Operasi Mudlogging di Papua Niugini


Sambil menunggu Visa Resident Australia disyahkan, saya dialih tugaskan ke Papua NiuGini. Kebetulan memang saya juga memiliki ijin kerja di bagian timur Pulau Irian ini. Tugas yang sulit ditampik membayangkan alam PNG yang indah. Tak lupa pesan dari Jakarta bahwa selain kayu gaharu, PNG juga kesohor akan tanaman kantong semar yang entah kenapa sekarang naik daun menjadi tanaman elit. Membayangkan daerah yang permai di sekitar danau Kutubu ini pernah saya kunjungi pada pertengahan tahun 1992, saat airstrip (lapangan terbang perintis) MORO belum selesai pelaksanaannya. Bahkan dari basecamp ke lokasi pengeboran saya harus naik turun truk terpal yang kalau hujan sudah pasti kebasahan karena sebagian air yang tampias kedalam truk. Atau terpal yang pada bodol bocor. Sekarang sarana transportasi sudah disediakan Coaster (bus)yang berangkat 1 jam sekali, lengkap dengan ACnya.


Perusahaan mudlogging Baker Hughes Inteq Coorporation disingkat - BHI, mendapat pekerjaan untuk mentransmisi semua data "mudlogging" (mohon dibaca madloging - bukan madlojing tralala) yang dicatatnya di beberapa lokasi pengeboran lembah Moran, Lembah Mananda ke Sydney secara realtime.Bagi saya yang setia dengan jurus "isokuiki" mengikuti seluk belukar permudloggingan sejak Desember 1981, teknologi yang dipakai sudah berubah banyak. Maklum saja pertama saya bergabung dengan perusahaan, kami masih menggunakan printer mesin telex (almarhum), lantaran Epson belum dikenal. Dulu kami berpeluh darah kalau diminta mengerjakan pekerjaan ini. Pertama internet belum dikenal luas, kedua software yang ditulis masih terbatas penggunaan lokal atau antar rig saja.

Sejak internet belum dimanfaatkan maka pekerjaan yang saya bilang dulu amat high-tech sudah ancang-ancang masuk era dino. Mengiringi sukses mengirim data ke pusat kota. Para petinggi di BHI, menambah porsi pekerjaan mudlogger dengan menangani transmisi data dari perusahaan lain seperti Anadril Schlumberger, atau Halliburton Measurement While Drilling dari Puncak Gunung PNG ke puncak bangunan perusahaan Oil Search Limited di Sydney Australia. Ketergantungan akan teknologi ini makin menjadi ketika OSL (Oil Search Limited of PNG) memutuskan untuk mengebor dengan teknik "slim hole drilling" - kesulitan skala 9 dari 10 adalah ibarat mencucukkan sedepa lidi aren kedalam tanah. Ditekan terus bakalan patah, diambangkan kapan jadi lubang. Repotnya berdasarkan pengalaman 9 dari 10 pengeboran slimhole berakhir dengan pipa bor terjepit tanah.

Aneh-aneh saja yang terjadi.Misalnya lubang "slimhole" bergaris tengah 4 inci persis dengan ukuran pralon "Rucika" yang pangkatnya adalah saluran pembuangan air kita, baru dibor sedalam 10 meter sudah mampu menelan 500 barrel lumpur setiap harinya. Suliit wal rumit bagi awam membayangkannya. Padahal secara ilmu berhitung "cap rig" cara menghitung isi silinder adalah kuadrat garis tengah dikalian dengan panjang pipa. Maka untuk mengisi "pralon tanah" dalam keadaan "normal" dipermukaan anda cuma perlu setengah tong (barrel) lumpur. Itupun masih berlebih. Ini kok bisa menelan 500 barrel (500 tong) terus ditilap kemana lumpur tadi.

Informasi "aneh" demikian dalam sekejap sudah diterima di kantor Oil Search Limited dalam peragaan grafik yang mudah dinikmati dan diklik bilamana perlu. Kalau bosan dalam bentuk grafik, orang hanya perlu mengklik layar monitor dan dalam sekejap data dalam bentuk ASCII (deretan angka tanpa embel-embel font) sudah bisa disimpan dalam thumbdrive (memory stick) untuk dibaca pakai program excel dsb. Padahal jaraknya ribuan kilometer, antar benua, termasuk lintas agama.Lantaran ada komputer pihak lain yang terlibat. Resikonya jangan sekali-sekali mereboot computer lantaran bisa mengacaukan jaringan lain dikota Sydney.

Untungnya Windows2000 biarpun tergolong kuno, untuk soal jaringan masih bisa diandalkan. BHI-pun memberikan lisensi Windows2000 dan Microsoft Office plus McAfee Antivirus kepada pegawai yang ingin mendownloadnya untuk digunakan secara pribadi. Istilahnya Enterprise Edition.Untuk mentransmisi data, dalam kabin kami dipasang seperangkat wireless, termasuk antenenya. Dan keuntungannya adalah bisa bermain internet dengan leluasa. Bahkan para mudlogger diberi keleluasaan menggunakan nama domain OilSearch.com sebagai email addresnya. Hal yang belum saya lihat di Indonesia maupun di Australia.

