882 - Neko Kucing Bertuah

Lucky Cat

Ketika memasuki toko-toko didaerah Pecinan macam Glodok, yang dimiliki keturunan Hoakiao, saya sering melihat beberapa hiasan seperti seperti patung katak, patung naga, dan satu lagi patung kucing (emas). Salah satu lengan eh kaki kiri depan, tampak mengangkat naik turun lantaran diberi tenaga betere.

Ada yang mengatakan bahwa kucing tersebut sedang menggaruk muka yang diartikan oleh para penganut ilmu ‘titen’ alias peneliti kelakuan binatang sebagai pertanda hujan akan turun. Pengamat Eropa dan Amerika karena selalu ingin tampil beda, mengatakan kucing tersebut sepertinya melambai alias berdadah ria.

Kucing emas ini biasanya memang ditempatkan didepan toko, samping pak Kasir (a) yang tentunya tidak sedang mengendarai delman. Tujuan metafisika. Mohon maaf sory suhu Tan, bukan serobot lahan, mengundang limpahan rejeki, keberuntungan, kesuksesan pokoknya serba enak-enak.

Namanya dunia esoteris, semua serba relatif. Lantaran sohib dan sohibah dunia Hoakiao bergeming menjelaskan kucing ini kecuali ‘buat hoki punyah (pakai h), dagang wanyak (pakai w) untung, kastamah wanyak datang! – haiyya ’ – kadang kalau saya lebih ceriwis kenapa kidal kan tidak sopan, saya didamprat eluh olang wanyak tanya hokie ha! Mana ngelti.

Maka saya cari informasi dari Jepang.

****

Legenda Kucing Bertuah datang dari Jepang. Abad ke 17. Disebuah kuil di bilangan Tokyo hiduplah seorang pendeta miskin yang selalu kelaparan dan kekurangan. Dasar lakon, sekalipun melarat dengan perikemiskinannya begitu hebat, sang pendeta masih sempet-sempetnya memelihara seekor kucing jantan dinamai Tama.

Ketika musim badai datang menyerang desa semua menepi sehingga jalanan sepi dan beberapa diantaranya berteduh di bawah pohon besar. Diantara orang yang sial terjebak oleh badai, terdapat seorang kaya. Saat ia kedinginan ia melihat Tama mengeong didepannya sambil terkadang menggaruk mukanya. Orang kaya tadi melihat Tama yang sepertinya menuntun hartawan untuk mengikutinya ke kuil tadi.

Saat hartawan beranjak mengikuti kucing, dan berbarengan dengan ia lengser dari pohon, sekelebat petir menyambar hangus pohon tempat ia berteduh. Singkat kata Hartawan yang tidak mau disebutkan nama apalagi partai politiknya nya tadi selamat akibat "panduan" dari sang kucing.

Merasa diselamatkan nyawanya oleh Tama, maka Hartawan tadi menjadi sahabat kucing dan pendetanya sehingga kuil yang kumuh dan miskin diperbaiki menjadi kuil yang besar. Dan soal perut sudah bukan merupakan persoalan lagi.

Ketika Tama mati, ia dikubur di kuil Goutokuji sebuah kuil khusus binatang kucing dengan upacara kebesaran. Tama diberi nama baru yaitu Maneki Neko. Sejak itu orang Jepang maupun Cina memasang Maneko Neko di rumah maupun tokonya untuk membawa "good luck" alias keberuntungan. Patung-patung kucing umumnya dalam pose mengucapkan salam "Silahkan Masuk"

Tetapi dunia bisnis melihat kesempatan ini dengan terobosan bahwa patung emas hanya untuk usaha, patung hitam untuk kesehatan alias mengusir spirit gelap, putih untuk keberuntungan, seperti dunia esoteris semangkin (ng) dibaca semangkin saya bingung….

Apalagi kalau tangan yang melambai tadi kidal, artinya urusan mendatangkan kastamer alias pelanggan, sementara tangan manis, untuk urusan sukses dan keberuntungan. Yang jelas kalau patung ini dijadikan semacam celengan pengganti celeng tanah ayam tanah, maka pasti bermanfaat.

Inti moral buat anak-anak, jangan pernah meremehkan seseorang, sayangilah binatang, atau alam karena mereka pada gilirannya menjaga kamu. Dan mengenal tebal rasa enteng menolong, seperti bangsawan Jepang.


Mimbar Bambang Saputro

Popular posts from this blog

Polisi Ubah Pangkat

Daftar Pemain Nagasasra dan Sabukinten

774-Tongseng Serambi (masjid) Sunda Kelapa