834 - Antara WaruDoyong dan Sentul

Rencananya kami akan mengambil sedikit uang di ATM BCA Jatiwarna, beberapa meter dimuka mulut Tol Jatiwarna, Pondok Gede, maklum perjalanan kali jauh-nggak-jauh-amat yaitu Pondok gede ke WaruDoyong dengan mengambil rute tol Jatiwarna, lalu tol Bogor. Namn untuk menjaga setiap kemungkinan, dompet harus diisi sekedar untuk beli bensin dan bayar tol.

Teman yang akan kami datangi ini seorang pengurus Ponpres, kedatangan saya bukan "berguru" melainkan sekedar mengambil seekor ayam Pelung dewasa. Disamping memiliki indra keenam yang terasah, beliau memelihara banyak ayam disana sehingga mewakafkan salah satu kepada saya. Idhul Fitri 1427H (October 2006) - beberapa ayam peliharaannya dibagi-bagikan kepada tetangga yang tidak mampu. Namun untuk menghindari ayam pemberiannya di"lipat" - istilah lain untuk dijual, ayam diberikan dalam bentuk sudah disembelih.

Rupanya BCA Jatiwarna yang saya andalkan ada kerusakan mesin. Daripada muter-muter mencari ATM seputar Pondok Gede maka kami memutuskan masuk jalan tol dan berhenti di BCA jalan Tol Sentul sambil isi bahan bakar sampai ke WaruDoyong- Cisaat Sukabumi.

Lagu dangdut WaruDoyong pernah populer sekitar 2003-an biasa dinyanyokan anak-anak senandung lembah Citayam. Judulnya sederhana "Warudoyong kangmas Pinggir Kali, kenalan orang Bangkir orang Bangkir Bangdar Pasir."

Di ATM Sentul, nampaknya ada sebuah motor RX, dengan suara yang nyaring mendahului kedatangan kami. Penunggangnya dua anak muda berkulit cerah, dengan muka keras. Kalau sudah begini saya langsung mengaktipkan Siaga. harap maklum motor RX dikombinasikan logat Wong Kito jangan berasumsi mereka adalah Tantowi Yahya, Helmi Yahya atau Fuad Fuadi, minimal Mathias Muchus. Sebab para begal bermotor, rampok juga banyak berasal dari sini.

Setelah menggeram sebentar, terdengar suara klik ketika kunci motor diputar ke posisi "Off" bersamaan dengan sandaran motor dibuka, lalu dia masuk kedalam bilik ATM, tidak lama terdengar suara "Kamxxxx" - maaf saya edit, ternyata ini pisuhan alias umpatan ala "wong kito galo" - Eh sekarang mereka celangak celinguk cari korek api untuk apa?

Ternyata dua wong kito tadi keliru memasukkan kartu ATM. Harusnya KeyCard masuk ke mulut, ini dicucukan ke burit (bagian pengeluaran) yaitu bagian dimana kertas strok keluar. Keruan saja ATM masuk ke celah tersebut dan kejepit diantara keras dan printer.

Setelah gagal menyelamatkan KeyCard dengan batang korek ia memandang sekeliling.

"Terus saya harus bagaimana ini?" sepertinya pertanyaan untuk saya.

"Mas segera lapor kepada BCA terdekat, syukur BCA yang menerbitkan kartu tersebut. "

"Cukup katepe dan estengka (STNK) motor?"

Bukan mas, anda perlu buku tabungan untuk melaporkannya...

Terimakasih pak., dan tidak lama kemudian "reng reng" suara RX dihidupkan dan mereka segera nggeblas. Saya yakin dia harus ubek-ubek cari buku tabungan ATM-nya.

Dengan kejadian yang mungkin langka ini, apakah ATM akan menyikapinya dengan menambahkan tulisan, "masukkan kartu disini" - dan - "jangan masukkan kartu disitu".

Masih banyak kekeliruan serupa terjadi. Bebrapa tahun lalu 13 Juli 2002 saya pernah panik gara-gara menarik tunai dari ATM jalan P. Mangkubumi - Yogyakarta, tiba-tiba mak pet - aliran PLN mengalami gangguan yang merembet ke mesin ATM. Sontak kartu ATM saya ditelannya tanpa bisa dimuntahkan kembali sebab saat itu memang dalam proses pengeluarkan uang. Saya bingung luar biasa sebab hari Sabtu, kantor BCA tutup dan saya selama berjam-jam menunggu petugas BCA membuka ATM.

Comments

Popular posts from this blog

Polisi Ubah Pangkat

Daftar Pemain Nagasasra dan Sabukinten

Menu Makanan Kantin di Rig Terapung