858 - Renungan Mopie

Ketika kita diajak keluar dari perspektif sebagai manusia, maka kita kadang terperangah bahwa yang kita katakan normal, terkadang malahan tidak normal bagi mahluk lain.

Ngandai-berandai, Mopie gug.guk.guk bisa merenung dan berbicara dan menulis. Apalagi kalau sudah menyangkut kehidupan sexual manusia. Bisa-bisa dia akan menulis begini...

"Manusia memang keterlaluan, mereka doyan betul esek-esek tanpa pandang bulan. Majikan saya Nyonya Barbara selalu saja tebar gairah kepada pasangannya padahal ia tahu sedang masa nir subur, bahkan baru sehari usai "M" dia sudah mengulangi perbuatannya. Herannya sang suami Johan, selalu melayaninya dengan suka cita tanpa pandang perduli apakah usahanya akan menghasilkan keturunan atau tidak. Tahu nggak sih, Barbara dan Johan malahan berhubungan saat Barbara hamil muda. Pekerjaan yang sia-sia untuk mendapatkan keturunan.

Lebih konyol lagi saat orang tua Johan berkunjung ke rumah anaknya, karena suatu malam saya dengar mereka berhubungan, padahal si Nenek sudah menopause. Jelas-jelas pekerjaan tak bermanfaat. Herannya mengapa sang kakek mau-maunya melayani permintaan yang tidak masuk akal ini. Sudah begitu pakai gaya malu-malu. Pasalnya mereka mengunci pintu, kadang memadamkan lampu sehingga hanya mereka berdua yang tahu apa yang diperbuatnya. Padahal kita para anjing terhormat melakukannya didepan teman-teman kita.

****

Di halaman lain terpampang kalender yang dipenuhi coretan, lalu kamar dengan lampu remang-remang nampak seorang lelaki terbaring, sementara diujung sana seorang wanita bergaun tipis, dengan cincin kawin ditangannya mendekati pasangannya sambil berbisik mesra "Honey, aku sedang Subur..Nih"

Kalau saja pasangan Baboon Afrika mengerti percakapan manusia, yakin saja mereka akan tergelak. mengapa begitu susahnya menentukan masa subur masa subur atau tidak, sampai perlu bantuan kalender, penggunaan hormon, menyiapkan test kit dalam kamar segala. Sementara bagi kera baboon betina asal sudah membengkak, hangat dan sensasi gatal sampai-sampai mereka mengeluarkan suara bising. Maka akan keluar aroma khusus untuk merangsang sang jantan melakukan ovulasi. Sapi jantan pemacek barangkali tertawa melihat para manusia rogah sana sini melakukan inseminasi, padahal baginya, cukup dengan penciuman mereka hampir 100% tahu betina mana yang kelihatan moncer, pasti sedang masa subur.

Penulis berpendapat saat manusia purba tinggal didalam gua, para pasangannya selalu menyediakan diri untuk digauli berhubung mereka amat bergantung pria yang mencarikan makan baginya. Nampaknya gagasan bahwa seorang tugas pasangan adalah "mamah" dan "mlumah" - sudah menjadi instink manusia purba sejak dahulu. Lalu pendapatnya diperkuat saat ia di Papua Niugini, ia (penulis) amat berang melihat seorang ibu menggendong anak, sambil menenteng barang berat sementara sang suami melenggang dengan panah dan busurnya. Kemungkinan besar, kebiasaan ini berasal dari tugas suami melindungi keluarga saat terjadi serangan dari kelompok lain. Cuma yang tidak habis pikir, bagaimana bisa sang suami yang melindunginya, kapan tempo tega menjual istrinya kepada pihak lain.
Dan ini juga yang membuat Mopie merenung tiada habis.....

--

Buku : Why is Sex Fun? - The Evolution of Human Sexuality
Pengarang: Jared Diamond
Penerbit: Weidenfeld & Nicolson. London 168 halaman.

mamah=memamah, makan
mlumah=tertelentang


Comments

Popular posts from this blog

Polisi Ubah Pangkat

Daftar Pemain Nagasasra dan Sabukinten

Menu Makanan Kantin di Rig Terapung