Artikel #894 - Kara

Dalam bulan-bulan terakhir ini Australia Barat sudah diserang dua kali siklun yaitu Cyclone George dan yang baru berakhir pada 27 Maret 2007 adalah Cyclone Kara. Kalau sudah begini, semua produksi minyak, kegiatan pengeboran mutlak harus dihentikan.

Perjalanan saya biasanya dari Jakarta, Singapore, Perth, Karratha, lalu lokasi pemboran. Kali ini, perusahaan berbaik hari memberikan tiket dari Jakarta langsung ke Perth. Namun ada catatan kecil, karena masih ada serangan siklun Kara, maka saya harus tinggal di Perth sampai ada pengumuman selanjutnya. Siapa tidak senang disuruh makan tidur di hotel.

Di Airport, suasana seperti baru menjelang tahun baru. Ucapan salam disertai senyum selalu mengiringi pertanyaan "how is your cyclone break? matey" - maklum lima hari makan tidur gratis, siapa takut.

Saat naik ke anjungan pengeboran, yang saya saksikan adalah persis suasana banjir di Jakarta. Kasur, kursi, TV, Video, jaket pelampung pada dijemur di luar. Ketika melakukan persiapan evakuasi, memang disarankan agar barang-barang seperti TV, Video dalam kamar untuk ditaruh di lantai agar tidak terjatuh saat kapal digoyang ombak. Tidak disangka serangan justru dari angkasa. Rupanya ketinggian dek 25 meter dari permukaan laut, masih belum menghalangi nona Kara untuk mengaduk-aduk laut, membuat gelombang tinggi lalu menumpahkan sebagian isinya ke rig.

Saya pernah menyaksikan dari rig, proses angin puting beliung skala kecil, langit tiba-tiba tebal menghitam dan diujung sana turun seperti kuncir raksasa meraih ke permukaan laut. Tidak lama kemudian, laut seperti bergelora dengan hendak meloncat ke angkasa.

Atap kabin saya (direksi kit) yang biasanya penuh debu, minyak dan deposit asap generator, sekarang nampak mengkilat bersih seperti habis dipel. Sayangnya yang mengepel "kebablasan" memutuskan selang-selang peralatan kami.

Siklun ini datang dari kejauhan sekitar 255 kilometer utara kota Karratha. Padahal disini banyak perusahaan minyak menjual dagangannya melalui terminal Karrataha. Belum lagi perusahaan tambang besi yang harus menyetop aliran biji besi ke kapal di terminal dan kerugian lainnya.

Kerusakannya tidak terlalu menakutkan, ia berada pada skala tiga dari lima. Tapi kalau sudah pernah melihat angin puting beliung merobohkan papan reklame di Jakarta dan pohon-pohon besar di Bogor, maka siklun ini jauh lebih dahsyat dan lebih raja tega.

Akibat serangan siklun ini 40% produksi minyak Australia harus terhenti. Misalnya perusahaan BHP Billiton Ltd, mengaku harus menutup keran produksi sebesar sebelas ribu barrel per hari. Woodside Petroleum menyetop seratus ribu barrel per hari di lapangan Cossack Pioneer dan 7 ribu sisanya di lapangan Legendre. Sementara Santos mengaku kehilangan sekitar 55ribu barrel perhari. hanya Chevron yang tidak berkenan mengungkapkan data kerugiannya.

Untuk membandingkan kehebatan siklun terbesar yaitu skala 5 adalah siklun Tracy menyerang Darwin pada malam dan hari Natal 1974 dengan kecepatan 125km/jam membunuh 71 orang dan meluluh lantakkan kota Darwin dan disisakan hanya seperempatnya. Sisa kerusakan masih dapat disaksikan sebagai peringatan bagi warga Darwin.

Lalu ingat saat di Thailand lima belas tahun lalu, sudah tahu bakal ada serangan siklun Gay, pihak perusahaan masih ngotot melanjutkan pengeboran. Akibatnya kapal terbalik, 92 awak pengeboran ditemukan sudah mengapung kaku. Kali itu saya beruntung sebab sedang cuti dan dimutasikan ketempat lain.

Comments

Popular posts from this blog

Polisi Ubah Pangkat

Daftar Pemain Nagasasra dan Sabukinten

Menu Makanan Kantin di Rig Terapung