Tombak Ki Ageng Sela
Gangguan dalam data transmision adalah petir. Maklum lagi, diketinggian 2000 meter, lawan main Ki Ageng Sela dan Mahesa Jenar dalam cerita fiksi Nagasasra dan Sabukinten (katanya edisi Lux-nya sudah diterbitkan penerbit Kedaulatan Rakyat Yogya). Dalam legenda Jawa dikabarkan bahwa petir yang menyambar itu adalah pewujudan mahluk halus yang ganas. Namun terhadap kesaktian Ki Ageng Sela, petir ini tak berkutik sampai bisa ditanggap. Saat petir dicencang di tanah lapang, seorang pelukis melukiskan wajahnya seperti raksasa. Namun gara-gara rayuan petir, seseorang memberinya minum dan petir gagah kembali mrucut ke angkasa. Repotnya petir suka mampir ke cabin saya, Kalau sudah begini, tahu-tahu beberapa peralatan seperti network hub, video splitter menjadi sarapan untuk digonta-ganti.

Lalu entah bagaimana ada ide untuk membuat antene boongan. Jadi disamping antene untuk wireless transmission, kami pasang juga antene lebih tinggi tapi sejatinya cuma alat pasang-aksi agar petir agar menyambangi antene yang lebih jangkung atletis, tapi fungsinya penyalur energi petir kebumi. Sampai saat ini usaha tidak ilmiah ini berhasil mengecoh petir. Maka kabin mudlogger, bukan sekedar tumpukan batu dan tanah belaka melainkan menjadi gateway jalur pita lebar bernama internet.

Kutubu SweetOil Search Limited PNG semula perusahaan kecil yang berdiri tahun 1929-an, namun kemajuan perusahaan ini tergolong pesat. Pada 2003 aset Chevron Niugini dibelinya, sampai ditemukannya beberapa cadangan minyak dan gas dikawasan ini. Seharinya tak kurang 50.000 barrel minyak dipompa dari perut bumi. Harganya bersaing mengingat tidak ditemukan kandungan gas H2S sehingga populer dengan nama "Kutubu Sweet Crude". Lawan daripada minyak Timur Tengah yang banyak mengandung belerang sehingga disebut "Minyak Masam."

Belakangan produksi minyaknya digenjot sampai muncrat 60 ribu barrel perhari. Apalagi ditemukannnya lapangan Sout East Mananda (SEM). Dengan megantongi 7 lisensi explorasi, lima lisensi explorasi lapangan gas, dan lima lisensi sebagai operator minyak, maka tak kurang 70% cadangan minyak PNG dikuasai OSL, dan 50% lainnya adalah cadangan gas.

Kegiatan logistik 100% dipercayakan kepada jalur udara. Tak heran akan ada nama Heli Niugini, Columbia, HeviLift (pakai V bukan P) berterbangan sepanjang hari, persis capung dimusim panen padi. Divisi Halliburton memegang hampir semua lini pengadaan jasa dari Penyemenan, Lumpur sampai Logging.

Heli berkapasitas 8 orang ini berfungsi seperti bajaj udara. Diparkir dipinggir jurang. Setiap pagi dipanaskan dengan suara mengguncang mimpi saya yang tidur 20 meter disebelahnya.
Di lapangan terbang perintis MORO - Kutubu, pesawat fixed wing jenis DASH8 dan Twin Otter bisa mencapai 8 kali sehari bolak balik menghubungkan kota antar PNG sampai Cairns Australia. Perusahaan Niugini Air sampai mendedikasikan kode penerbangan pesawatnya dengan menggunakan nama perusahaan seperti OSL 700, OSL 702 dst.

Perkembangan usaha Mudlogging di Indonesia dirasa oleh perusahaan besar kurang greget. Alasannya padat modal, padat karyawan tapi sepi pemasukan. Mengikuti jejak Schlumberger, BHI sendiri menarik diri dari mudlogging di Indonesia pada tahun 1995 diikuti Sperry Sun-Halliburton. Ternyata sinyalemen mereka tidak sepenuhnya betul, mudlogging masih memiliki pangsanya. Buktinya Geoservices yang masih setia dan kenyataannya melaju memegang pangsa pasar mudlogging.

Sinyalemen ini sama salahnya dengan sinyalemen tahun 2000 minyak bakalan habis, yang saya dengar ketika saya baru kuliah minyak tahun 1971.

Moro, 12 May 2006
Mimbar SAPUTRO

Comments

Popular posts from this blog

Polisi Ubah Pangkat

Daftar Pemain Nagasasra dan Sabukinten

Menu Makanan Kantin di Rig Terapung