Goda Gado Pasar Boplo
KELUARGA (WARUNG) CEMARA
Dalam salah satu acara televisi maka serial Keluarga Cemara yang dimainkan oleh Bintang sinetron kawakan Adi-Kurdi sebagai ayah, ternyata tergolong banyak penggemarnya sampai sampai ada yang berharap cerita ini dilanjutkan dengan tokoh ayah menjadi Pengusaha.
Di alam nyata, apa yang terjadi, keluarga (jalan) Cemara memang tercatat sebagai pengusaha gado-gado yang sukses berat. Bayangan gado-gado hanya sekedar sayur rebus dicampur bumbu kacang, ternyata dikemas sedemikian rupa menjadi makanan yang bergengsi dan tentunya mahal. Rasanya sih nggak beda jauh dari gado-gado lain, tetapi mengapa bisa menjadi terkenal itulah yang amat menarik.
Lotek atau gado-gado memang makanan popular. Alm pelawak Johny Gudel kerap membawakan lawakannya dengan mengatakan bahwa ia adalah mobil dengan bensin "nasi pecel."
Tahun 1970, Yuliana yang kerap dipanggil aye mencoba membuka warung lotek atau gado-gado disebuah kawasan di jalan Kebon Sirih. Ada yang mengatakan Jl. Srikaya No 4.
"Mulanya hanya dari hobby mematut-matut resep," demikian Aye mengenang masa lalunya. Eh keterusan.
Selang lima tahun kemudian ternyata usaha warungnya berkembang, namun tidak terlalu pesat. Seorang rekannya bilang, bahwa tempat yang ia gunakan untuk berdagang tersebut dilihat dari segi fengsui, kurang prospek. Akhirnya, 1975, Aye memindahkan usahanya ke jalan Cemara, jaraknya hanya beberapa meter dari pasar Boplo- Menteng.
Usahanya di kawasan Menteng ini melesat bak roket dengan omzet 150-300 porsi perhari, bayangkan dengan harga jual Rp. 16.000 perhari. Di tambah beberapa gerai lainnya yang ia buka, maka wajarlah kalau usahanya termasuk gado-gado terbesar dan terenak di Jakarta bahkan dinegeri ini.
Rahasianya konon campuran kacang mete dalam ulekan kacang tanahnya. Cuma karena ini bukan resep membuat pellet pakan ikan, ya komposisinya dirahasiakan. Mengapa harus dicampur kacang mete. Alasannya sederhana, permen coklat agar lebih lezat harus diborehi kacang mete, perayaan lebaran tanpa kacang mete pun terasa belum afdol. Jadi memang ada "sesuatunya" kacang mete ini.
Toh campuran ini bukan ditemukan secara kebetulan. Setahun lebih mereka melakukan uji coba komposisi bumbu yang bisa pas diselera masyarakat Jakarta.
Alasan itulah yang membawa mereka untuk mematenkan komposisi gado-gadinya di Ditjen HAKI. Guna menghindari pemalsuan atau penggunaan nama Gado-gado Boplo yang kelak dikemudian hari justru datang dari keluarga Cemara ini.
Lantaran posisi warung ini di jalan Cemara, sampai tirainya ditulis Cemara, tetapi orang mengenalnya sebagai gado-gado pasar BOPLO. Pelanggannya tak kurang Ir. Soekarno, Hartini Soekarno beberapa orang dugem seperti Titik Puspa, Yenny Rahman dan Wimar Witoelar. Bahkan ketika memperingati 100 hari meninggalnya Ny. Tien Soeharto, tak kurang keluarga Cendana memesan penganan dari Warung Cemara ini.
Resto ini buka jam 8-5. Supaya jangan ketinggalan, sebaiknya tilpun dulu ke 326-174. Sayangnya warung ini sudah tidak menyediakan jasa delivery berhubung kekurangan tenaga.
Juga resto ini menyediakan cendol, sate kambing, sate babat, lontong cap go meh. Anda bisa mendapati gado-gado terenak ini di outlet cukup keren, seperti di Food Court Plaza Indonesia, Plaza Bapindo, Millenia Factory Outlet, Kelapa Gading, dan Food Court Diamond Supermarket.
Dengan catatan barang yang sukses selalu ada "pesaingnya", masing-masing dari keluarga Aye mengaku punya hak untuk memasarkan lotek, demi mengenyangkan bangsa. Jadi kalau mau rasa bouwploeg aseli, ya cuma di jalan Cemara itu. Lengkap dengan meja, kursi yang masih serasa pecinan tenanan.
