Tukang Pijat pak Roesli di Lampung
Date: Fri Dec 21, 2001 11:27 am Lebaran kali ini saya merasa ada yang hilang, sosok ibu yang biasanya "sampe panjang lehernya menengok ke jalan tunggu mas Miem datang", sudah berada di Galaxy lain. Adik-adik saya sering protes karena di mata ibu, saya seperti anak yang tidak pernah salah. Sementara itu bapak saya sudah ber-Trekjing Tralala dengan "mama" baru saya di suatu apartemen di Slipi. Ini bukan iklan bagus, orang usia 70-an masih getol ngeloni janda 45-an. Efek sampingannya, saya jadi mudah dicemburui akan hal-hal yang tidak masuk akal oleh Erni, isteri saya. Dan repotnya, seluruh mantu perempuan sepakat bahwa keturunan pak Depan yang lelaki musti ditengarai mengikuti air pancuran bapaknya. Jelas ini ilmu gebyah Uyah, pukul rata. Bagian diatas sudah saya tandai untuk di cut, too personal. Tapi what the hell, namanya emosi kan mesti ditulis. Dan sensor saya bilang, no problem. Praktis daya magnet ke Bandar Lampung ratingnya jeblok dimata saya. Kecuali kenyat