Drilling Mobile Rig bernama Ocean Bounty
Email berlampiran "itinerary" atau jadwal keberangkatan kerja saya sudah tiba. Kantorku di Australia cukup mengirim email, lalu lampirannya aku cetak dan dibawa ke perwakilan penerbangan setempat sambil membawa bukti diri berupa passport.
Saat kulihat saya sudah di book pesawat Qantas dengan kode penerbangan QF-140. Segera aku menuju perwakilan Qantas yang berlokasi di wisma BDN lantai 11, Jalan Thamrin 10, Jakarta 10310, dan petugasnya mengatakan bahwa cukup dengan tilpun mereka akan kirim e-ticket ke email address sang penilpun. Penerbangan ini memakan waktu 4 jam untuk tiba di Perth. Dari Perth aku harus bermalam untuk keesokan harinya terbang dengan QF 1802 ke suatu kota kecil pusat perminyakan, semacam Balikpapan, yang dinamakan Karratha. Kelihatannya mudah, padahal saya tidak memegang tiket maupun e-ticket untuk QF 1802. Kalau semua sudah diatur, anda cukup menunjukkan jati diri berupa Passport dan semua urusan ditanggung beres. Sayangnya keunggulan e-ticket belum sampai kepada penerbangan lainnya, Garuda kita misalnya masih tertatih-tatih apabila kita menggunakan e-ticket sehingga harap bersabar akan pelayanan mbak-mbak dibagian ticket yang kadang terkesan kikuk. Padahal dengan e-ticket maka percaloan bisa dikurangi (kalau mau mengurangi percaloan).
Sudah tahun kedua ini aku menjadi pekerja Mudlogger pada drilling rig semisubmersible ini. Membayangkan Perth, selalu membayangkan kota yang sejuk. Kali ini pelangganku adalah perusahaan minyak Santos Australia. Untuk menuju lapangan pengeboran di daerahMutineer dan Exeter ini kita harus terbang selama 2 jam dari Perth ke Karratha, hari ini saya menggunakan QF 1802 yang terbang pada jam 7 pagi dari Perth. Sampai di Karratha sudah banyak pekerja yang ingin naik ke FPSO (Floating Storage), ada yang ke Rig termasuk Ocean Bounty.
Tips: sebisanya jangan mengurus e-ticket di airport sebab bisa memakan waktu cukup lama, bisa lebih dari 30 menit sehingga lebih baik diurus di perwakilan penerbangan setempat sehari sebelumnya.
Kapal Pengeboran "OCEAN BOUNTY"
Ocean Bounty secara sederhana bisa disebut "karamba-laut" lantaran bangunan sepanjang 100 meter x 100 meter tingginya ini mengapung dengan bantuan rakit-rakit besi yang disusun secara mendatar dan sebagian secara vertikal. Bangunan raksasa berkapasitas 100 orang ini dibangun oleh Mitsubishi di Hiroshima pada 1976, mampu didarati helikopter jenis Sikorsky S-61 atau SuperPuma. Dimensinya 368ft x 266ft x 128ft, mampu mengebor pada kedalaman laut 1500 ft dengan kedalaman bor 25000ft. Untuk kestabilan rakit dilengkapi dengan 8 buah jangkar. Kini kepemilikan Ocean Bounty dipegang oleh perusahaan dari Houston bernama Diamond Offshore dan dikontrak untuk mengebor di perairan Australia.
Comments