Berbuka Puasa di 30000 kaki
Pesawat Garuda sudah lepas landas Bandara Simpang Tiga- Pakanbaru, sore itu Cuaca cerah sedikit mendung, saya bisa melihat di bawah sana sungai berkelok-kelok seperti luk keris Sabukinten. Pramugari masih sibuk saja menawarkan refreshment, tetapi mata saya cuma plirak-plirik saja lha baru jam 17:45 ya belum masuk waktu berbuka puasa. Rasanya bau teh panas mulai mengganggu hidung saya.
Tidak berapa lama terdengar suara mesin mulai menderu lirih dan manteng pada ketinggian 30000 kaki-an, terdengar suara dari cockpit bahwa pesawat sudah berada diatas kota Palembang, dan jadwal berbuka adalah 18:00, "Selamat Berbuka Puasa," demikian penutup pak Pilot. Rupanya selama 15 menit tadi saya cuma mengendus dus bau teh panas to..
Wah kalau membayangkan berbuka diketinggian 30000 kaki diatas muka laut, wuiih luar biasa.
Lalu ingat ketika berramadhan di Pakistan beberapa tahun lalu, bayangan saya kalau orang berjenggot, memakai gamis putih atau warna lembut pasti puasa semua. Ternyata saya salah. Dimana-mana sama, walaupun kesannya lebih terselubung.
Yang unik, para penumpang yang check in selalu membisikkan sesuatu kepada petugas penerbangan, lalu sang petugas merogoh sesuatu dari bawah mejanya dan VOILLA! sebuah kardus nampak diberikan kepada para penumpang. Mungkin semacam sampel sponsor dari perusahaan, cuma kok bungkusannya agak gemuk gitu.
Tiba giliran saya yang nggak tahu cara menyebut "passwordnya" ya cuma menyerahkan boarding pass dan "cep-klakep" diam saja. Resikonya ketika waktu berbuka puasa tiba, semua penumpang sibuk membuka kardus yang ternyata adalah nasi kotak, sementara saya celingukan dan "gleg-glek" tanpa ada yang coba menawari minum. Rupanya pramugari/gara sibuk juga berbuka puasa. Sial bener.
Date: Tue Nov 19, 2002 11:29 am
Tidak berapa lama terdengar suara mesin mulai menderu lirih dan manteng pada ketinggian 30000 kaki-an, terdengar suara dari cockpit bahwa pesawat sudah berada diatas kota Palembang, dan jadwal berbuka adalah 18:00, "Selamat Berbuka Puasa," demikian penutup pak Pilot. Rupanya selama 15 menit tadi saya cuma mengendus dus bau teh panas to..
Wah kalau membayangkan berbuka diketinggian 30000 kaki diatas muka laut, wuiih luar biasa.
Lalu ingat ketika berramadhan di Pakistan beberapa tahun lalu, bayangan saya kalau orang berjenggot, memakai gamis putih atau warna lembut pasti puasa semua. Ternyata saya salah. Dimana-mana sama, walaupun kesannya lebih terselubung.
Yang unik, para penumpang yang check in selalu membisikkan sesuatu kepada petugas penerbangan, lalu sang petugas merogoh sesuatu dari bawah mejanya dan VOILLA! sebuah kardus nampak diberikan kepada para penumpang. Mungkin semacam sampel sponsor dari perusahaan, cuma kok bungkusannya agak gemuk gitu.
Tiba giliran saya yang nggak tahu cara menyebut "passwordnya" ya cuma menyerahkan boarding pass dan "cep-klakep" diam saja. Resikonya ketika waktu berbuka puasa tiba, semua penumpang sibuk membuka kardus yang ternyata adalah nasi kotak, sementara saya celingukan dan "gleg-glek" tanpa ada yang coba menawari minum. Rupanya pramugari/gara sibuk juga berbuka puasa. Sial bener.
Date: Tue Nov 19, 2002 11:29 am
Comments