743- Kincir Tua pak Shenton nyaris di Buldozer
Melihat angin yang deras sehingga tenaganya mampu menderakkan bangunan rumah kayu, lalu lokasi tempat tinggal mereka yang berada bagian menjorok (peninsula) di kawasan Point Belches di Perth Selatan, yang sekarang bernama jalan Mill Point, maka jiwa bisnis pak Shenton muncul. "Kita akan pasang kincir angin disini, energy yang tidak akan habis-habisnya, bersih lingkungan, pendeknya sampai 100 tahun kedepan kita hanya keluarkan ongkos perawatan".
Pak Shenton adalah orang Inggris yang menginjakkan kaki di Perth pada tahun 1829. Dalam sejarah keimigrasian ia adalah orang pertama yang mendapat lisensi "PR" alias warga tetap kota Perth bagian Selatan. Order pembuatan kincir dimenangkan oleh grup bengkel milik Lockyer bersaudara pada 1833.
Didirikan diatas tanah seluas 4.5 hektar. Tapi belum sepenuhnya usahanya berjalan penuh, sekelompok aborijin merangsek (ransack=inggris) usahanya di tahun 1834.
Tidak putus asa, dia memulai lagi kincir kedua pada 1835.
Huller pak Shenton langsung tancap gas memproduksi gandum, dan hasilnya ditransport melalui jalan sungai dengan tujuan Freemantle danGuildfort. Ketika baru didirikan, apalagi pada musim angin kencang, perusahaan pak Shenton mampu memproduksi 25 bushel (tong berbentuk kerucut-terpancung terbalik sekarang sering disebut silo-kecil yang setara dengan 680 kilogram gandum dan tepungnya.
Namun ada masa-masa dimana angin susah diatur, apalagi dengan kedatangan mesin bertenaga uap dan minyak, maka perlahan sang bayu harus memberikan tempatnya kepada mesin pendatang yang baru.
Pada 1859 operasi pengilangan gandum dihentikan karena merugi terus lantaranpelanggan banyak perpindah ke mesin yang lebih cepat.
Seorang investor merangkap arsitek baru bernama Thomas "satan" Brown membeli tanah beserta kincirnya untuk dibuat hotel. Panggilan setan diberikan lantaran orang ini selalu flamboyan, berfikir selalu aneh-aneh, sehingga menimbulkan pergunjingan "anak setan" kali dia.
Disulapnya menara kincir dengan tambahan beranda dan berdirilah. Dan hotel "Alta Garden" pada tahun 1870, namun Thomas masih belum hoki dengan hotelnya. Hotelnya sepi pengunjung. Lalu sebagian tanahnya dibuat rumah tinggal, rumah minum anggur dan peternakan sampai akhirnya dibeli oleh pemerintah Australiapada 1929.
Pada 1955, Australia sedang demam membangun salah satunya adalah jembatan "narrow" - posisi Kincir pak Bill dianggap menghalangi lajunya pembangunan jembatan dan highway Kwinana.
Di Indonesia, kira-kira membangun jalan tol tetapi terhalang patung Dirgantara seperti di Pancoran. Para modernis dan Pemerintah tata kota memandang bangunan ini hanya bikin sepet mata dan berniat dihancurkan, namun rakyat setempat yang melihat kincir angin sebagai "landmark"kedatangan mereka ketika menginjakkan kaki ke Australia, menentang penghancuran tersebut.
Baru pada 1959, perusakan dihentikan.
Brisbane &Wunderlich sebuahperusahaan keramik membeli properti ini dan menjadikannya museumdengan setup persis pada tahun 1833. Perjuangan kaum konservasidiabadikan dalam bentuk kartun yang digambarkan penduduk saling berpegang tangan menghadapi buldozer yang akan menghancurkan kincir yang saat itu memang sudah tinggal menara tanpa baling-baling(kincir). Sisa kejayaan kincir masih bisa dilihat sekarang di jalan Millpoint disebelah timur jembaran "Narrow". Nama jalan diambil dari nama KincirAngin pak Bill Shenton.
Pada 1993, restorasi selesai dengan memakan biaya sekitar 350.000dollar. Situasi tempat, pepohonan, bangku, bahkan atap rumah dibuatkayu dan lidah baling-baling yang kesemuanya terbuat dari kayu semua dibuat sesuai dengan aselinya pada tahun 1830-an. Termasuk salah satu bangunan kayu yang diselimuti sulur-suluran.
Kincir ini terbuat dari pasangan batu yang diplester dengan batukapur. Dengan tembok yang tebal, bangunan berkesan seperti benteng yang memang dibutuhkan saat itu untuk menahan serbuan pengacau terutama kaum aborijin.
Sebetulnya saat akan dihancurkan kondisi bangunan sudah sedemikian parah. Sekarang untuk menggerakkan kincir, yang dulu mengandalkan tenaga angin sekarang diganti motor listrik.
Museum ini dibuka setiap hari, dengan ongkos masuk $2 untuk dewasa dan$1 untuk anak-anak. Para guide umumnya berasal dari para relawan yang bertugas menjadi pengarah bagi para pengunjung.
Dan ini didapat dari para pensiunan-pensiunan.
