811-Peluru
Boleh jadi yang diliriknya adalah wanita berpostur "bangkok" ala para pesohor.
***
Seperti layaknya muslimat di bulan Ramadhan, Fadilah amat tekun menjalankan puasa di negeri orang dan tak lupa Tarawih di mesjid bersama para imigran lainnya. Bulan puasa tahun ini, ia seperti mendapat jawaban, mengapa ia terlahir dengan tubuh yang sedang-sedang saja menurut ukuran orang timur.
Saat ia menjalankan salat Tarawih, Jumat 29 September 2006, di Mesjid Mirrabooka, Australia Barat tanpa sepengetahuan jamaah yang berjumlah sekitar 250 orang, sebuah mobil berwarna hijau jenis kendaraan medan berat, terbukti memiliki roda ganda, tampak berjalan perlahan lalu mengambil posisi parkir di jalan Boyare Ave.
Pria ini bukannya mengeluarkan sajadah, melainkan senapan berat. Dan "dar" peluru melesat menembus kaca dan nyaris beberapa mimimeter menghantam wajah depan Fadilah. Fadilah memang mendengar teriakan anak-anak, tapi layaknya salat yang "ndadi" ia tetap meneruskan "ruku" - nya dan baru sadar bahwa pecahan kaca memenuhi sajadahnya.
"suaranya seperti ada mesin pancar gas, lalu terdengar suara tumbukan benda keras sampai saya harus reflek menutup telinga. Perasaan benda itu sudah meledak diwajahku."
Jelas ia teramat shok. Apalagi melihat peluru masih mampu bersemayam lapisan semen dan bata, dinding masjid Mirrabokka. Sejak itu Fadilah bersyukur bahwa tubuhnya tidak tinggi.
Inilah hikmah ramadhan yang paling berkesan baginya.
Polisi dan ahli balistik yang datang ditempat kiejadian menemukan selongsong kaliber 7.62m, ditembakkan dengan jarak 80m, ini bukan senjata kelas kacangan. Kasus yang baru pertama terjadi di Australia ini memang menarik minat, penembakan kearah orang yang sedang salat di mesjid. Orang lalu menghubungkan dengan ucapan pemimpin dunia belakangan ini, bahkan ada yang menuduh pidato Howard mengenai peningkatan kewaspadaan terhadap para imigran, baru-baru ini seperti menyulut perasaan benci sementara orang Australia.
Comments