790- Logo- Halalan Thayiban

Ali, 32 tahun, nama lengkapnya Amjad Ali. Lajang asal Pakistan ini mengambil Master Degree bagian Geologi di Australia. Menjadi permanen residen di Australia, maksudnya gar mempermudahnya mencari nafkah dinegeri Alfredo, ini tentara didikan Australia yang pernah melakukan contra intel dengan TNI, lalu masuk kembali ke Timor Timur sebagai mayor, dan kembali membangkang kepada pemerintahnya. Namun akhirnya ia seperti beberapa lulusan lainnya mengalami benturan, kalah dalam persaingan mencari kerja sesuai yang dengan jurusannya.

Untung familinya yang sudah lama "settle" di Sydney membantunya dengan menjadi supir Taxi. Penghasilannya lumayan, ia mebukukan seribu enam ratus dollar per minggu, dengan catatan bak lagu Koes Plus : kerja keras bagai kuda. Belakangan Ali mulai mengeluhkan "linu pinggang" terutama saat ia berjalan. Mungkin akibat sampingan terlalu banyak duduk dan bergadang di taxi. Apalagi untuk seusianya, badannya mulai melorot karena gemuk, sehingga mulai mencoba mencari pekerjaan lain sampai ia bergabung dengan perusahaan mudlogging kami sebagai "pesuruh" alias "sample catcher."

Dulu saat zone TimTim masih milik Indonesia, ratusan tenaga terlatih di Indonesia menyerbu Timor, namun dengan pertimbangan biaya pesawat, mereka banyak memilih tenaga dari Pakistan atau India.

Sebagai seorang pemuda yang taat kepada agamanya. Ia memang kesulitan menyesuaikan jadwal makan dan jenis makan sehingga hari kehari ia hanya mengonsumsi sayuran atau buah-buahan. Lebih celaka ia seperti layaknya pemuda Pakistan amat jarang mengonsumsi ikan. Makanan baginya hanya Kambing atau Sapi atau Ayam. Sekalipun demikian hal ini tidak
membuatnya kehilangan bobot tambunnya.

Dia cerita bahwa ketika menjadi supir Taxi di Sydney pernah ada restoran langganannya karena ada logo bertuliskan arab "Halal" - namun suatu hari kedapatan bahwa kata-kata tersebut tidak 100% konsisten sebab menurut Ali, mereka masih memasukkan ayam dari farming yang menyediakan daging tidak sesuai dengan akidah yang dianut Ali.

Ali lalu protes mengapa berani-beraninya pasang logo Halal. Eh si pemilik restoran enteng berkelit "lho saya lihat logo itu mempercantik penampilan restoran, saya comot tanpa tahu artinya.." - Ali kalah separoh, apalagi pemiliknya separoh bule, separoh Lebanon. Separuh menang kulit, separuh menang ngeyel. Klop.

Tapi untuk tidak mengecewakan keluarganya di Pakistan. Kalau liburan ke tanah tumpah darahnya Ali selalu mengenakan jas lengkap, dan menenteng Toshiba terbaru. Tapi jangan salah, kalau anda berikan file doc atau Excell ke komputernya, pasti tidak bisa dibuka. Pasalnya
Amjad Ali ketika membeli Laptop tersebut tidak membeli software Office. Jadi komputernya hanya berisikan Windows XP yang hanya bisa dipakai untuk browsing Internet, lain tidak.

Padahal nama Amjad Ali terpateri dalam benak sasya pada tahun 1985-an ketika Virus diperkenalkan dengan kode samaran C-Brain dimana dibuat oleh pemuda Pakistan pemilik toko kumputer. Karya virusnya diliput oleh Times, bahkan FBI tak urung datang ke Pakistan menyelidiki tujuan Virus dibuat.

Tapi kalau soal memasak Chapati, Dal, atau Masala bagi pemuda Ali tidak ada masalah.

Friday, September 01, 2006
http://mimbar2006.blogspot.com

Comments

Anonymous said…
Ops.....nyuwun ngapunten pak Dhe...
sampun ketinggal nagasasranipun.

Kulo kinten teng gajahsora.net

matursuwun

Popular posts from this blog

Polisi Ubah Pangkat

Daftar Pemain Nagasasra dan Sabukinten

Menu Makanan Kantin di Rig Terapung