Mayor Alfredo di Metro TV
Mayor Alfredo di MetroTV
Senin, 11-06-2007 14:12:10 oleh: Mimbar Saputro Kanal: Peristiwa
Perdana Menteri Timor Leste (TL) Estanislau Alixo da Silva seperti merasa tertampar, Mayor Alfredo, sang mimpi buruk bagi Xanana, Horta dan dirinya yang sudah dihujani tembakan senjata berat, panser sampai membunuh empat pengawalnya, dicari dimana-mana, ternyata muncul selama satu jam penuh pada Kamis 24 Mei di acaranya Andy Noya. Dan diulangi lagi pada Minggu 27 Mei 2007 yang disaksikan oleh rakyat Timor Leste.
Dalam wawancara dari satu tempat "yang sangat dirahasiakan", Mayor Marinir didikan Australia ini merasa geram karena dihianati oleh Xanana. Ketika dihimbau turun gunung, katanya ia akan dibebaskan dari tuduhan, setelah semua senjata diserahkan ia masih di penjara. Untung anak buah yang setia membebaskannya dua bulan kemudian. Sejak itu perintah Kay (nama panggilan Xanana) adalah tangkap hidup atau mati.
Yang membuat Perdana Mentri da Silva masygul adalah "Alfredo menuding bahwa Sekertaris umum Fretilin Mari Alkatiri, Presiden partai Fretilin Francisco Guterres ‘Lu-Olo', Presiden Jose Ramos Horta serta mantan Presiden Xanana Gusmão dan beberapa pemimpin lainnya berniat mengadopsi sistim komunis di negara ini "
"Harusnya sebagai lider, Alfredo pikir masak-masak sebelum mengeluarkan pernyataan yang menyakitkan umat TL," bantah PM da Silva. Istilah komunis itu kan bawaan Indonesia yang hendak membohongi rakyat."
Memang dalam wawancara Kick Andy, suara Mayor, 41, terdengar bergetar dan mengatakan "saya adalah mimpi buruk Kay dan Horta" karena saya anti komunis.
Lalu mengapa ia memilih menyampaikan pendapatnya melalui media TV Indonesia, sebab menurutnya dengan media ini suaranya terdengar di Timor Leste.
Alfredo menjadi musuh nomor satu negara Timor Leste setelah ia melarikan diri bersama 600 pasukannya. Alasannya, ia yang berasal dari tepi barat diperlakukan tidak sama dengan teman-temannya yang berasal dari tepi timur. Komandan PM pada Falintil-Forsa Defeza Timor Leste (F-FDTL), lari dari baraknya setahun lalu sejak gegeran "petisi." Dalam pelariannya, tiga bulan lalu ia berhasil merampas 18 pucuk senjata milik tentara perbatasan.
Mimbar Bambang Saputro
mimbar [dot] saputro [at] gmail [dot]com
+62 811806549 - TEXT PLEASE
Senin, 11-06-2007 14:12:10 oleh: Mimbar Saputro Kanal: Peristiwa
Perdana Menteri Timor Leste (TL) Estanislau Alixo da Silva seperti merasa tertampar, Mayor Alfredo, sang mimpi buruk bagi Xanana, Horta dan dirinya yang sudah dihujani tembakan senjata berat, panser sampai membunuh empat pengawalnya, dicari dimana-mana, ternyata muncul selama satu jam penuh pada Kamis 24 Mei di acaranya Andy Noya. Dan diulangi lagi pada Minggu 27 Mei 2007 yang disaksikan oleh rakyat Timor Leste.
Dalam wawancara dari satu tempat "yang sangat dirahasiakan", Mayor Marinir didikan Australia ini merasa geram karena dihianati oleh Xanana. Ketika dihimbau turun gunung, katanya ia akan dibebaskan dari tuduhan, setelah semua senjata diserahkan ia masih di penjara. Untung anak buah yang setia membebaskannya dua bulan kemudian. Sejak itu perintah Kay (nama panggilan Xanana) adalah tangkap hidup atau mati.
Yang membuat Perdana Mentri da Silva masygul adalah "Alfredo menuding bahwa Sekertaris umum Fretilin Mari Alkatiri, Presiden partai Fretilin Francisco Guterres ‘Lu-Olo', Presiden Jose Ramos Horta serta mantan Presiden Xanana Gusmão dan beberapa pemimpin lainnya berniat mengadopsi sistim komunis di negara ini "
"Harusnya sebagai lider, Alfredo pikir masak-masak sebelum mengeluarkan pernyataan yang menyakitkan umat TL," bantah PM da Silva. Istilah komunis itu kan bawaan Indonesia yang hendak membohongi rakyat."
Memang dalam wawancara Kick Andy, suara Mayor, 41, terdengar bergetar dan mengatakan "saya adalah mimpi buruk Kay dan Horta" karena saya anti komunis.
Lalu mengapa ia memilih menyampaikan pendapatnya melalui media TV Indonesia, sebab menurutnya dengan media ini suaranya terdengar di Timor Leste.
Alfredo menjadi musuh nomor satu negara Timor Leste setelah ia melarikan diri bersama 600 pasukannya. Alasannya, ia yang berasal dari tepi barat diperlakukan tidak sama dengan teman-temannya yang berasal dari tepi timur. Komandan PM pada Falintil-Forsa Defeza Timor Leste (F-FDTL), lari dari baraknya setahun lalu sejak gegeran "petisi." Dalam pelariannya, tiga bulan lalu ia berhasil merampas 18 pucuk senjata milik tentara perbatasan.
Mimbar Bambang Saputro
mimbar [dot] saputro [at] gmail [dot]com
+62 811806549 - TEXT PLEASE
Comments