Bhisma

Pada awal tahun 2000-an, seperti diketahui terjadi pergolakan politik Indonesia. Lalu muncul seorang tokoh yang gagah, namun orang pada kecelik karena menyangka beliau bernafsu menjadi Presiden RI. Lalu Pianis Jaya "Jamu Jago" Suprana menganalogikan tokoh ini sebagai Bhisma.

Dikenal sebagai Bhisma Dewabrata sebagai anak semata wayang beneran yang kebal. Kebal tapak palune pande (senjata tajam), dan yang penting lagi kebal terhadap hasutan dan provokasi.

Dia seorang negarawan lantaran berguru kepada negarawan kelas dunia wayang Bhaspati titisan Batara Guru, punya kekuatan bersenjata, ahli menembak anak panah kartena belajar dari Resi Bhargawa, punya kredibilitas karena selalu pengajian dengan Resi Wasistha, tetapi ketika kesempatan datang untuk jadi orang nomor satu. Dia tepiskan. Datang sekali lagi dia malahan hidup selebat.

Kehebatan Bhisma lain adalah kemampuan "Ichcha Mrityu" yaitu kemampuan memilih ajal. Mau mati dipanah seperti Burung Sio Tantina yang mati dipanah Raja Nirwana, atau mati muksa (hilang bersama wadagnya), semisal Prabu Siliwangi, tinggal pilih. Tetapi ajal pantang ditolak.

Siapa Bhisma yang sering disebut sebagai Dewabrata ini ?.

SENTANU MULAI KESEPIAN

Sejak ditinggal Dewi Gangga, duda keren Sentanu mulai kesepian. Ibu Dharma Wanita perwayangan ada juga sih yang membuat proposal buat anak gadisnya, tapi Sentanu masih bergeming, ia memang jenis mesin diesel, susah starter. Tetapi kalau "ngeslahnya" kena, bakalan ngacir seperti kesetanan.

Sentanu juga kuatir nanti anaknya belum ditembung (ditanya persetujuannya) sang ibu getap-gempita "galakan dia" untuk melakukan serangkaian wawancara dengan masmedia entertenmen.

Lalu Sentanu kembali ke jalan semula, yaitu berburu. Tetapi lagi-lagi binatang buruannya hilang. Disebuah hutan ia bertemu dengan gubuk jelita. Pasalnya dia menemukan anak perawan secantik dan sewangi itu di hutan Liwang Liwung.

Padahal para gadis penjual toko ikan di Grogol rata-rata bau kelabang kalau didekati, ini anak nelayan Keramba bisa "lisik" mulus bener kulitnya. Apa pengaruh Omega 3 dalam daging ikan?.

"Namanya dimana, rumahnya siapa wong ayu ?" tanya Sentanu.
" Ah baginda, ganjen, raja tiru-tiru pelawak Timbul berbahasa yang terbalik dan tercemar, sok tebolak tebalik."

"Setyawati, mas" -katanya sambil melempar ujung selendang lalu menggoyangkan badan kekiri kekanan sampai dua kali, lalu menunduk dan menggigit kuku berakting malu-malu kenes.
Sang puteri langsung dilamar. Yang ngelamar raja, bapaknya langsung setuju, malah merasa dapat anugrah.

Tapi eit nanti dulu. Tim pembisik bilang, jangan cuma mau dikawinin, iket dengan janji, bilang cucu eluh entar bakal jadi Putra Mahkota, namanya juga raja. Dapet nyang demplon lain lupa yang dirume. Mending kalo dimodalin lantas buka Institut Pendidikan, atau Butik.

"Wah nggak bisa, saya terlanjur janji dengan Ratu Jin (baru "ngeh" saya sekarang, cerita Raja kawin dengan penguasa laut rupanya sudah ada berabad-abad di India), maksudku Ratu Jin Sungai Gangga."

Negosiasi berjalan alot sebab sang nelayan pasang harga mati. Keturunannya harus jadi Raja - end of story. Kapan lagi bisa kesempatan ganti darah biru. Syukur kalau metalik biar kinclong.
Sang Duda, akhirnya patah hati, kesetrum dengan Satyawati, yang ABG, tapi tali janji masih ada sangkutan dengan mamahnya si Dewabrata. Kalau saja badan ini bisa dibelah. O alah nelayan kok pintar, apa ada LSMW menyusup didalamnya. Dikerasi sedikit, ujungnya class action. Duh Gusti... keluh Sentanu.

Akhirnya negara mulai kacau, raja hanya duduk termenung sehari-hari kurang konsen dengan urusan tata negara.

DEWABRATA AMBIL TINDAKAN PEMULIHAN

Dewabrata langsung cancut tali wanda (menggulung lengan bajunya). Didatanginya sang nelayan.

"No Worry Chief, bagiku tidak jadi Raja ora Pathekan sekarang juga mikrofon saya pegang dan mendeklarasikan cucumu lahir akan menjadi Raja. Yang sudah terucap, tertulis sebagai Undang Undang."

Iba juga sang nelayan (tidak sederhana), melihat perangai Dewabrata. Tapi, ada sang pembisik, bilang "Dia memang tidak ambisi Raja, tapi anaknya Bhisma nanti bisa jadi dikompori orang sirik minta tahta ?, kacau deh proyek-proyek yang sudah ditandatangani."

Dewabrata, sekalipun memiliki privilese, kredibilitas, legitimasi, kesaktian, akredibilitas dan KESEMPATAN, tidak mau menggunakan kekerasan. Diluar dugaan ia malahan bersumpah "Demi Dewata, aku bersumpah Tidak akan menikah dengan wanita....." - katanyayang segera disambut DUARR! gemuruh badai, topan dan ngampar yang bergemuruh.

Akibat sumpahnya, kayangan jadi gonjang ganjing seperti digoyang gempa skala 7MW (dulu
Richter). Ini sumpah sungguh dahsyat.

Gara-gara ini, Dewabrata diberi gelar BHISMA yang artinya "ide yang terrible, anehnya".
Tapi percaya saja, Dewabrata juga tidak pernah menikahi pria.

Setyawati yang sejatinya sudah sreg dengan duda keren, seperti di Ketoprak humor, belum ditanya mau apa belum sudah "wel-welan" menjawab "mauk mauk..." lantas diboyong keistana.
Sampai akhirnya melahirkan dua putera.

Persoalan belum selesai, adik tiri Bhisma sudah lewat akil baligh belum juga dapat jodo. Pasalnya para perempuan istana selalu disayembarakan. Dan repotnya sang adik dasarnya jadi raja karena pengorbanan Bhisma maka setiap ikut sayembara keok melulu, hanya sekali dapat hadiah hiburan rantang susun.

Bhisma terpanggil untuk membela kehormatan adik-adiknya. Ia dasarnya militer, ambil saja jalan pintas. Walau perlu dua puteri, tapi karena ada 3, maka terlanjur biasa jalan jalur Three In One, tiga putri disaut naik kereta sambil teriak. "Nih ada tiga cewek pilih yang mana mau. Sisanya akan saya kembalikan,"

Padahal diantara putri yang yang disayembarakan tadi ada seorang dewi "Amba" yang slotnya sudah full, dan menjadi sumber puput usia (ajal) Bhisma dikemudian hari.
(bersambung)

Mimbar Bambang Saputro
mimbar [dot] saputro [at] gmail [dot]com
+62 811806549 - TEXT PLEASE

Comments

Popular posts from this blog

Polisi Ubah Pangkat

Daftar Pemain Nagasasra dan Sabukinten

774-Tongseng Serambi (masjid) Sunda Kelapa