853 - BlackHawk Down di Fiji
Drama Adam Air yang kedua kali (dan fatal), ternyata tidak menyusutkan minat orang terbang bersama pesawat tersebut. Sekalipun nampak murah sebetulnya kita masih membayar teramat mahal. Pelototilah maskapai penerbangan murmer luar negeri macam Value Air (Singapore), atau Virgin Blue (Australia) ternyata mereka bisa menjual tiket murah, tanpa harus menganggap murah nyawa pilot, nyawa teknisi dan nyawa penumpangnya. Bedanya masyarakat Australia sana sudah tidak perlu ginkobiloba sehingga tidak mudah lupa, dan setiap peristiwa penyimpangan akan di"teter" habis-habisan.
Ceritanya, [sambil membenarkan duduk saya dan memperbaiki kerah baju].
Bulan November 2006, sebuah kecelakaan Helikopter militer Sikorski yang dikenal sebagai Black Hawk mengambil korban nyawa pilot kapten Mark,35 dan seorang anggota elit SAS Prajurit Josh,28.
Publik Australia, para anggota Senat mulai melakukan penekanan. "Apakah pesawat militer yang dipakai sudah kadaluwarsa". Jangan sampai sudah nyawa berikutnya melayang, baru ketahuan sistem ini dan itu pada amburadul rusak seperti dinegeri tetangganya. "Kalau terus-terusan begini (kecelakaan), maka beberapa tahun kedepan, Australia bakalan kehabisan militer terbaiknya, gara-gara tewas dalam kecelakaan pesawat.." Mengingat mendidik seorang militer apalagi penerbang tangguh bukan pekerjaan dalam setahun dua.
"Bagaimana kita dapat mempertahankan diri kalau diserang negara yang
lama mengincar kita.." - dengan dagu dimajukan seperti golek Cepot alias Astrajingga ke arah utara Australia. Ini namanya kurang asem. Masak yang rusak pesawat, malahan dibelokkan menjadi ancaman militer dari Indonesia.
Kekuatiran publik beralasan sebab dalam catatan operasi militer di Iraq, Afganistan, TimTim, ternyata nyawa prajurit elit Australia SAS, boleh dibilang berterbangan saat latihan dan bukan dalam pertempuran. Dalam satu dekade misalnya 18 satuan elit SAS tewas lantaran dua heli Skyhawk bertabrakan. Lalu 2 April 2005 9 satuan SAS tewas dalam latihan di pulau Nias.
Alkisah, saat itu 29 November 2006, sebuah negara di lautan Pacific dilanda ontran-ontran gunjang ganjing kudeta. Komodor Frank Bainimarama menjebol pertahanan Perdana Mentri Laisenia Qarrase dan mengusirnya jauh-jauh sekitar 300km dari utara ibukota Fiji, Suva. Lantas presiden Fiji Ratu (lelaki) Josefa Iloilo juga dinonaktipkan (walaupun kekuasaan dikembalikan kembali).
Kepala polisi Fiji yang dipegang seorang warga negara Australia diteror akan di bunuh oleh kelompok yang dipercaya suruhan Frank sehingga harus dievakuasi ke Australia secepat maling jemuran. Layaknya negara Adikuasa dan konco-konconya, begitu mendengar laporan telik sandi akan ada kudeta di Fiji, maka bergeraklah kapal perang HMAS Kanimbla di lepas ke perairan lepas Fiji. Sambil pura-pura melakukan latihan evakuasi warga Australia dari Suva (Fiji) ke Australia. Dalam latihan ini digunakan satuan tempur Sikorsky yang dinamai BlackHawk.
Cuaca begitu ramah dengan angin berhembus sampai anda bisa menaikkan layangan "singit" (tidak balance) tanopa kesukaran. Jarak pandang secerah kacamata baru dilap pakai Uvex. Maka bagaimana tidak shock ketika heli tergelincir menabrak lambung kapal lalu tenggelam. Seorang pilot kawakan tewas dan seorang prajurit masih didalamnya ketika pesawat tenggelam dengan kedalaman setara dengan tenggelamnya kapal Titanic.
Hawk bukan pesawat model suku cadang kanibal. Ia didesign sebagai penyempurnaan heli yang pernah digunakan dalam perang di Naam. Shock breaker dibuat mampu meredam kejut, fuse yang dibuat lebih baik. Berpengalaman di 25 kancah peperangan dan medan bencana alam dengan 5 juta jam terbang telah dibukukan serta mampu mengangkut 11 penumpang dengan daya jelajah 600km pada kecepatan terbang 280km/jam. Ini benar-benar kuda perang jaman modern. Maka Menteri Pertahanan Australia amat berang tatkala dituduh menggunakan barang rongsokan yang menelan korban. Ia lebih menekankan kesalahan manusia. Sekalipon pilot mengantungi jam terbang sangat panjang. Peralatan super canggih, entoch kecelakaan pesawat masih banyak terjadi.
Sementara rekaman video kapal HMAS Kanimbla memperlihatkan adanya peringatan gangguan mekanik pada pesawat nahas tersebut. Sayangnya pesawat telah terkubur dikedalaman 2300 meter di bawah laut sehingga usaha pengangkatan bangkai pesawat diduga akan mengalami kesukaran.
Mana yang benar, jawabannya masih terkubur dibawah sana. Padahal kejadian berlangsung di depan mata, di hari yang cerah.
--
Bekasi 5 Januari 2007
Comments