835- Masih banyak korban penipuan SMS

Gambar-1 Antrian di ATM mulai tak sabar, sebab seseorang menggunakan ATM sambil nampaknya dituntun oleh seseorang diujung tilpun yang lain.
Jumat 17 Nopember 2006. Saat memarkirkan kendaraan di kawasan AlfaMart Jati Warna, Pondok Gede untuk mengambil uang di ATM BCA, sempat melihat sedikit kepanikan. Pasalnya mbak Imah (sebut saja begitu) sedang dituntun oleh seseorang melalui tilpun untuk mengisi voucher yang sebetulnya adalah nomor rekening sang penipu. Kami segera sadar penipuan sedang berjalan. Namun mbak Imah yang sudah ditowel berkali-kali oleh pengantri lainnya bahwa ia ditipu, nampaknya bergeming. Dia baru sadar setelah saldonya tinggal 100.000 rupiah sehingga tidak cukup untuk membeli pulsa lagi.
Gambar-2. Seperti biasa, korban penipuan baru sadar setelah tabungannya dikuras habis melalui pembelian "pulsa" tilpun guna mendapatkan hadiah menarik.

Yang menghadap kamera adalah mbak Imah korban penipuan SMS. Semula ia heran mendengar suara penilpun yang seperti mengubah intonasi suaranya. Namun keburu tersihir lantaran iming-iming "Hadiahnya cuma-cuma, tidak dikenai pajak, apalagi batas hari pengambilan hadiah tinggal hari ini."

Arisan di kantor saja, kalau pesertanya tidak muncul, langsung digeser ke peserta lainnya. Mana ada hadiah sampai menunggu berhari-hari untuk diambil.

"Mudah sekali orang menipu saya?" tanyanya lemas. Mungkin maksudnya mengapa ia mudah tertipu. Dia mengaku sering dapat SMS gelap, namun karena dibombardir terus menerus, tergoda juga rupanya untuk coba-coba.

"Karena masih ada orang percaya bahwa kalau kita tidak pernah menipu orang, kita tidak akan ditipu...tanpa pernah menggunakan sikap kritis" saya menambahkan.

"Iyalah, pengalaman ya Pak!"

Toh dia masih memencet hanphonenya sambil bertanya "Mas kamu nipu aku ya?"



Mimbar Bambang Saputro

Comments

Anonymous said…
Mungkin anda sudah baca, seorang pemilik butik ternama di Surabaya memiliki kecerdasan prima. Sebut saja namanya TH. Lulusan setarap SMA di Australi. Dan tidak meneruskan sekolahnya ke Perguruan Tinggi.

Dia memiliki card-reader dan card-skimmer yang dipasang di butiknya. Mangsanya ya para pelanggannya. Saat anda menggesek kartu passport (ATM), ke cardreader atau alat pendebit kartu BCA Capture) di butiknya. Saat itu juga data transaksi anda masuk kekomputer.

Langkah yang perlu ia lakukan dan agak crusial adalah kemampuan mengingat kembali gerakan tangan korban saat memasukkan PIN. Tentu teknik ini dilakukannya sembari mengintip korban.

Bila ini berhasil, maka data berpindah ke flash disk, lalu singkat cerita kartu Passpor ATM anda sudah diduplikasi.

Korbannya sudah ada. Hendro seorang kontraktor dijebol 70juta, Lili yang juga pelanggan "favourite" pada 9 juni 2006, uangnya berkurang 27,3 juta. Dalam rentang Juni-Agustus ia sudah panen 300 juta.

Kali ini warga Surabaya tersebut menangis di Rumah Tahanan Sidoardjo. Di depan polisi, ia mengaku kepandaiannya mula-mula untuk menggandakan "member-card" - lalu ia mulai berimprovisasi, menggandakan kartu ATM.

TH memang masuk terali besi dan terancam 5 tahun penjara. Tapi ibarat pepatah putus satu tumbuh seribu. Wah.


****

Berikut ada sharing "nyaris ketipu oleh Ibu Endang" - Terimakasih Bu!......


Mas Mimbar, biasanya aku dengar soal tipu menipu seperti ini terjadi pada orang lain. Ternyata aku sendiripun mengalami.

Kebetulan mendapat jatah untuk jaga warung, Sabtu, dan hari masih pagi ketika mendapat tamu seorang ibu muda menggandeng anaknya lelaki. Ibu ini yang memperkenalkan diri sebagai ibu Bambang, mengatakan keinginannya untuk menyewa ruangan warung di lt 2 , untuk kantor katanya. Tentu saja dengan suka cita saya antarkan naik untuk inspeksi ruangan. Setelah tanya ini-itu selayaknya calon penyewa maka dengan janji akan menghubungi kembali, beliau pulang. Saya sibuk melayani pembeli, sehingga tidak terpikirkan lagi.

Sekitar jam 10.00 tilpun berdering, dengan suara bariton yang ramah dia mengatakan bahwa istrinya sudah menilpun dan dia sangat butuh ruangan kantor mendesak, jadi dia harus dapat ruangan itu secepatnya. Dia sepertinya tidak banyak memberi kesempatan aku untuk berfikir.

