Mangga dua Pilkada
Dua pilkada - masanya- kepada tetangga sebelah yang sudah seperti ayah saya sendiri, saya pernah menghadiahkan (duile), pohon mangga cangkokan yang dibeli di kawasan MekarSari Bogor.
Artinya bibit unggulan. Tinginya sudah melebih tinggi rumah orang dewasa pastinya. Saya menikmati pemandangan dari tahun ketahun bagaimana Tumbuh Kembang pohon ini. Pohon memang tumbh bongsor.
Namun kenyataannya, buahnya bisa dihitung dengan mudah.
Sudah itu nasibnya berakhir "keluron" (keluron itu bahasa jawanya Miskram). Keluron yang pertama - ada kelompok penampungan Tenaga Kerja Indonesia - yang menjadi relawan memetik buah yang ia tidak pernah tanam, apalagi repot minta ijin pemiliknya.
Keluron kedua ya akibat alam. Sudah buahnya sedikit, pakai gogrog pula saat masih belia.
Ada yang menasehati di karbit batangnya, ada yang bilang batang ditato, bahkan seorang dosen PT menyarankan digertak dengan tumpukan kayu bakar lalu di teror : "kalau eluh masih belum lebat buahnya, aku bakar" - ternyata ancam mengancam marak juga didunia Vegan yak..
Tadinya saya bingung mau menulis apa... Eh sahabat saya mas Yusuf Iskandar memposting mangga yag semula rajin berbuah yang rasanya "asam tapi manis", sekarang mengalami gagal mateng. Jadi seperti dapat ide dari mas YI.
Comments