871 Atraksi Sirkus Maoet Batavia Taoen 1883
Pesulap Dedi Cobuzier nyaris menewaskan istrinya (Warta Kota Rabu 28/2/07). Sebuah adegan berjudul Jakarta Underwater – semula semacam memparodikan banjir yang meluluhlantakkan sebagian Jakarta pada Februari 2007, hampir membuatnya berurusan dengan pihak berwajib jika istrinya sampai tewas. Namun paling tidak mendongkrak rating pesulap Dedi yang sudah mulai pudar belakangan ini dengan munculnya para mentalis baru.
Dulu, orang semacam Dedi biasanya memperagakan atraksinya berbarengan dengan kelompok sirkus. Namun belakangan, apakah sirkus masih menarik minat anak-anak? Saya pernah mengajak anak-anak waktu mereka masih kecil untuk nonton sirkus, belum apa-apa, lantaran duduk dekat jalan keluar binatang, mereka hampir nyaris "mlekok" muntah lantaran bau keringat dan kotoran binatang. Melihat gajah dan macan berakpun saat di arena sudah membuat mereka menutup hidung sambil "hoek". Padahal menurut bapaknya bau ini biasa-biasa saja.
Ketika sirkus masih berjaya, maka pada 30 Juli 1883, sebuah rombongan sirkus mancanegara, Wilson datang berkunjung ke Batavia setelah selesai melakukan tour mereka di Singapore. Memang bukan kedatangan yang pertama kalinya. Sehingga sebagai propaganda tambahan diantara bunyi sirine yang bertalu-talu mereka berjanji memasang tenda super Jumbo yang diberi nama Mammouth (gajah purba). Tenda yang dipesan khusus dari Amerika, yang mampu memuat lima ribu kursi sehingga penonton tidak perlu berdesakkan menyaksikan pertunjukan yang kata sementara orang dikritik sebagai “tontonan para Kulit Putih atau Pri/Non Pri Kaya”. Maklum harga tiket masuk tak kurang 1 guilder.
Bukan cuma menawarkan tendazilla pertunjukan yang berakhir sampai September 1883 yang diselingi gelegar dan hujan abu gunung Krakatau di Bantam (Banten), ada adegan berbau maut yaitu Manusia Kanon. Adegan diperankan oleh John Holtum dari Denmark yang mampu menangkap peluru meriam seberat 50 pound (25kg) dengan kecepatan jelajah 180km per jam. Jelas manusia luar biasa.
Namun kalau diperhatikan lebih lanjut, tiga jari John “pruthul” copot lantaran kecelakaan saat mereka berlatih menangkap kanon. Sekaligus membuktikan bahwa peluru kanon memiliki daya rusak hebat.
Untuk meyakinkan penonton bahwa menangkap bola kanon tidak mudah, ditawarkan iming-iming hadiah barang siapa bisa menandinginya, Ada 161 relawan di Eropa dan Amerika mencoba peruntungan, namun kesemuanya gagal. Kecuali Mr Thor yang berhasil menepis bola besi, namun tidak berhasil menangkapnya kecuali ia seorang Harry Potter dengan sapu terbang Nimbus 2000.
Adegan lain adalah menjatuhkan John Holtum dengan menarik tubuhnya dengan bantuan tali, belum ada satupun penonton mampu melakukannya. Bergemingpun tidak. Ia memang manusia kuat didunia.
Merasa kekuatannya melebih manusia biasa dalam pertunjukan selanjutnya ia ditarik oleh 4 ekor kuda. Kali ini John sedang apes sebab kuda tadi menjadi beringas dan mengobat-abitkan John di arena. Sayang mereka hanya kuda sehingga tidak mendapatkan hadiah uang yang dijanjikan, sementara Mr Holtum mendapat malu dan luka di sekujur tubuhnya.
Di tempat yang terpisah, seorang pemain sirkus dari Italia, mencoba menahan ledakan “granat gombyok” dengan kekuatan dadanya. Ketika granat meledak, tubuh sang jagoanpun terbekah menjadi dua bagian.
Ternyata untuk mencapai popularitas, dari dulu sampai sekarang orang rela mengorbankan tubuh dan nyawanya sendiri. Bedanya yang sekarang lebih cenderung nyawa orang lain.
Mimbar Bambang Saputro
Comments