Date: Wed Jun 26, 2002 9:59 am
Dalam salah satu acara televisi maka serial Keluarga Cemara yang dimainkan oleh Bintang sinetron kawakan Adi-Kurdi sebagai ayah, ternyata tergolong banyak penggemarnya sampai sampai ada yang berharap cerita ini dilanjutkan dengan tokoh ayah menjadi Pengusaha.
Di alam nyata, apa yang terjadi, keluarga (jalan) Cemara memang tercatat sebagai pengusaha gado-gado yang sukses berat. Bayangan gado-gado hanya sekedar sayur rebus dicampur bumbu kacang, ternyata dikemas sedemikian rupa menjadi makanan yang bergengsi dan tentunya mahal. Rasanya sih nggak beda jauh dari gado-gado lain, tetapi mengapa bisa menjadi terkenal itulah yang amat menarik.
Lotek atau gado-gado memang makanan popular. Alm pelawak Johny Gudel kerap membawakan lawakannya dengan mengatakan bahwa ia adalah mobil dengan bensin "nasi pecel."
Tahun 1970, Yuliana yang kerap dipanggil aye mencoba membuka warung lotek atau gado-gado disebuah kawasan di jalan Kebon Sirih. Ada yang mengatakan Jl. Srikaya No 4.
"Mulanya hanya dari hobby mematut-matut resep," demikian Aye mengenang masa lalunya. Eh keterusan.
Selang lima tahun kemudian ternyata usaha warungnya berkembang, namun tidak terlalu pesat. Seorang rekannya bilang, bahwa tempat yang ia gunakan untuk berdagang tersebut dilihat dari segi fengsui, kurang prospek. Akhirnya, 1975, Aye memindahkan usahanya ke jalan Cemara, jaraknya hanya beberapa meter dari pasar Boplo- Menteng.
Usahanya di kawasan Menteng ini melesat bak roket dengan omzet 150-300 porsi perhari, bayangkan dengan harga jual Rp. 16.000 perhari. Di tambah beberapa gerai lainnya yang ia buka, maka wajarlah kalau usahanya termasuk gado-gado terbesar dan terenak di Jakarta bahkan dinegeri ini.
Rahasianya konon campuran kacang mete dalam ulekan kacang tanahnya. Cuma karena ini bukan resep membuat pellet pakan ikan, ya komposisinya dirahasiakan. Mengapa harus dicampur kacang mete. Alasannya sederhana, permen coklat agar lebih lezat harus diborehi kacang mete, perayaan lebaran tanpa kacang mete pun terasa belum afdol. Jadi memang ada "sesuatunya" kacang mete ini.
Toh campuran ini bukan ditemukan secara kebetulan. Setahun lebih mereka melakukan uji coba komposisi bumbu yang bisa pas diselera masyarakat Jakarta.
Alasan itulah yang membawa mereka untuk mematenkan komposisi gado-gadinya di Ditjen HAKI. Guna menghindari pemalsuan atau penggunaan nama Gado-gado Boplo yang kelak dikemudian hari justru datang dari keluarga Cemara ini.
Lantaran posisi warung ini di jalan Cemara, sampai tirainya ditulis Cemara, tetapi orang mengenalnya sebagai gado-gado pasar BOPLO. Pelanggannya tak kurang Ir. Soekarno, Hartini Soekarno beberapa orang dugem seperti Titik Puspa, Yenny Rahman dan Wimar Witoelar. Bahkan ketika memperingati 100 hari meninggalnya Ny. Tien Soeharto, tak kurang keluarga Cendana memesan penganan dari Warung Cemara ini.
Resto ini buka jam 8-5. Supaya jangan ketinggalan, sebaiknya tilpun dulu ke 326-174. Sayangnya warung ini sudah tidak menyediakan jasa delivery berhubung kekurangan tenaga.
Juga resto ini menyediakan cendol, sate kambing, sate babat, lontong cap go meh. Anda bisa mendapati gado-gado terenak ini di outlet cukup keren, seperti di Food Court Plaza Indonesia, Plaza Bapindo, Millenia Factory Outlet, Kelapa Gading, dan Food Court Diamond Supermarket.
Dengan catatan barang yang sukses selalu ada "pesaingnya", masing-masing dari keluarga Aye mengaku punya hak untuk memasarkan lotek, demi mengenyangkan bangsa. Jadi kalau mau rasa bouwploeg aseli, ya cuma di jalan Cemara itu. Lengkap dengan meja, kursi yang masih serasa pecinan tenanan.
Date: Wed Jun 26, 2002 9:59 am
Comments