Bandingkan dengan stadion antik Persija di Menteng kita yang pada 2006 di hancurkan tanpa sisa sama sekali. Lantas apa yang akan kita ceritakan kepada anak cucu. Prestasi sepakbola, tidak, sisa perjuangan atlit Jakarta juga bukan.
Mimbar Bambang Saputro
Pak Shenton adalah orang Inggris yang menginjakkan kaki di Perth pada tahun 1829. Dalam sejarah keimigrasian ia adalah orang pertama yang mendapat lisensi "PR" alias warga tetap kota Perth bagian Selatan. Order pembuatan kincir dimenangkan oleh grup bengkel milik Lockyer bersaudara pada 1833.
Didirikan diatas tanah seluas 4.5 hektar. Tapi belum sepenuhnya usahanya berjalan penuh, sekelompok aborijin merangsek (ransack=inggris) usahanya di tahun 1834.
Tidak putus asa, dia memulai lagi kincir kedua pada 1835.
Huller pak Shenton langsung tancap gas memproduksi gandum, dan hasilnya ditransport melalui jalan sungai dengan tujuan Freemantle danGuildfort. Ketika baru didirikan, apalagi pada musim angin kencang, perusahaan pak Shenton mampu memproduksi 25 bushel (tong berbentuk kerucut-terpancung terbalik sekarang sering disebut silo-kecil yang setara dengan 680 kilogram gandum dan tepungnya.
Namun ada masa-masa dimana angin susah diatur, apalagi dengan kedatangan mesin bertenaga uap dan minyak, maka perlahan sang bayu harus memberikan tempatnya kepada mesin pendatang yang baru.
Pada 1859 operasi pengilangan gandum dihentikan karena merugi terus lantaranpelanggan banyak perpindah ke mesin yang lebih cepat.
Seorang investor merangkap arsitek baru bernama Thomas "satan" Brown membeli tanah beserta kincirnya untuk dibuat hotel. Panggilan setan diberikan lantaran orang ini selalu flamboyan, berfikir selalu aneh-aneh, sehingga menimbulkan pergunjingan "anak setan" kali dia.
Disulapnya menara kincir dengan tambahan beranda dan berdirilah. Dan hotel "Alta Garden" pada tahun 1870, namun Thomas masih belum hoki dengan hotelnya. Hotelnya sepi pengunjung. Lalu sebagian tanahnya dibuat rumah tinggal, rumah minum anggur dan peternakan sampai akhirnya dibeli oleh pemerintah Australiapada 1929.
Pada 1955, Australia sedang demam membangun salah satunya adalah jembatan "narrow" - posisi Kincir pak Bill dianggap menghalangi lajunya pembangunan jembatan dan highway Kwinana.
Di Indonesia, kira-kira membangun jalan tol tetapi terhalang patung Dirgantara seperti di Pancoran. Para modernis dan Pemerintah tata kota memandang bangunan ini hanya bikin sepet mata dan berniat dihancurkan, namun rakyat setempat yang melihat kincir angin sebagai "landmark"kedatangan mereka ketika menginjakkan kaki ke Australia, menentang penghancuran tersebut.
Baru pada 1959, perusakan dihentikan.
Brisbane &Wunderlich sebuahperusahaan keramik membeli properti ini dan menjadikannya museumdengan setup persis pada tahun 1833. Perjuangan kaum konservasidiabadikan dalam bentuk kartun yang digambarkan penduduk saling berpegang tangan menghadapi buldozer yang akan menghancurkan kincir yang saat itu memang sudah tinggal menara tanpa baling-baling(kincir). Sisa kejayaan kincir masih bisa dilihat sekarang di jalan Millpoint disebelah timur jembaran "Narrow". Nama jalan diambil dari nama KincirAngin pak Bill Shenton.
Pada 1993, restorasi selesai dengan memakan biaya sekitar 350.000dollar. Situasi tempat, pepohonan, bangku, bahkan atap rumah dibuatkayu dan lidah baling-baling yang kesemuanya terbuat dari kayu semua dibuat sesuai dengan aselinya pada tahun 1830-an. Termasuk salah satu bangunan kayu yang diselimuti sulur-suluran.
Kincir ini terbuat dari pasangan batu yang diplester dengan batukapur. Dengan tembok yang tebal, bangunan berkesan seperti benteng yang memang dibutuhkan saat itu untuk menahan serbuan pengacau terutama kaum aborijin.
Sebetulnya saat akan dihancurkan kondisi bangunan sudah sedemikian parah. Sekarang untuk menggerakkan kincir, yang dulu mengandalkan tenaga angin sekarang diganti motor listrik.
Museum ini dibuka setiap hari, dengan ongkos masuk $2 untuk dewasa dan$1 untuk anak-anak. Para guide umumnya berasal dari para relawan yang bertugas menjadi pengarah bagi para pengunjung.
Dan ini didapat dari para pensiunan-pensiunan.
Bandingkan dengan stadion antik Persija di Menteng kita yang pada 2006 di hancurkan tanpa sisa sama sekali. Lantas apa yang akan kita ceritakan kepada anak cucu. Prestasi sepakbola, tidak, sisa perjuangan atlit Jakarta juga bukan.
Mimbar Bambang Saputro
Comments