792- Obituary -Steve Irwin- 4 Sep 2006

Wajah penuh ramah ini terpampang dalam baliho maupun poster seperti menyapa setiap penumpang yang menginjakkan kakinya di bumi "outback", dengan seragamnya khaki cream, rambut pirangnya. Didepannya tergeletak benda-benda yang dilarang masuk ke bumi Australia, termasuk patung kerajinan dari suku lain yang biasanya tak lepas dengan asesories dari bulu, gigi, atau tulang binatang, panah, tulup, akar bahar, karang, ekor harimai, kuku harimau, kulit buaya, penis buaya, dan pelbagai jenis buah-buahan termasuk hasil pertanian seperti madu. Wajah ramahnya nampak tersenyum sekalipun denda pelanggaran membawa benda terlarang tersebut tidak main-main.

Penonton HBO atau Animal Planet tentunya tidak asing lagi ketika melihatnya berenang ditengah rawa pada malam hari hanya ditemani istrinya, Terri, lalu ia menyelam mengamati kehidupan buaya yang memang tergolong mahluk nontuctural (mahluk malam). Bagaimana ia menggendong buaya air asin (salty) seperti menggendong anak kecil.

Kematiannya memang membawa duka mendalam bagi dunia satwa liar yang sangat dicintainya. Prinsipnya buaya, ular, biawak adalah mahluk tak berbahaya selama ia tidak terpojok atau kelaparan.

Steve tewas saat menjalakan tugas yang amat digemarinya membuat filem dokumenter dalam air di pantai Batt Reef kawasan Cairn ketika seekor ikan pare nampak berenang dengan anggunnya disela-sela karang. Dengan perlengkapan snorkel, Steve berenang diatas ikan tersebut. Tiba-tiba ikan merasa terganggu dan menyabetkan ekornya sehingga melukai dada dan jantung. Bisa ekor ikan pare inilah penyebab reaksi alergi bagi yang tersengat dan berakhir dengan kematiannya akibat gagal jantung. Nampaknya Steve tidak sempat merasakan sakit dan langsung tewas seketika. Ia tewas pada usia 44 tahun. Sambil menunggu paramedik diterbangkan melalui helikopter, bantuan berupa CPR sudah dilakukan namun semuanya terlambat. Steve adalah orang ketika yang tercatat tewas akibat serangan ikan pari.

Pantai ini termasuk dalam gugusan Great Barrier Reef.

Ketika kejadian tragis menimpa ayah dari Bindi dan Robert ini, sang istri Terri sedang dalam tugas trekking di pegunungan Tasmania. Mereka berkenalan ketika Terri berkunjung ke kebun binatang.

Di Indonesia, ekor ikan pare dikeringkan dan diperjualbelikan sebagai cindera mata, padahal kendati kering, racunnya masih tersisa dalam skala kecil.

Filem dokumenter yang ditinggalkan bagi kita adalah The Crocodile Hunter. Banyak orang yang mengira, ajalnya mungkin dimulut buaya mengingat ia seperti putus urat takut akan hewan melata ini. Dalam filem itu ia sering mengatakan "Crikey" sebuan untuk buaya. Atau sapaan G'day LA. Kata-kata itupun menjadi jargon dikalangan penyayang binatang.

Sebetulnya pria ini dinominasikan menjadi orang panutan se Australia, namun perolehan angkanya melorot, lantaran pada Januari 2004 di kebun binatang Australia ia membawa anaknya Bob yang masih bayi bermain dengan mahluk buas ini. Ketika penonton dicekam ketakutan ia malah seperti memegang anaknya disatu tangan dan memberi pakan ayam mati dengan tangan yang lain. Ulahnya itu dianggap membahayakan sehingga menuai kecaman. Juni 2004, Irwin disorot para aktivis ketika ia mendekati rombongan paus, anjing laut dan penguin yang sedang berkumpul di Antarctica.

Akibat ulahnya yang dianggap ugal-ugalan, Ia cuma menduduki urutan ke 51.

Kampiun dalam poll orang paling dipercaya publik Australia adalah Doktor Fiona Wood dalam dedikasinya menyembuhkan pasien luka bakar kasus bom Bali 2005. Ia menemukan obat "spray" jadi begitu kena luka bakar jangan cari "bluben," oli maupun odol, cukup dikecroti obat maka luka mengering dan rasa sensasi terbakar berkurang.

Tapi bukan itu saja yang bikin dia masuk koran, pasalnya dari sejak gadis, ibu dokter anak satu ini memang telaten, gemathi terhadap pasiennya. Setiap pasien datang, adalah inspirasi bagiku, katanya dalam sebuah wawancara.

Monday, September 4, 2006
Mimbar Bambang Saputro
0811806549
© Copyright 2000-2006. All Rights Reserved.

Comments

Popular posts from this blog

Polisi Ubah Pangkat

Daftar Pemain Nagasasra dan Sabukinten

Menu Makanan Kantin di Rig Terapung