Gara-gara Meremehkan Catatan
Padahal saya selalu mengatakan kepada diri sendiri dan kerabat bahwa "fardhu" hukumnya untuk mencatat lokasi, lantai tempat kita meninggalkan kendaraan yang diparkir. Cukup dengan menulis dibelakang karcis parkir, beres. Tetapi lama kelamaan ada suara kecil yang bernegosiasi, kira-kira bunyinya demikian "apa susahnya mencari mobil kijang warnanya perak?, pakai repot mencatat, apalagi ada alarm untuk mencari kendaraan. Tinggal dipencet, Kijang langsung berteriak." Ditambah lagi, karcis parkir yang saya peroleh kali ini berupa kartu berlaminasi plastik tebal tak mungkin untuk ditulisi maka lengkap alasan untuk melanggar pakem.
Gangguan ingatan mulai terasa ketika menanyakan kepada pihak sekurity mengenai kegiatan dari Wikimu.com di Kolam Renang Apartemen Pavilion, mereka langsung mahfum dengan mengatakan "betul, ada acara ulang tahun disana, sudah diset untuk jam 15:00." - msempat terbersit, lho kok acara ulang tahun?.
Lalu setelah mendapatkan ruang parkir dengan pikiran sedikit senewen sampai juga saya di kolam renang dan tiba-tiba saja sudah bergabung dengan ibu-ibu yang rata-rata berhijab. Saat menanyakan soal Wikimu, sorot mata menerpa bak melihat mahluk luar angkasa mengenakan sarung.
Seperti tak perlu menjawab, seorang ibu melontarkan pandangan ke aula, yang diisi oleh puluhan balon dan anak-anak kecil. Jelas bukan acara Wikimu.com.
Ya sudah, langsung lokasi parkir yang saya ingat sebagai "LG9" yang tadinya dihapal sebagai merek TV dengan nomor Hoki (9), meloncat secara acak menjadi "UG12" dan sederet kemungkinan lokasi parkir lainnya.
Kegalauan lokasi parkir sempat terhapus sejenak setelah bersama para pengurus Wikimu.com repot memindahkan lokasi berkumpul sebab menurut sumber dipercaya, ada empat event "tumplek-blek" di tempat yang sama. Kalau pembuat warta, hal ini menjadi bahan cerita tersendiri yang jangan dilewatkan.
Begitu acara pertemuan Wikimu.com selesai, setelah pamitan kepada pengurus, diluar ruangan saya mulai menerapkan aji-aji "merpati putih mencari sarang.." - apalagi merasa "ada darah Geologi" - soal peta-memeta sih kecil (sambil menunjukkan jari kelingking.)
Kenyataan, berbunyi lain.
Saat mendatangi lokasi berdasarkan "perasaan tadi diparkir disini" yang ternyata sudah diisi mobil "magrong-magrong" besar berwarna hitam dan mewah. Suara kecil malahan ikut menyalahkan "lho kok bisa? coba tadi dicatat di HP, kan tidak berabe seperti sekarang? Beygon luh!"
Dan... eng..eng..eng genderang irama panik mulai ditabuh mengiringi langkah SAR.
Satu pelataran saya putari (perasaan), ketemu pak Gani sang CEO Wikimu, dan beberapa militan Wikimu. Saya mulai curiga, jangan-jangan ada Sukrasana si raksasa buruk rupa tapi baik hati yang atas permintaan kakaknya mampu memindahkan Taman Maerakaca dalam kedipan mata. Celakanya sudah berkedip berkali-kali, mobil masih belum ketemu.
Lalu mulailah episode full keringat, berjalan kesana kemari pindah ke lantai lain sambil tak lupa klik klik alarm. Untung saya jauh dari jaman Nabi Ibrahim (Abraham), untuk mengingat bagaimana penderitaan istri Ibrahim mencari air di padang pasir.
Sampai akhirnya datang dewa penolong Umar dari Tabloid Kontan yang menawarkan diri dengan Bebek mengejar Kijang. Rupanya serombongan sekuriti menjadi curiga dan menyetop motor. Saya pikir setelah di beritahu persoalannya mereka akan ikutan membantu. Namun sepertinya saya menscanning hurup EGP dalam balon yang keluar diatas ubun-ubunnya. Emang Gue Pikirin.
Akhirnya memang kami menemukan lokasi blank spot. Terang saja sekalipun kunci alarm dicetat cetet sampai ambeyen bakalan "mejen" sebab memang lokasi ini agak tersembunyi.
Sekali lagi saya menghaturkan terimakasih kepada mas Umar yang sempat menilpun rekanitanya untuk menunggu menonton di Senayan. Dan sori berat kepada mbak Astuti juga dari Kontan yang terpaksa pulang sendirian.
Kali ini Tambur ditabuh riang ... iramanya eng ing eng...
