879 - Sex dilihat dari tiga huruf pertama

Kata orang, kemampuan esek-esek seorang pria dilihat dari ukuran jempolnya. Tapi bagi Erni perawan ting-ting asal Solo ini, entah sengaja atau tidak dilihat ia mencari pasangan berdasarkan tiga huruf nama depannya.

Bagaimana tidak, saat ia baru bersenang-senang sudah bisa merayakan jarig yang ke 17, kang Sarwan, sudah mulai menggodanya. Kalau orang lain pacaran ke pegunungan agar tambah mesra mendengarkan desiran angin pegunungan membelai daun pinus. Maka perawan Solo ini lebih tertarik desiran lima puluh ribuan menampar nampar didepannya.

Singkat kata, tanpa istilah kawin siri, Sarwan sudah berhasil membuat perawan kita tekuk lutut (tapi sambil buka paha). Genap lima tahun, perawan Tugu van Solo ini sudah membukukan 4 anak. Tetapi di KTP masih berstatus perawan.

Bedanya mulut ibu arisan warga Kecamatan Jumantono, berbisik prawan ting-ting rasa tingkrang-tingkring. Yang sadis mengumpamakan ibarat tustel, tapi tustel kwaci. Digusel sekali langsung jadi.

Rupanya genap empat kali turun mesin, Sarwan mulai bosan. Apalagi ini ikatan kawin yang lagi ngetrend "Melempar Surat ke Hulu, Surat dibalas di tepian" alias urusan aurat dahulu, soal surat ntar aja kemudian. Sarwan yang memang lihai soal Katuranggan perempuan mulai merasa kalau lagi balapan, lawan main agak oblak. Dan tidak mempan di spooring atau balancing.

Dilempar oleh Sarwan, bukannya mikir, malahan perawan Tugu kita hepi-hepi saja. Soalnya seekor codot tua siap menerimanya sekalipun sianya bukan tambah muda, tapi makin matang, 45 tahun. Ini bukan urusan ganti tahun pembuatan mobil. Lagian keburu ketagihan smack down, bikin badan linu tidak bisa tidur kalau tidak berlatih barang seminggu saja.

DonYuan, Sarpan, tua kita memang juara bertahan dalam dua tahun sudah dua anak dibukukan. Yang tidak nahanin, Sarpan adalah ayah tirinya sendiri. Hanya akibat sering mendarat keras kadang overshot dengan jumbul-jumbul, salah satu perkakas pompa jantung Sarpan mengalami gangguan sampai ia harus merelakan "dut".

Sedih memang hati Ernie, tapi hanya sebentar. Ndak masyalah, sebab masa paceklik smack down hanya singkat, pasalnya pendatang baru bernama Sardi sudah menohok dengan serangan "kumpul kebo itu nikmat dan perlu". Apalagi Sardi pandai bicara teori soal Nirlaba, ang buntutnya seorang anak perempuan hasil nirlaba harus dilahirkan di dunia. Sardi nampaknya sudah tutug (kenyang) dengan pelayanan Erni. Perlahan ia mulai menarik investasinya.

Dan eng ing eng... datang Sarjo, 26, segera perawan kita digiring dan ditelikung, tanpa surat. Dan ibarat tustel kwaci, sekali towel jadi maka tak lama Ernipun mendadak Halim (tidak salah tulis halim) untuk ke delapan kali.

Drama datang ketika mandi dikali, bayi ini menurut ibunya mrucut terlepas sampai tenggelam kedalam kali. Tapi Polisi Surakarta memandang ini usaha pembunuhan bayi sehingga perawan Erni harus menyesali perbuatannya di balik terali.

Sudah bisa mengambil benang merah tiga huruf pertama dari para tokoh.



Mimbar Bambang SAR putro

Comments

Anonymous said…
Pantes lokalisasi di Jogja namanya SARkem ya pak :D
Hehe yang itu belu kepikiran tadinya..

Popular posts from this blog

Polisi Ubah Pangkat

Daftar Pemain Nagasasra dan Sabukinten

Menu Makanan Kantin di Rig Terapung