!

Regards,
Arfi B
NZ

Popular posts from this blog

Polisi Ubah Pangkat

Daftar Pemain Nagasasra dan Sabukinten

774-Tongseng Serambi (masjid) Sunda Kelapa