Setelah negosiasi yang berjalan sangat mudah, pak Bambang, yang mengaku sedang travel bisnis di Surabaya, mengatakan tidak masalah dengan term dan conditions yang aku ajukan.

Seneng dong aku, bakal dapat uang jajan. Kemudian pak Bambang maksa akan transfer uang untuk tanda jadi pada saat itu juga,supaya ruangan tidak dilepas untuk penyewa lain, Ya udah silahkan saja, gitu aja kok repot. Tapi dia minta supaya aku menunggu transfer di ATM bca, alasannya supaya cepat ketahuan sudah masuk apa belum. Aku bilang kan aku bisa ngecheck lewat HP, lagi2 dia setengah maksa aku nunggu di ATM.

Nah sampai disini sensor kewaspadaan mulai beeping. Sebenarnya aku bisa stop sampai disini, tapi aku pengin tahu endingnya seperti apa.

Okay, sambil berbekal ATM dapur ( untuk kebutuhan dapur maksude ) aku ke ATM di seberang jalan. Tak lama dia menilpun, mengatakan bahwa ada petugas BCA yang akan membantu proses transfer tersebut, lantas ada suara seperti conference call dan suara lembut wanita menyahut “ selamat pagi , hallo BCA ada yang bisa di bantu ? “ suara pak bambang ganti menyahut :” tolong di bantu ya, saya mau transfer ke rekening ibu endang sejumlah sekian”

“ Baik, pak. Hallo Ibu endang, silahkan masukkan ATM dan ketik nomor pin dan silahkan tekan saldo, dilayar ada angka berapa ibu ?. supaya prosesnya cepat tolong ibu transfer pulsa dulu ke no hp pak bambang ( apa hubungannya coba ? ) ini hanya untuk proses saja, tolong tekan angka 999999..bla. bla….bla“ Kemudian ibu tekan ini…. tekan itu masukkan angka 555666,,bla..blaa… Begitu balik bolak dan bolak balik.

Kebetulan ATM pagi itu sepi jadi tidak ada yang mengganggu ketika kami “bertransaksi”. Tanpa melakukan yang diperintahkan, ATM aku cabut, dan aku pura2 masih mengikuti perintahnya sambil berjalan kembali ke warung.

Lumayan lama lho main perintahnya, padahal apa susahnya sih transfer dana dari atm ?. Setiap kali aku protes, dia pura2 tidak dengar sambil lalu mengatakan ini untuk proces saja, tanpa aku mengerti apa maksudnya. Sampai ketika dia menyuruh memasukkan angka “ 777666….. , aku bilang sudah, dan kututup tilpunnya. Eh ibu bca ini dia masih tilpun balik, tanya “ kok transfernya belum masuk bu endang, tolong prosesnya di ulangi lagi ya, gampang kok, atm jangan di cabut , tekan transfer dan bla. bla….”.

Sayangnya aku gak tahan, aku bilang saja, “ gaya tipuanmu sudah kuno lageee” krekkk.. langsung dia tutup tilpunnya. Cerita habis sampai di sini.

Pantas saja orang sering gak sadar, malah merasa seakan di hipnotis ,entah bagaimana memang susah menolaknya. Aku sendiri hampir terbujuk wong “ ibu bca” itu pinter banget mengarahkan jari-jari kita, tekan ini, tekan itu, masukkan pin, masukan angka sekian, bolak-balik di ulang-ulang, bikin puyeng.
Masalahnya lagi kita sudah terlanjur seneng mau dapat uang sih, jadi sense logika agak mengendor.

Salam,
Endang,hampir ketipu.
Anonymous said…
Sama mas...

Saya juga pernah lihat penipuan ini terjadi di depan saya.. Dari awal saya sudah curiga, tapi kurang sigap (plus takut malah dicurigai dan dimarahi), jadilah si korban tertipu untuk membelikan pulsa Rp100 ribu buat si penipu. Sewaktu saya memberi tahu si korban pun si penipu sempat sempatnya ngotot ke korban untuk tidak mendengarkan orang lain dan terus berkonsentrasi ke dia (di telpon ngajak ngomong si korban terus) jadi si korban sempat bingung untuk mendengarkan si penipu atau saya. Memang para penipu itu persistent sekali... Dan yang sedihnya, korban yang saya lihat kemaren itu bukan yang keuangannya berlebih gitu... Jadi pasti terasa sekali walaupun "cuma" tertipu Rp 100 ribu...

Kalau nomor si penipu kita laporkan ke providernya ada effectnya nggak ya Mas? Saya tahu mereka sering berganti ganti nomor... tapi masa nggak ada yang bisa kita lakukan sama sekali ya? Control dari provider telepon gimana ya?

Dulu, kalau saya terima sms menipu saya akan reply dengan "Nipu nih ye...". Tapi sekarang langsung saya
delete saja.

Salam,
Deci.

Popular posts from this blog

Polisi Ubah Pangkat

Daftar Pemain Nagasasra dan Sabukinten

774-Tongseng Serambi (masjid) Sunda Kelapa