787 - Jangan ambil sepatuku

Nasehat kebanyakan orang (amit-amit) kalau sampai apes ditodong dijalan oleh kawanan penjahat apalagi bersenjata, maka sebaiknya serahkan semua barang, seperti cincin, jam, asal jangan sampai terluka. Namun ada rada "nyentrik" jam mahal, uang, berlian, kalung boleh
diambil tapi, "please" jangan ambil Sepatuku.

Sepatu apaan sampai segitu serunya?

Sepatu "perempuan" buatan tangan Blahnik. Nama lengkapnya Manolo Blahnik. Keistimewaannya sepatu ini buatan tangan. Dan Blahnik adalah empu sepatu jaman sekarang. Bak seorang empu yang beproses dalam membuat keris yang digdaya, begitulah empu Blahnik, pria kelahiran Santa Cruz 1942 ini mengejawantahkan keciamikannya membuat sepatu yang
umumnya bertumit tinggi, lancip, dengan ujung runcing sehingga kalau dipakai perempuan berkaki cangcorang, berbetis padi IR, membuat pemakainya menjadi seksi. Konon Blahnik yang membuat sendiri sepatunya tanpa bantuan siapapun. Dan karyanya selalu monumental. Tidak heran dari Lady Day, Jerry Hall, Bianca Jagger, Kylie Minogue menjadi pelanggan fanatiknya. Kylie sampai-sampai mempertontonkan sepatu tersebut dalam album keluaran tahun 2001.

Sepatu yang sama dipakai oleh pemain seri Sex and City. Dalam satu adegan Carrie Bradshae seorang maniac sepatu mengatakan "ambilah semua olehmu (pencuri) tapi jangan sepatu Manolo Blahnikku." Dasar filem, kok ya yang dirampok justru sepatunya sehingga yang
senang adalah Blahnik karena produksi Toko jalan Gereja Tua, London makin moncer.

Sepatu ini dilepas paling murah empat ratus dolar. Entoch masih harus antri berbulan untuk mengindennya. Anda harus mendatangi London untuk melakukan pengepasan. Dikalangan para jetsetter, barang mahal selalu diexpresikan dengan gaya banci menutup mulut sambil
melambai "Manolo deh yiiiy" - maksudnya kok mahal.

Tapi semua bukan datang dari langit, ia semula dibesarkan diperkebunan pisang, disekolahkan agar bisa jadi diplomat bisa tahu apa tentang sepatu "avant garde." - kalaupun ada nspiratornya adalah sang ibu yang memang seleranya adibusana kelas "seleb" - yang dibela-belain membeli sepatu dari Paris dan mencoba mengupahkan tukang sepatu dikotanya agar menambahkan pita dan beberapa hiasan lainnya. Rupanya saat tangannya meraba sepatu ibunya ia seperti merasakan sensasi luar biasa.

Keinginan ayahnya agar ia jadi diplomat terpaksa dipendam dalam-dalam. Diam-diam ia pindah fakultas sastra yang dinegara lain dianggap sekolah "buangan" tak berprospek. Ketika dikursuskan bahasa Inggris agar kemampuan berbahasanya terasah, Ia malahan menghabiskan waktu menonton filem lama, sekalian mengamati sepatu-sepatu dalam filem tersebut.

Sambil mengisi waktu ia bekerja pada sebuah industri perfileman. Lantas saat mencoret-coret design sepatu seperti yang dilihatnya dalam filem. Seorang produser melihatnya dan mengatakan bahwa designya bagus sekali. Dari situ ia mencoba membuat sepatu yang ternyata tidak mudah, design cantik, tapi kalau diapakai seperti melayang berjalan diatas pantai pasir yang tebal. Bakal jadi tertawaan.

Kedua dia belajar bahwa pria umumnya kurang suka model sepatu yang aneh. Pernah dia merancang sepatu pria merah bak cherry, namun lupa memperkuat sol sepatunya sehingga disindir majalah Vogue, siapkan mental humor bila memakai sepatu Blahnik.

Inilah yang membuatnya mempelajari teknik membuat sepatu perempuan yang langsing, umumnya memakai ikatan tali tipis sehingga memperlihatkan sederet jari yang terawat, dan dibarengi teknologi setangguh pesawat Boeing. Untuk itu ia harus belajar pada sebuah perusahaan sepatu di London. Sepatu keluaran London memang sampai kesohor enak dipakai dan classy.

Herannya ia tidak pernah sekolah khusus tentang persepatuan. Mungkin pendapatnya jebolan sekolah musik umumnya piawai mengecam musik orang lain ketimbang menciptakan lagu sendiri.

Sunday, 27 August 2006
http://mimbar2006.blogspot.com

Comments

Popular posts from this blog

Polisi Ubah Pangkat

Daftar Pemain Nagasasra dan Sabukinten

774-Tongseng Serambi (masjid) Sunda Kelapa