Haul ke 400 VOC 20 Maret 1602-20 Maret 2002
Date: Wed Feb 13, 2002
Kalau tidak ada aral melintang, negeri Kincir Angin, Negeri Bunga Tulip, Negeri Bawah Air, negeri pelopor Hak Asasi Manusia sebentar lagi akan mengadakan perayaan besar-besaran, perayaan "kemanusiaan", perayaan bagaimana perkasanya VOC menguasai perdagangan dunia. Pesta akan digelar di enam kota dengan terpusat di Ridderzaal.
Ironisnya Kedutaan Besar RI diminta untuk ikut memperingati haul 400 tahun VOC yang didengung-dengungkan sebagai tugas suci ratu untuk mencivilised-kan pribumi negeri. Mereka mengklaim aktivitas VOC di Indonesia cuma seperti cara dagang Babah Holiang, yaitu buka Toko, berniaga cari untung, lain tidak Bah!
Betapa tidak "membanggakan", kalau keuntungan Belanda tahun 1830-1870 saja sekitar 800 juta gulden yang dikuras dari negeri awak, yang dikonversikan didepan J. Pronk dari Belanda pada 1992 setara dengan 16,7 miliar Gulden. Matematika 16,7 M dikonversi kerupiah sekarang, saya serahkan kepada anda.
Dalam akte pendiriannya (octrooi), dikatakan bahwa VOC didirikan pada 20 maret 1602 didepan parlemen Belanda yang tujuannya mencegah persaingan dagang antar bangsa Belanda yang akan merugikan bangsa itu sendiri.
Dan semua juga maklum kalau dilapangan kenyataannya lain seperti menggunakan cara kekerasan, intrik-intrik, pembunuhan dalam rangka memuluskan kongsi dagangnya di India Belanda. Kongsi dagang mana yang boleh mempraktekkan kolonialisme?, menetapkan perang? dan membuat perdamaian (traktat, perjanjian Linggarjati, perjanjian Tuntang dsb.). Itu semua hanya kekuasaan yang dimiliki oleh sebuah negara yang berdaulat.
Dan masih perlu diwaspadai bahwa separatis RMS di Maluku juga sudah aktip sekali kegiatannya dengan berkedok golongan tertentu. Apa bukan perayaan ini akan menjadi tiupan angin segar untuk segera memisahkan diri dari RI ?
Ah, banyak nian tugas generasi ini yang harus diselesaikan.
Kalau tidak ada aral melintang, negeri Kincir Angin, Negeri Bunga Tulip, Negeri Bawah Air, negeri pelopor Hak Asasi Manusia sebentar lagi akan mengadakan perayaan besar-besaran, perayaan "kemanusiaan", perayaan bagaimana perkasanya VOC menguasai perdagangan dunia. Pesta akan digelar di enam kota dengan terpusat di Ridderzaal.
Ironisnya Kedutaan Besar RI diminta untuk ikut memperingati haul 400 tahun VOC yang didengung-dengungkan sebagai tugas suci ratu untuk mencivilised-kan pribumi negeri. Mereka mengklaim aktivitas VOC di Indonesia cuma seperti cara dagang Babah Holiang, yaitu buka Toko, berniaga cari untung, lain tidak Bah!
Betapa tidak "membanggakan", kalau keuntungan Belanda tahun 1830-1870 saja sekitar 800 juta gulden yang dikuras dari negeri awak, yang dikonversikan didepan J. Pronk dari Belanda pada 1992 setara dengan 16,7 miliar Gulden. Matematika 16,7 M dikonversi kerupiah sekarang, saya serahkan kepada anda.
Dalam akte pendiriannya (octrooi), dikatakan bahwa VOC didirikan pada 20 maret 1602 didepan parlemen Belanda yang tujuannya mencegah persaingan dagang antar bangsa Belanda yang akan merugikan bangsa itu sendiri.
Dan semua juga maklum kalau dilapangan kenyataannya lain seperti menggunakan cara kekerasan, intrik-intrik, pembunuhan dalam rangka memuluskan kongsi dagangnya di India Belanda. Kongsi dagang mana yang boleh mempraktekkan kolonialisme?, menetapkan perang? dan membuat perdamaian (traktat, perjanjian Linggarjati, perjanjian Tuntang dsb.). Itu semua hanya kekuasaan yang dimiliki oleh sebuah negara yang berdaulat.
Dan masih perlu diwaspadai bahwa separatis RMS di Maluku juga sudah aktip sekali kegiatannya dengan berkedok golongan tertentu. Apa bukan perayaan ini akan menjadi tiupan angin segar untuk segera memisahkan diri dari RI ?
Ah, banyak nian tugas generasi ini yang harus diselesaikan.
Comments