829 - SDM diatas 50, mengapa tidak
Mempekerjakan pegawai orang tua? alaaah paling modalnya sakitan dan ngeyel (keras kelapa).
Coba anda visualisasikan secara kenes dengan mulut menjab-menjeb persis seperti presenter Ivan Gunawan dalam iklan sebuah kartu tilpun..
Begitu juga Kepala Bagian Penerimaan Pegawai, langsung membuang surat lamaran manakala dilihat tahun kelahiran sudah generasi Baby Boomer. Mereka ingin generasi Y. MAsih belum yakin? Perhatikan iklan pencarian pegawai, selalu mencari di bawa 30-an, tetapi sarat pengalaman. Peserta harus ber IP sekolah tinggi apalagi (syukur) kalau mau digaji setinggi IP (Indek Penggajian) setara UMR buruh pabrik sendal jepit.
Lalu bagaimana dengan SDM usia 45-50 keatas yang "amat sarat" dengan pengalaman, intuisi, kedewasaan berfikir. Biasanya golongan ini dianggap BABE alias barang bekas. Apalagi ada pepatah "jangan mengajar permainan baru kepada anjing tua.." - dalam artian, SDM 50an biasanya gaptek, sulit diajak belajar sesuatu yang baru, sudah dirundung penyakit dan keras kepala. Disamping tentunya gajinya sudah lebih mahal.
Saya sendiri segera ancang-ancang masuk perseneling "atret" kalau HRD atau pimpinan memberi indikasi "kamu kan sudah tua" - sebab lanjutannya, nama kita dicabut dari keperluan akan pelatihan lanjutan. Padahal saat dilakukan penilaian karyawan, maka bagi yang "buku log" nya kosong melompong, bisa jadi dianggap wan-prestasi. Di lain waktu, dianggap kemampuan "ancur-abis", lalu gaji dan beberapa fasilitas mulai diloroti (dilolosi) satu persatu. Akibatnya, dalam struktur kepegawaian, usia mendekati 50-an sudah dilirik para HRD untuk dicungkil, dan digantikan dengan yang muda, energik dan penuh ide disamping harganya lebih miring.
Apakah SDM50 betul-betul masuk kategori "BABE" alias barang bekas yang harus masuk kotak? Yang bener saja! Atau pernahkah terpikir bahwa merekrut SDM50, tentu saja asalkan melakukannya dengan tepat adalah langkah cerdas? . Pasalnya Usia 50an adalah muara dari pelbagai sungai pengetahuan yang terbentuk dalam kurun waktu lama. Dalam skala piramid, merupakan hasil fermentasi pengalaman bertahun-tahun, kadang diperoleh dengan cara yang sukar, untuk menetes menjadi pekerja handal.
Mudlogger saya rata-rata sudah merangkak mendekati angka 50an. Ada yang memindahkan gula Madukismo diperutnya, atau pasir gunung Walat di saluran alat intim-nya, ada yang memasang Viagra tetapi di lengan kirinya sehingga mengaku sering kaku dan kelu, jari sukar ditekuk.
Tetapi saya merasa nyaman bekerja dengan mereka.
Kalau nama mereka disebut dalam daftar penumpang Sikorsky yang akan naik ke rig. Bibir pelanggan kami tersenyum pertanda para Bos Australia, yakin akan kemampuan mereka. Saya sendiri sangat bangga akan keahlian mereka.
Sekalipun saya yakin tidak semua manajer perusahaan di kantor kami menyadari kehebatannya. Habis mereka rata-rata pendiam, bekerja manis-manis, tidak pernah protes. Namun orang-orang Indonesia ini yang membuat para manajer tidur manis-manis tanpa diganggu tilpun tengah malam karena terjadi kerusakan alat dsb.
Dan...
Eng ing eng...
Robert Morison seorang pakar konsultan ketenagakerjaan mengatakan bahwa format untuk SDM50 adalah waktu cuti yang lebih panjang. Para pengusaha perlu belajar bahwa SDM50 umumnya menginginkan keragaman, kerja yang lebih bermakna dan ingin terus belajar.
Jadi jangan berasumsi bahwa SDM50 tidak ingin belajar hal baru.
Stephen Bastien dalam bukunya One Person can Make a Difference melihat sedikitnya ada 11 keunggulan SDM senior. Saya tidak punya bukunya jadi saya kutip dari sebuah situs.
mimbar-list@yahoogroups.com
Coba anda visualisasikan secara kenes dengan mulut menjab-menjeb persis seperti presenter Ivan Gunawan dalam iklan sebuah kartu tilpun..
Begitu juga Kepala Bagian Penerimaan Pegawai, langsung membuang surat lamaran manakala dilihat tahun kelahiran sudah generasi Baby Boomer. Mereka ingin generasi Y. MAsih belum yakin? Perhatikan iklan pencarian pegawai, selalu mencari di bawa 30-an, tetapi sarat pengalaman. Peserta harus ber IP sekolah tinggi apalagi (syukur) kalau mau digaji setinggi IP (Indek Penggajian) setara UMR buruh pabrik sendal jepit.
