Blunder - Pesan Satu Dapat Dua - ujungnya ke pengadilan

Order satu dapat dua ternyata berujung pengadilan bagi dokter Armellin. Gara-gara itu pula ia dituntut ganti rugi sebesar empat ratus ribu dollar oleh pasiennya dengan tuduhan malpraktek.

Ceritanya, Canberra, November 2003. Seorang ahli cangkok janin menjalankan permintaan pasien untuk menanam janin ke perut seorang calon ibu. Uniknya pasangan ini berasal dari mahzab cinta sesama potongan tulang iga Adam. Pencangkokan berhasil, terlahir dua anak gadis kembar yang usianya menapak tiga tahun dan tinggal berssama orang tuanya di Melbourne..

Namun setelah mulai merasakan tetek bengek "ngempanin" dua anak kembar, susunya, bajunya, sepatu, kesehatan dan uang sekolahnya, maka pasangan lesbian ini mulai merasakan "bengek nggak ketulungan" - mereka merasa keberatan finansial. Pasalnya setelah berhitung, satu anak diperkirakan membutuhkan biaya sekitar 390 ribu dollar sampai menjelang usia 21tahun saat lepas dari tanggungan orang tuanya.

Lantas ketemu pikiran untuk melepas salah satu anak agar diadopsi orang lain. Cuma belakangan pikiran ini dikubur dalam-dalam lantaran tidak tega memisahkan kembar sehingga pasangan yang berpenghasilan seratus ribu dollar ini alih-alih menyalahkan dokter Armellin yang dikatakan "tega-teganya memberi anak kembar.." - lalu mereka membawa perkara ini ke pengadilan.

Dalam satu pengakuan dimuka sidang dr. Armellin sempat bertanya kepada embryologist sebab setahunya hanya pesan satu janin mengapa diberi janin kembar?.

Namun sang embryologist bersikeras bahwa pasangan yang namanya disembunyikan ini sudah teken kontrak minta dua janin.

Lalu Dr Armellin hanya bilang "Oh f... of"

Yang memberatkan tim medis, beberapa saat sebelum pencangkokan sang pasien tidak diajak bicara bahwa "anda sudah menandatangani persetuan akan dicangkok seorang atau dua orang janin ditubuh anda dst.."

Alasan embryologist pasien sudah terkapar lantaran dibius total.

Selain menuntut sejumlah uang, mereka juga memprotes bahwa setelah kehamilannya, sang "istri" selalu muntah-muntah dan tidak bisa berjalan kecuali dibantu oleh tongkat penyangga. Untuk itu mereka meminta ganti rugi sebesar lima belas ribu dollar lantaran beberapa hari harus minta cuti kerja.

Sidang ditunda oleh hakim Annabel di Canberra untuk mendengarkan kesaksian yang lain.

Mimbar Bambang Saputro
mimbar [dot] saputro [at] gmail [dot]com
+62 811806549 - TEXT PLEASE

Comments

Popular posts from this blog

Polisi Ubah Pangkat

Daftar Pemain Nagasasra dan Sabukinten

Menu Makanan Kantin di Rig Terapung