Kamar Barokah = 50 SR

Ketika membaca tulisan saya yang mengudak-aduk soal kuliner termasuk Warung Mie Barokah (berkah) dan Sup Kerbau Barokah, teman saya yang baru kembali dari tanah suci bercerita melalui email

Omong-omong tentang warung makan barokah. Saya jadi teringat sebuah warung di Makkah yang populer di kalangan rombongan jamaah haji terutama asal Indonesia. Warung yang terkenal dengan nama "Warung si Doel" tersebut lokasi-nya tidak jauh dari Masjidil Haram. Persisnya di sebelah selatan Pasar Seng" yang bersebelahan dengan Masjidil Haram.

Pasar seng yang sekarang berubah menjadi pasar beton memang cukup top di kalangan jamaah Indonesia sebab banyak juga para jamaah kita yang menghabiskan waktu belanja buat sanak keluarga di pasar Seng ini ketimbang di Masjidil Haram. Pemandangan unik ketika ilustrasi pada botol kemasan seringkali mempertontonkan hal menyentuh zone "aurat" sehingga harus diblok dengan tinta hitam.

Bagi non muslim, kata Haram mungkin membingungkan, katanya haram kenapa dikunjungi. Haram disini memiliki konotasi "haram didekati api neraka," alias sakral.

Kurang jelas nama aseli pasar ini. Mungkin bangunan mirip pasar tumpah yang ditutup seng, maka orang Arab pun ikut-ikutan menyetujui penamaan pasar seng.

Di Warung si Doel yang terkenal dengan menu-nya yang ala Indonesia-Madura, harganyapun relatif cukup murah 5 - 10 SR (Rp. 12500 - Rp. 25000 ) sekali makan di-banding KFC atau KUDU restaurant yang mematok harga 10-20 SR.

Ketika anda masuk ke restaurant bagi yang bermata jeli pasti akan mendapatkan tulisan yang tidak terlalu menyolok di meja resepsionist bertuliskan "Kamar Barokah = 50 SR". Pada awal kedatangan di Makkah jamaah yang berkunjung untuk makan ke sana tidak terlalu menghiraukan tulisan tersebut. Mungkin karena masing-masing jamaah masih sibuk beribadah umrah sunat dan persiapan haji.

Tetapi ketika hari wukuf telah usai, rukun dan wajib haji disempurnakan, biasanya jamaah masih mempunyai waktu 1 minggu atau 2 minggu di Makkah sambil menunggu waktu kepulangan ke tanah air ataupun ke Madinah. Pada saat itu kamar barokah-pun ini menjadi ramai peminat-nya yang antri sambil menggosok kedua telapak tangan seperti reaksi orang kedinginan.

Usut punya usut ternyata kamar barokah memang dipersiapkan oleh pemilik warung bagi jamaah haji yang berangkat suami-istri untuk melaksanakan ibadah yang telah dinanti nanti "sunnah rasul".

Namanya manusia, setelah sekian lama berpuasa, maka jatuhlah tahallul tsani dalam ibadah haji. Tahallul Tsani adalah saat "berbuka" untuk melepaskan pantangan-pantangan ihram, seperti tidak boleh menggunakan wewangian sekalipun hanya odorono, menggunakan penutup badan hanya dua lembar kain putih yang tidak dijahit dan banyak lagi pantangan lainnya secara fisik.

Salah satunya pantangan terberat adalah urusan "arus bawah" sebab untuk berbuka puasa urusan yang satu ini diperlukan ruang dan waktu.

Itulah daya tarik Kamar Barokah...




Mimbar Bambang Saputro
mimbar [dot] saputro [at] gmail [dot]com
+62 811806549 - TEXT PLEASE

Comments

Popular posts from this blog

Polisi Ubah Pangkat

Daftar Pemain Nagasasra dan Sabukinten

774-Tongseng Serambi (masjid) Sunda Kelapa