Gendham

Bocah yang membelakangi kamera ini namanya mirip nama depan tokoh pesbuker. Cuma nasibnya berbeda.

Lulus SLA, sambil menyelesaikan kuliahnya , pemuda yang terkesan gondrong dan pendiam ini  oleh ayahnya diajak kesono kemari "dandan" atawa serpis masin cuci, AC, kadang masin jait sering juga kompor gas. Kami adalah pelanggannya semasa dua Pilkada, termasuk Pilkada normal dan yang Rasis.

Suatu hari Uwaknya (kakak Ayah atau Ibu), memberi berita gembira. Ada loker - kerja di Taman Mini. Sudah itu, interview dilakukan bersamaan pameran, dan yang perlu dicatat ada pencetakan E-KTP massal di Taman Monas.

Namanya anak muda ditawari kerja tidak perlu Ijazah  - cuma modal KTP doang.. apalagi tidak pakai uang pelicin..Lilahitaala deh. Uang saya sudah cukup - kepinginnya nolong orang yang cari kerja. Demikian kata orang baek tadi. Seperti diteruskan oleh sang Uwak.

Hari yang dijanjikan - ia di jemput menemui Kepala HRD Taman Mini. Di Monas yang sedang tumplek bleg, lantaran E-KTP.  Sayang saat Rafi sampai halaman kantor, Dewa Penolong belum tiba. Mungkin Rafi datangnya kepagian. Tapi itu lebih baek ketimbang datang terlambat.

Untung menunggunya tidak lama, malahan kasih surprise ngagetin dari belakang dengan menepuk bahunya. "Hah nungguin sayah Yah.. "

Begitu ikhlas orang ini yang mengaku pak Subardi wanti-wanti untuk tidak bilang siapa siapa bahwa ia yang bocorin lowongan kerja. "Nggak enak sama teman-teman lain..kan lowongan kerja itu sulit dapatnya..Musti jodoh.."

Rafi masih ingat kata kata "nanti kalau ketemu Bos saya saya kamu pura pura tidak kenal" - artinya diajak sandiwaraan sebabak. Bahkan seperti menyitir "Kalau Memberi Tangan Sebelah Jangan Tahu, apalagi orang sebelah.."

Bahkan, ia mengulang ulang kalimat "kalau ketemu saya nanti kamu lupa ya.."

Nah supaya sandiwara sukses besar, Rafi diminta menunggu sebentar. Pak Subari akan mencari Bosnya diantara kerumunan orang mencetak E-KTP di monas.

Tunggu punya tunggu mungkin ada sejam Rafi berdiri diantara kerumunan orang dan tak berani beranjak. Mendadak ada yang menepuknya dari belakang. Sayang bukan pak Subari.

"Elu dimainin Tong.. Jebakan Betmen tuh.."- kata orang yang baru dkenalnya.

Kesal dipermainkan, ia berniat kembali pulang. Namun motor yang dijagain teman yang membawanya wawancara sudah raib.. dan begitu juga dompetnya dibawa Penolong yang ternyata kelompok penipu berhipnotis.

HP Hilang, Dompet Hilang, Motor Hilang, Uang Hilang.
Tak heran, kami sulit menghubunginya.



Comments

Popular posts from this blog

Polisi Ubah Pangkat

Daftar Pemain Nagasasra dan Sabukinten

STOP!