Artikel # 905 Lee Kuan Yew
Pemimpin kelahiran 1923 di Semarang ini memang unik. Beberapa tahun lalu ia geram dikritik Australia sebagai "diktator yang sukses secara cerdas menguasai Singapore." lalu ia menjawab "kalian Australia adalah sampah putih. Stop mengevaluasi kami." Ia memang tajam lidahnya. Maka ketika Australia mau macam-macam dengannya, langsung di serang balik. Kalian orang Australia mau mengaku Asia bukan, mengaku Putih jauh. Paling juga sampah orang Kulit Putih. Pikirnya orang bisa seenaknya mengecam kebijaksanaan politiknya, mengapa tidak di kecam balik? - soal tindakan pelanggaran HAM, bagi Lee, urusan negara kok "coba-coba" menerapkan ilmu demokrasi dari buku keluaran barat yang tebal-tebal, belum tentu cocock diaplikan di tanah airnya - emang iklan minyak gosok.
Bagi Lee, negara bukan pusdiklat untuk coba-coba jadi Presiden. Kalau tidak cocok diganti dengan yang lain sebab korbannya akan banyak dan sekali rusak tatanan negara, sulit direstorasi. Ia persetankan istilah yang sakral orang barat seperti HAM atau Demokrasi.
Saya pikir hubungan kedua negara pasti renggang. Apalagi belum lama ini Nguyen Van Tuong baru habis digantung gara-gara kedapatan membawa narkoba.
Lho kok 28 Maret 2007, di ANU, Australian National University ia mendapat gelar doktor honoris dalam bidang hukum. Seperti biasa protes marak dikalangan kampus ANU. Maka kampus ANU penuh dengan spanduk "Lee, ANU not for Dictator," seperti kebiasaan para demonstran, termasuk "Dont sell ANU for Dollar"
Di protes begitu keras, orang kuat Singapore ini malahan cuma berkomentar, "saya berterimakasih, kalau tidak ada para demonstran, mungkin dunia tidak tahu saya berada disini." - Bahkan ketika mengucapkan pidato pengukuhannya ia sempat mengingatkan hadirin dan hadirot peristiwa beberapa ucapannya beberapa tahun lalu.
Dalam kata sambutannya promotor mengatakan bahwa pria yang berani memerdekakan diri dari Malaysia dan memimpin sejak 1965 sampai 1990 adalah satu dari sedikit pemimpin Asia yang berani mengecam Australia jika tetangganya melakukan suatu kesalahan.
Hal yang jarang dilakukan oleh pemimpin Asia lainnya.
Memang banyak pihak menyayangkan bahwa pemberian gelar kehormatan ini kurang disosialisasikan di Kampus sehingga membuat orang terhenyak. Lalu publik mulai rasan-rasan. Sebetulnya ada apa sih antara ANU Australia dengan NUS Singapore. Mereka memang menjaga hubungan dengan amat manis.
Maka seperti kata pepatah, tidak ada musuh atau teman abadi kecuali kepentingan.
Bagi Lee, negara bukan pusdiklat untuk coba-coba jadi Presiden. Kalau tidak cocok diganti dengan yang lain sebab korbannya akan banyak dan sekali rusak tatanan negara, sulit direstorasi. Ia persetankan istilah yang sakral orang barat seperti HAM atau Demokrasi.
Saya pikir hubungan kedua negara pasti renggang. Apalagi belum lama ini Nguyen Van Tuong baru habis digantung gara-gara kedapatan membawa narkoba.
Lho kok 28 Maret 2007, di ANU, Australian National University ia mendapat gelar doktor honoris dalam bidang hukum. Seperti biasa protes marak dikalangan kampus ANU. Maka kampus ANU penuh dengan spanduk "Lee, ANU not for Dictator," seperti kebiasaan para demonstran, termasuk "Dont sell ANU for Dollar"
Di protes begitu keras, orang kuat Singapore ini malahan cuma berkomentar, "saya berterimakasih, kalau tidak ada para demonstran, mungkin dunia tidak tahu saya berada disini." - Bahkan ketika mengucapkan pidato pengukuhannya ia sempat mengingatkan hadirin dan hadirot peristiwa beberapa ucapannya beberapa tahun lalu.
Dalam kata sambutannya promotor mengatakan bahwa pria yang berani memerdekakan diri dari Malaysia dan memimpin sejak 1965 sampai 1990 adalah satu dari sedikit pemimpin Asia yang berani mengecam Australia jika tetangganya melakukan suatu kesalahan.
Hal yang jarang dilakukan oleh pemimpin Asia lainnya.
Memang banyak pihak menyayangkan bahwa pemberian gelar kehormatan ini kurang disosialisasikan di Kampus sehingga membuat orang terhenyak. Lalu publik mulai rasan-rasan. Sebetulnya ada apa sih antara ANU Australia dengan NUS Singapore. Mereka memang menjaga hubungan dengan amat manis.
Maka seperti kata pepatah, tidak ada musuh atau teman abadi kecuali kepentingan.
Comments