Artikel #891 - Laba-laba mengancam proyek 12triliun dollar
Duduk perkaranya demikian. Cadangan biji besi di kawasan Mesa J yang dimiliki perusahaan raksasa Rio Tinto
Sudah barang tentu
Celakanya Badan Lingkungan Hidup menolak mentah-mentah usulan ini sebab mereka mengkhawatirkan ada
Tentu saja hal ini meresahkan pihak Rio Tinto dan juga 700 kepala keluarga (semua orang tambang) yang bermukim disana. Mereka mengkuatirkan, seperti cerita ‘gold rush’ maka tidak lama lagi kawasan Pannawonica akan menjadi
Pihak kotapraja Ashburton Shire dan Departemen Mineral Australia juga menyayangkan keputusan Lingkungan Hidup yang dianggapnya gegabah. Dalam bidang investasi, kalau ada hal yang kurang kondusif, kaki para investor bakalan gatal untuk mencari tempat lain.
Mereka sangat berkepentingan dengan pajak dan lowongan pekerjaan yang selama ini mengalir dari Rio Tinto. Tidak heran, proyek ini bernilai 12 triliyun dollar dengan kemampuan produksi sampai 200 juta ton bijih besi.
Sebetulnya bukan sekali ini saja lingkungan hidup berhadapan dengan kepentingan industri. Tahun lalu proyek gas alam perusahaan Chevron senilai 15 triliun dollar di pulau Barrow sempat ditolak. Namun akhirnya melalui lobby ketat proyek tersebut tembus juga. Entah bagaimana kelangsungan proyek bijih besi ini nantinya.
Rio Tinto adalah pemilik sepenuhnya Hamersley Iron dengan daerah konsesi utama di Asutralia Barat. Mereka menjalin kerjasama dengan pelbagai perusahaan termasuk para investor dari Cina. Lebih dari separuh saham perusahaan
Sebelum tambang ini diexploitasi, daerah ini dihuni oleh dua kelompok suku Anailya dan Boogada. Mereka memperebutkan pulau yang berbukitan bernama Pannawonica yang terjemahan bebasnya adalah bukit yang terletak dipinggir laut. Ini gara-gara para mahluk halus selalu mendatangi mereka dan menanyakan dimana letak bukit Pannawonica?
Petunjuk alam gaib ini dipergunakan sebagai suatu pembenaran oleh suku Boogada yang pada saat para pemuda suku Anailya peri melaut, diam-diam mereka 'hap ' menarik bukit dari pinggir laut ke daratan. Konon jejak bekas gesekan saat memindahkan bukit masih bisa terlihat seperti sungai (sungai Robe) yang mengering. Dengan memiliki bukit ini, maka mudah bagi suku Boogada mematahkan musuh sebelum mendekat perkampungan mereka. Sejak itu daerah ini mendapatkan landmark baru Pannawonica.
Mimbar Bambang Saputro
Comments