843 - Ruang Rekreasi di Pengeboran Minyak (Laut)

Ada pernyataan saling tumpang tindih. Laut itu luas sekaligus sempit maksudnya laut memang luas ngablak-ablak tetapi, ruangan tempat tinggal sempit. Bekerja di ruang sempit menimbulkan kejenuhan bagi yang tidak pandai menyikapinya. Bagi yang gemar membaca, di laut disediakan perpus untuk bacaan semacam novel. Bagi yang hobi ngemil, 24jam kantin terbuka. Yang senang menonton ada perpus dengan pelbagai filem (tapi kalau filem syik asyik, biasanya diembat crew. Tinggal cangkangnya saja).

Memancing ikan, sebuah kebiasaan di rig Indonesia, sama sekali tidak diperkenankan sebab tali nilon yang kelihatannya sepele kecil kalau sudah menggubet, melilit bagian kapal seperti baling-baling dan peralatan lainnya, sama runyamnya dengan benang layangan dikabel listrik kita. Sayangnya di Indonesia, justru para supervisor kita yang memberi contoh yang kurang memperhatikan keselamatan kerja.

Bagi penggemar olah raga, saya perlihatkan gambaran sebuah kehidupan di rig laut.


Ruang rekreasi. Penayangan TV "FoxTel" semacam Indovision yang tidak bintik-bintik itu kata sang empunya perusahaan. Urusan music arahkan remote ke saluran MTV, bagian olah raga tentunya lain selera. Olah raga yang disukai disini adalah sejenis american football dan cricket sehingga bagi saya yang tahunya badminton dan bola sepak, rada tersandung-sandung melihat permainan bola lempar. Minggu sore penayangannya filem-filemnya rada NgNgtR alias ngeres-ngeres tapi resep.

Ruang tilpun para crew. Gratis seantero Australia. Saya malahan gratis menilpun keluarga di Singapore sebab kenyataannya Starhub milik negeri Singa ini jauh lebih berjaya ketimbang Telstra nya Kangguru. Agar menilpun dari Australia lebih murah. Istilahnya citarasa Global, tarip lokal dipakai kartu tilpun murah semacam "daybreak" - yang dengan 10 dollar (70 ribu) anda bisa menilpun 100 menit ke tanah air, asalkan handphonenya fleksi, starone. Disamping telkom biasa.Jangan remehkan lemari besi ini. Anda baru tahu manfaatnya jika ternyata anda harus bekerja untuk 1 bulan, lalu kehabisan rokok, sikat gigi, odol, shampoo, permen karet tetesan embun, coklat cadbury, aftershave (apalagi bagi penerbangan lintas Amerika mengharamkan barang-barang dibawa dalam penerbangan). Harganya tentu sedikit mahal. Tetapi keberadaannya menolong. Kertas papier $0.50 (3500 idr), deodoran $4 (28000 idr), Coklat Cardbury $3 (21000 idr), Sebungkus rokok Rokok Filter BH $12 (84000 idr), odol kecil $3.50 (24500 idr), Sikat Gigi $2 (14000 idr), Shampoo $7 (49000 idr), Cream Cukur $3 (21000 idr) dan permet karet $1 (7000 idr). Lalu ada tulisan dipintu lemari bahwa "It is against company policy to use credit" - maksudnya "hari inih (pakai h), bayar kontan, besok harih (h), boleh utang(malahan tanpa h)"

Herannya walaupun kue coklat seabreg-abreg disini, para crew masih rela mengeluarkan dua puluh ribu rupiah lebih untuk beli Cadbury. Mungkin kecilnya dulu dikasih uang jajan terus sehingga walau perut sudah kenyang, jajan adalah ritual.

Ruang olahraga tergolong lengkap. Mulai treadmill, sepeda stasioner, jalan tanjakan, mendayung, angkat beban semua komplit disini. Bahkan hampir tiap mesin dilengkapi sensor untuk mengukur denyut jantung. Saya pernah kepancing emosi disini. Para pekerja rig disini, liburannya pada ke Bali, surfing - jadi badannya pada berotot. Entoch sehabis bekerja keras di menara bor, paling tidak sejam dihabiskan waktunya untuk berolah raga, sambil menyetel lagu-lagu keras. Celakanya peralatan olah beban habis dipakai mereka, ukurannya pasti sangat berat untuk usia dan kemampuan saya. Sekali sekali saya ganti dengan yang ukuran 20kiloan. Tapi lama-lama bosan juga gonta dan ganti beban. Sampai satu ketika melihat halter begitu guede seperti tertantang sebagai penganut tenaga pusar" - hari gini saya coba uji kemampuan tenaga tersebut. Setelah konsentrasi sebentar, mengumpulkan cadangan tenaga di pusar. Dan hup beban 40x40 saya angkat. Betul juga, badan saya terangkat, sementara halter bergeming. Sampai setahun bahu kiri saya sakit lantaran pernah "salah urat" menerapkan aji besar pasak dari tiang. Sial bener. Salahnya percaya.

LOST AND FOUND

Pemandangan lain di ruang olah raga adalah kotak "lost and found" - crew disini memiliki kebiasaan main tinggal pakaian kerja merek terkenal Yakka, kaos, sepatu RedWing, dan pelbagai asesori. Biasanya barang ini ditumpuk disudut. Kalau tidak ada yang mengklaim dalam seminggu, langsung masuk kotak untuk dibuang ke darat.
Bayangkan berapa kotak disitu. Lalu saya ingat di kawasan dermaga Tanjung Priuk pada tahun 1980-an, dimeriahkan oleh coveral warna biru muda tertulis Reading &Bates, nama sebuah perusahaan pengeboran yang moncer waktu itu. Kalau sempat ada yang rajin mengumpulkan barang bekas dalam kondisi bagus ini dari rig ke rig, barangkali istilah Roma (rombengan Malaysia) bisa berganti RoSet (rombengan setrali).

Mimbar Bambang Saputro

Comments

Popular posts from this blog

Polisi Ubah Pangkat

Daftar Pemain Nagasasra dan Sabukinten

Menu Makanan Kantin di Rig Terapung