Ketukan
Melamar ke perusahaan besar nampaknya yang dibutuhkan selalu yang berpengalaman sekian tahun. Ini sih bukan cari pekerja melainkan cari bajakan.
Seorang calon pekerja yang sudah mengkeret nyalinya seakan berkobar kembali ketika sebuah perusahaan mencari tenaga yang mampu melayani mesin Telegram. Barangkali cocok dengan kebisaannya. Masa mudanya ia pernah menjadi pandu dan mahir bermain morse.
Sampai di perusahaan tersebut, lgi-lagi hatinya menciut lantaran sudah puluhan pelamar berada diruangan sambil mengisi biodata. Lalu ia berbuat serupa. Selesai mengisi biodata yang menceritakan panjang lebar keahliannya dalam morse, ia berjalan mengelilingi ruangan.
Dilihatnya beberapa mesin telegram dan salah satu mesin sedang mengetuk halus.
Tidak berapa lama datang seorang pelamar lain. Ia mengisi formulir serupa dan langsung memasuki ruang direksi, lalu keluar dengan senyum tersungging. Beberapa waktu kemudian Direksi keluar ruangan dan mengatakan bahwa posisi yang dibutuhkan telah diisi oleh pemuda yang baru ruangan.
"Bagaimana mungkin bapak bisa menerima pelamar langsung diinterview sementara kami yang seharian menunggu disini tidak diberi kesempatan?"
Direksi menjawab bahwa salah satu mesin telegram sebetulnya mengirimkan berita mengenai nasib anda, "kalau anda dapat mengerti pesan ini, langsung menghadap direksi untuk interview."
Banyak dari kita yang mengandalkan bakat dan pengalaman namun sering lupa menyadap informasi kecil sekitar kita, yang kebanyakan orang melewatkannya.
Komentar: entah untuk siapa tulisan ini. Pokoknya menulis saja deh, biar kayak anak muda. Mimbar
Mimbar Bambang Saputro
mimbar [dot] saputro [at] gmail [dot]com
+62 811806549 - TEXT PLEASE
Seorang calon pekerja yang sudah mengkeret nyalinya seakan berkobar kembali ketika sebuah perusahaan mencari tenaga yang mampu melayani mesin Telegram. Barangkali cocok dengan kebisaannya. Masa mudanya ia pernah menjadi pandu dan mahir bermain morse.
Sampai di perusahaan tersebut, lgi-lagi hatinya menciut lantaran sudah puluhan pelamar berada diruangan sambil mengisi biodata. Lalu ia berbuat serupa. Selesai mengisi biodata yang menceritakan panjang lebar keahliannya dalam morse, ia berjalan mengelilingi ruangan.
Dilihatnya beberapa mesin telegram dan salah satu mesin sedang mengetuk halus.
Tidak berapa lama datang seorang pelamar lain. Ia mengisi formulir serupa dan langsung memasuki ruang direksi, lalu keluar dengan senyum tersungging. Beberapa waktu kemudian Direksi keluar ruangan dan mengatakan bahwa posisi yang dibutuhkan telah diisi oleh pemuda yang baru ruangan.
"Bagaimana mungkin bapak bisa menerima pelamar langsung diinterview sementara kami yang seharian menunggu disini tidak diberi kesempatan?"
Direksi menjawab bahwa salah satu mesin telegram sebetulnya mengirimkan berita mengenai nasib anda, "kalau anda dapat mengerti pesan ini, langsung menghadap direksi untuk interview."
Banyak dari kita yang mengandalkan bakat dan pengalaman namun sering lupa menyadap informasi kecil sekitar kita, yang kebanyakan orang melewatkannya.
Komentar: entah untuk siapa tulisan ini. Pokoknya menulis saja deh, biar kayak anak muda. Mimbar
Mimbar Bambang Saputro
mimbar [dot] saputro [at] gmail [dot]com
+62 811806549 - TEXT PLEASE
Comments