Lalu bagaimana dengan SDM usia 45-50 keatas yang "amat sarat" dengan pengalaman, intuisi, kedewasaan berfikir. Biasanya golongan ini dianggap BABE alias barang bekas. Apalagi ada pepatah "jangan mengajar permainan baru kepada anjing tua.." - dalam artian, SDM 50an biasanya gaptek, sulit diajak belajar sesuatu yang baru, sudah dirundung penyakit dan keras kepala. Disamping tentunya gajinya sudah lebih mahal.
Saya sendiri segera ancang-ancang masuk perseneling "atret" kalau HRD atau pimpinan memberi indikasi "kamu kan sudah tua" - sebab lanjutannya, nama kita dicabut dari keperluan akan pelatihan lanjutan. Padahal saat dilakukan penilaian karyawan, maka bagi yang "buku log" nya kosong melompong, bisa jadi dianggap wan-prestasi. Di lain waktu, dianggap kemampuan "ancur-abis", lalu gaji dan beberapa fasilitas mulai diloroti (dilolosi) satu persatu. Akibatnya, dalam struktur kepegawaian, usia mendekati 50-an sudah dilirik para HRD untuk dicungkil, dan digantikan dengan yang muda, energik dan penuh ide disamping harganya lebih miring.
Apakah SDM50 betul-betul masuk kategori "BABE" alias barang bekas yang harus masuk kotak? Yang bener saja! Atau pernahkah terpikir bahwa merekrut SDM50, tentu saja asalkan melakukannya dengan tepat adalah langkah cerdas? . Pasalnya Usia 50an adalah muara dari pelbagai sungai pengetahuan yang terbentuk dalam kurun waktu lama. Dalam skala piramid, merupakan hasil fermentasi pengalaman bertahun-tahun, kadang diperoleh dengan cara yang sukar, untuk menetes menjadi pekerja handal.
Mudlogger saya rata-rata sudah merangkak mendekati angka 50an. Ada yang memindahkan gula Madukismo diperutnya, atau pasir gunung Walat di saluran alat intim-nya, ada yang memasang Viagra tetapi di lengan kirinya sehingga mengaku sering kaku dan kelu, jari sukar ditekuk.
Tetapi saya merasa nyaman bekerja dengan mereka.
Kalau nama mereka disebut dalam daftar penumpang Sikorsky yang akan naik ke rig. Bibir pelanggan kami tersenyum pertanda para Bos Australia, yakin akan kemampuan mereka. Saya sendiri sangat bangga akan keahlian mereka.
Sekalipun saya yakin tidak semua manajer perusahaan di kantor kami menyadari kehebatannya. Habis mereka rata-rata pendiam, bekerja manis-manis, tidak pernah protes. Namun orang-orang Indonesia ini yang membuat para manajer tidur manis-manis tanpa diganggu tilpun tengah malam karena terjadi kerusakan alat dsb.
Dan...
Eng ing eng...
Robert Morison seorang pakar konsultan ketenagakerjaan mengatakan bahwa format untuk SDM50 adalah waktu cuti yang lebih panjang. Para pengusaha perlu belajar bahwa SDM50 umumnya menginginkan keragaman, kerja yang lebih bermakna dan ingin terus belajar.
Jadi jangan berasumsi bahwa SDM50 tidak ingin belajar hal baru.
Stephen Bastien dalam bukunya One Person can Make a Difference melihat sedikitnya ada 11 keunggulan SDM senior. Saya tidak punya bukunya jadi saya kutip dari sebuah situs.
- Dedikasi. Dengan pekerja yang berdedikasi maka hasil pekerjaan akan berkualitas tinggi dan ujung-ujungnya penghematan biaya bagi perusahaan.
- Tepat Waktu. Umumnya pekerja senior ingin mencari kesibukan setiap harinya sehingga mereka cenderung pergi ke kantor lebih awal dan pulang lebih terlambat.
- Jujur. Sifat umum yang dimiliki senior karena umumnya mereka berpijak pada kebenaran.
- Orientasi pada detail, fokus dan penuh perhatian.
- Pendengar yang baik. Pekerja senior cukup diberitahu satu kali, selanjutnya mereka tahu apa yang harus dikerjakan.
- Bangga akan pekerjaan.
- Organisatoris, percayakan suatu proyek seperti seminar, pertandingan olah raga kepada mereka. Mereka akan mempersiapkannya seperti layaknya pencana pernikahan.
- Effisien dan Percaya diri. Kendati pada senior sepintas seperti lamban. Namun otaknya sudah mulai bekerja begitu pekerjaan diberikan kepadanya. Tidak ada istilah tidak bisa dalam kamusnya.
- Dewasa. Lahir dari hasil tempaan hidup dan kerja yang keras dan bertahun. Mereka tidak mudah terprovokasi, atau ditarik untuk memihak suatu golongan kendati masuk golongan yang sedang berkuasa atau "anak mas "disebuah perusahaan.
- Menjadi Model atau Contoh. Mereka bisa berfungsi sebagai mentor atau model yang memudahkan pelatihan karyawan baru.
- Ahli komunikasi. Pekerja senior memahami aroma politik ditempat kerjanya, dan mahir secara diplomasi memasukkan ide-idenya kepada pimpinan tanpa sang bos merasa digurui.
So... teach new trick for an old dog ...
Mimbar Bambang Saputromimbar-list@yahoogroups.com
Comments