Fantastic, Fun-tastic, absolutely golden glory...

"Seumur-umur saya cuma menangis kalau melihat tagihan Visa, tetapi mendengar anthem nasional Australia dinyanyikan, bulu roma meremang dan mata terasa pedih menahan agar airmata tak lekas mengalir..."

Kalau yang bicara adalah para soccerro Osie, kita tidak bisa maklum. Tapi mohon dicatat yang bicara ini Krueger, seorang aseli Jerman yang pada 1974 pernah melihat Australia menjadi finalis piala dunia. Rupanya Jerman "gila" ini kehabisan kata melihat tim outback mampu menggetarkan jala pertahanan Jepang pada Senin Malam 12 Juni 2006.

Diperkirakan ada 30 ribu sampai 60 ribu para soccerros backpacker berkunjung ke Eropa di musim Summer ini, sebgian besar kemana lagi kalau tidak ke Kaiserslautern sekalipun banyak yang tidak memegang karcis. Rangkaian kereta api dari Frankfurt yang mampu menggembol 2500 orang penumpang, isinya hanya para backpacker asutralia. Bir direstorasi habis terjual, padahal perjalanan masih dua jam lagi. Hermannya walaupun high spirit (akibat alkohol), para socceroos masih terbilang "anak mama yang tidak reseh.."

"Melihat begitu banyaknya pendukung, hati seperti "butterfly" kata Dimitrios Hatzitoulousis di Sydney - lha ini kita bilang terharu, dengan kata lain dari nyesek, atau mrengkel diulu hati, mereka enteng bilang "kupu-kupu" - atau kalau malas mikir bilang saja "rasanya gimmmannnnaa gitchu..."

Pernyataan yang serupa ditimpali oleh Chris Sozou, "rasanya lebih greng daripada hari perkawinanku" - nah lho.

Tapi di TV Australia, menjelang pertandingan akbar piala dunia di Fritz Walter Stadium di Kaiserslautern, pakar soccer Australia hanya berkomentar, "cross your finger, close your lips, one zero for Osie..."


***

Membayangkan pemain olahraga di Australia terutama para Footballer yang tak lepas dari tubuh yang berotot gempal, paha dengan otot yang liat, bahu yang bundar gempal sehingga sangat aerodinamis saat merangsek ke rusuk pertahanan lawan. Permainan didominasi lari sipat kuping, menyeruduk sifat banteng, sampai bolanya makin lonjong kejepit sana sini. Maka malam itu seperti janggal dimata saya ketika kesebelasan Australia tampil underdog dibawah pandangan mata jumawa para jawara-jawara kalangan hijau.

Melihat sosok pemain yang diluar biasanya, kali ini seperti berubah raga menjadi antilope yang ramping. Sekalipun sudah pakai kaos hijau-kuning pisang, apakah Australia mampu bergerak di babak pendahuluan.

Senin malam 12 Juni, Guus Hidink yang bukan calon pengurus PBNU nampak berjoget lantaran Tim Cahill dengan jurus Kanguru menggocek anak matahari yang dipelajarinya selama berpuluh tahun sanggup mengecoh kiper Jepang sebanyak dua kali pertama pada menit ke 84, dan satu tendangan berkaliber kanon menyeruak gawang lima menit kemudian sehingga lagi-lagi ia harus berlari kepinggir lapangan memberikan penghormatan kepada para socceroos, sambil benjut ditindihi temannya. Keadaan menjadi anti klimax ketika John Aloisi melakukan sabetan kaki yang menggulung-gulung sehingga gol ketiga terjadi lagi.

Malam itu di Apartemen, suhu masih bergeming 4 derajat. Saat goal terjadi saya keluar ruangan berdiri didepan kolam renang yang amit-amit mau mencoba dinginnya air. Namun tak ada orang berteriak, gedruk-gedruk. Saya cari warung rokok ala bang Dodo dipinggir jalan Muwardi Raya yang biasanya medonasikan TV-nya untuk ditonton bersama. Tapi tak ada warung rokok pinggir jalan disini..

Aku kehilangan sesuatu...

Keesokan harinya maka beberapa petugas toko sekitar Perth memakai kaos hijau-emas mirip yang dipakai kesebelasannya. Sambutan pagi menjadi "lihat match semalam?" - lalu sambil menunggu recehan, lawan bicara menjawab "absolutely stunning victory glorious match..." - ini kata-kata yang bikin Wikipedia sampai Collin dictionary bingung menerjemahkannya.

"Thats Tim Cahill he is absolutely a legend," serunya lagi setelah menghitung dua recehan setengah dollar perak dan satu recehan dua dollar tembaga kedalam kantungnya. Ia pantas bilang demikian sebab Cahill memang baru saja sembuh dari cedera lututnya.

"Harusnya skore 4:1, tapi wasit Essam El Fatah itu membuat blunder dengan memberi tendangan bebas kepada Nippon."

Jam 2 siang, Cara Smith petugas Commonwealth Bank duduk menghadapi saya dalam ruang Customer Service namun di outbackkan menjadi Customer

Studio dan Customer Assistant, mungkin tidak mau dikira panti pijat yang menservis pelanggannya. Ketika bicara tidak disadarinya ia menguap. Betapa paniknya dia mencoba meredam, sambil tanganya digerakkan didepan bibirnya yang mungil seperti isyarat kalau kepedasan atau mengusir ngantuk, namun saya hanya senyum dan bilang "nonton sampai malam ya?"


"Yeah, sorry! fantastic macth eh," lha ini kalau orang cantik, menguap-pun, suara yang terdengar polyponic.

Tapi yang berpesta pora memanen uang adalah perusahaan tilpun terbesar Australia, Telstra, yang langsung buka layanan SMS 0428Myhero kepadapelanggannya yang ingin menyampaikan ucapan selamat. Soal apakah SMS-mereka dibaca oleh pemain di Jerman, itu urusan lain.

Tuesday, June 13, 2006
http://mimbar2006.blogspot.com


Comments

Popular posts from this blog

Polisi Ubah Pangkat

Daftar Pemain Nagasasra dan Sabukinten

Menu Makanan Kantin di Rig Terapung