Seperti diketahui wikimu.com adalah kelompok penulis amatir dan profesional atau peminat dunia tulis menulis untuk "arisan" tulisan disini. Secara berkala kami berkumpul, sharing pengalaman, tukar menukar ilmu menulis dan semua itu tanpa biaya.
Mimbar Bambang Saputro
mimbar [dot] saputro [at] gmail [dot]com
+62 811806549 - TEXT PLEASE
Gangguan ingatan mulai terasa ketika menanyakan kepada pihak sekurity mengenai kegiatan dari Wikimu.com di Kolam Renang Apartemen Pavilion, mereka langsung mahfum dengan mengatakan "betul, ada acara ulang tahun disana, sudah diset untuk jam 15:00." - msempat terbersit, lho kok acara ulang tahun?.
Lalu setelah mendapatkan ruang parkir dengan pikiran sedikit senewen sampai juga saya di kolam renang dan tiba-tiba saja sudah bergabung dengan ibu-ibu yang rata-rata berhijab. Saat menanyakan soal Wikimu, sorot mata menerpa bak melihat mahluk luar angkasa mengenakan sarung.
Seperti tak perlu menjawab, seorang ibu melontarkan pandangan ke aula, yang diisi oleh puluhan balon dan anak-anak kecil. Jelas bukan acara Wikimu.com.
Ya sudah, langsung lokasi parkir yang saya ingat sebagai "LG9" yang tadinya dihapal sebagai merek TV dengan nomor Hoki (9), meloncat secara acak menjadi "UG12" dan sederet kemungkinan lokasi parkir lainnya.
Kegalauan lokasi parkir sempat terhapus sejenak setelah bersama para pengurus Wikimu.com repot memindahkan lokasi berkumpul sebab menurut sumber dipercaya, ada empat event "tumplek-blek" di tempat yang sama. Kalau pembuat warta, hal ini menjadi bahan cerita tersendiri yang jangan dilewatkan.
Begitu acara pertemuan Wikimu.com selesai, setelah pamitan kepada pengurus, diluar ruangan saya mulai menerapkan aji-aji "merpati putih mencari sarang.." - apalagi merasa "ada darah Geologi" - soal peta-memeta sih kecil (sambil menunjukkan jari kelingking.)
Kenyataan, berbunyi lain.
Saat mendatangi lokasi berdasarkan "perasaan tadi diparkir disini" yang ternyata sudah diisi mobil "magrong-magrong" besar berwarna hitam dan mewah. Suara kecil malahan ikut menyalahkan "lho kok bisa? coba tadi dicatat di HP, kan tidak berabe seperti sekarang? Beygon luh!"
Dan... eng..eng..eng genderang irama panik mulai ditabuh mengiringi langkah SAR.
Satu pelataran saya putari (perasaan), ketemu pak Gani sang CEO Wikimu, dan beberapa militan Wikimu. Saya mulai curiga, jangan-jangan ada Sukrasana si raksasa buruk rupa tapi baik hati yang atas permintaan kakaknya mampu memindahkan Taman Maerakaca dalam kedipan mata. Celakanya sudah berkedip berkali-kali, mobil masih belum ketemu.
Lalu mulailah episode full keringat, berjalan kesana kemari pindah ke lantai lain sambil tak lupa klik klik alarm. Untung saya jauh dari jaman Nabi Ibrahim (Abraham), untuk mengingat bagaimana penderitaan istri Ibrahim mencari air di padang pasir.
Sampai akhirnya datang dewa penolong Umar dari Tabloid Kontan yang menawarkan diri dengan Bebek mengejar Kijang. Rupanya serombongan sekuriti menjadi curiga dan menyetop motor. Saya pikir setelah di beritahu persoalannya mereka akan ikutan membantu. Namun sepertinya saya menscanning hurup EGP dalam balon yang keluar diatas ubun-ubunnya. Emang Gue Pikirin.
Akhirnya memang kami menemukan lokasi blank spot. Terang saja sekalipun kunci alarm dicetat cetet sampai ambeyen bakalan "mejen" sebab memang lokasi ini agak tersembunyi.
Sekali lagi saya menghaturkan terimakasih kepada mas Umar yang sempat menilpun rekanitanya untuk menunggu menonton di Senayan. Dan sori berat kepada mbak Astuti juga dari Kontan yang terpaksa pulang sendirian.
Kali ini Tambur ditabuh riang ... iramanya eng ing eng...
Seperti diketahui wikimu.com adalah kelompok penulis amatir dan profesional atau peminat dunia tulis menulis untuk "arisan" tulisan disini. Secara berkala kami berkumpul, sharing pengalaman, tukar menukar ilmu menulis dan semua itu tanpa biaya.
Mimbar Bambang Saputro
mimbar [dot] saputro [at] gmail [dot]com
+62 811806549 - TEXT PLEASE
Comments