Posts

Showing posts from June, 2006

753- Namaste, Namaskara

Setiap ketemu di kantin saat sarapan , "Pat" atau Patrick - seorang spesialis robot bawah laut menegur dengan ucapan seperti diatas. Tentu bagi praktisi New Age atau beladiri impor Jepang, kata-kata ini sangat populer. Lama-lama kepikiran juga, apa yang menyebabkan pria berkacamata, tinggal di South Perth ini menyapa saya dengan Namaste, apakah dia melihat aura dibelakang saya diikuti beberapa bayangan lain yang berkelebat. Suatu pagi, pria keriting, pirang ini berhadapan satu meja dengan saya. Seperti layaknya bule maka pagi-pagi yang dilahap adalah semangkuk yoghurt asam, ditambah potongan buah segar. Masih minumnya orange juice yang dingin. Pembuka kata adalah "kapan pulang?" - lalu dia menepuk jidadnya sambil "shit, no idea mate!" - ini bukan sumpah serapah kalau makan pagi yang diomongkan rada kurang tepat. Akhirnya arah konversasi ujungnya selalu sama, pekerjaan banyak, tetapi perusahaan kekurangan orang akibatnya pergantian crew sering tersendat

752-Mengubah Kalkulator

Seorang teman dulu pernah menasihati saya. " Kalau mau ke luar negeri, anggap sampeyan masih di tahun 80-an, supaya makan dan tidur bisa nyenyak.. ." Nasehat kedua, katanya, jangan bawa kalkulator kalau ke Mal atawa supermarket. Bisa sakit hati.. Ini nasehat apaan...? Rupanya teman ini bermaksud memberitahu agar kalkulator otak diakali sehingga konversi Dollar ke rupiah menjadi satu seribu alias 1: 1000 (nol yang satu dipangkas). Saya tahu persis teman ini tidak ada hubungannya dengan seorang mengaku pakar yang bilang cara gampang keluar kemelut adalah ganti Presiden, dan cara gampang menyeribukan rupiah menjadi satu dollar dengan menjuali aset negara termasuk pulau-pulaunya. Dengan dollar yang makin membubung sementara kita makin membumi. Rupanya ini salah satu kiat-mental cara agar kita kuat terkena gempa budaya dan biaya, berhubung misalnya Taxi dari Airport ke Hotel yang digenjot 50 dollar harusnya dianggap sebagai 50 ribu rupiah, tidur dihotel 100 dollar (melat

751- Vertu di Ponsel mahal

Kalau tidak silap lihat majalah. Maka setiap 3 sampai 6 bulan mata dan telinga kita dijejali oleh model handphone yang terbaru sampai-sampai kita membeli handphone hanya karena "kepingin beli" atau karena ikutan teman. Bukan karena kebutuhan. Tapi sebenarnya, ada tidak sih HP yang eksklusip tersebut (dan tentunya jangan bicara harga.) - terutama para snobis yang itdak ingin HP-nya disama-samain dengan temannya. Para pengamat pasar dan tentunya perilakunya dengan jeli melihat bahwa ada kelompok manusia yang bisa dikerjain dengan menawarkan barang lain dari yang lain, atau kalau kata iklan kartu kredit " Kepada anda yang sangat spesial " Banyak HP menawarkan kemegahan science tetapi bagaimana yang menunjukkan cita rasa seni yang tinggi. Misalnya, masak menggembol HP sebesar batu-bata Cikarang, dibilang seni. Begitu kira-kira pemikiran mereka. Jurang ini segera diisi bulan Oktober lalu oleh Frank Nuovo, dan lahirlah HP merek Vertu. Vertu berasal dari dari bahasa Latin

750- Buka rekening Bank di Australia

Pilihan saya ke bank Commonwealth hanya karena bank Australia inilah yang pertama kali berkelebat didepan mata saat saya mengantar aplikasi Visa ke Kedubes Australia Kuningan dua tahun lalu. Betul juga kata iklan "kesan pertama begitu menggoda..." Sebetulnya memiliki ATM BCA bagi saya sudah "PolPolan" - mau transfer dari HaPe sudah tidak dilatar belakangi ketakutan akan diakali orang jahat. Transfer melalui internet ya sudah dilakukan bertahun-tahun tanpa masalah. Bahkan gajipun ditransfer ke account "orang rumah" melalui Internet atau HP. Namun, ada permintaan halus dari pihak juragan agar saya membuka juga rekening di Australia. Membawa cash dari Jakarta memang praktis asalkan ramalan biaya perjalanan akurat. Namun ada kejadian diluar skenario saat harus terkutang-kutang (beneran sampai pakai kaus kutang) lantaran tingal di Hotel sampai 10 hari padahal setiap travel hanya diijinkan tak lebih 16 kilogram sehingga baju cadangan saya minimaliskan. Untuk men

748 -Red Dog, anjing pengelana dari Pilbara

Image
Hari diambang sore di kota Karratha, 1550 km utara Perth. Dari Perth yang dingin, penerbangan sekitar satu setengah jam menggunakan Qantas. Tiba di Airport ternyata tidak ada antrian taxi. Kita harus menilpun perusahaan tersebut. Taxi yang kami pesan baru datang setengah jam kemudian sudah itu mintanya jam-jaman. Pemandangan mulai berubah sebab daerahnya mulai mendekati equator, dibatasi oleh gurun pasir. Kiri kanan jalan datar kadang berbukit ditemani berbunga rumput kering, sementara pohonan hanya satu-dua. Bukit batu yang terkelupas menyeruakkan warna hitam pertanda dimakan oksidasi. Bulan Juni tahun 2006, lalu lintas lengang hanya nampak beberapa menit sekali. Kendaraan 4WD umumnya warna putih, dengan tiang bendera tinggi-tinggi dibagian depannya salah satu ciri kegiatan pertambangan mineral. Setelah memasukkan barang ke hotel ala caravan (backpacker) ini, saya keluar kamar menikmati hari menjelang malam. Ada pemandangan berupa sunset yang indah. Namun urung untuk mengabadikannya.

747 - Penyesalan seorang Kalashnikov

Image
Tahun 1968-an saya masih duduk di bangku SMP ketika suatu siang bapak yang masih aktip di Brimob, dibantu oom-oom Brimob, sebutan saya untuk menyebut anggota yunior, pada menggotong kotak seukuran peti mati berwarna hijau. Hanya kotak dengan kayu yang nampak uratnya lonjong-lonjong bak kayu jati ini memiliki paku yang berbeda, yaitu paku ini memiliki draad (ulir). Malamnya kotak dibuka, isinya beberapa buah senjata api laras panjang masih baru. Jelas bukan senjata kino ala karabijn (carbine), LE, mauser tapi khas dengan magazin yang melengkung. " Ini jenis AK-47, hanya dipakai oleh militer elit, seperti Brimob atau pasukan komandonya (Pelopor)". Kata bapak. Cuma mengapa bernama AK ia hanya bilang barangkali singkatan pabriknya. Di samping AK sebetulnya ada senjata otomatis lain yaitu RPG yang magazinnya bulat. Oh ya jaman itu pasukan Brigade Mobil memang diandalkan pemerintah sampai-sampai pengawalan jiwa seorang Presiden Soekarno diserahkan kepada pasukan ini. Hanya setelah

746-Wet Mess

Image
Beberapa kali berkunjung ke daerah "blusukan" di Australia saya menemukan beberapa istilah asing. Misalnya saat checkin ke sebuah hotel bernama Searipple di Karratha (1500 km Utara Perth, agak kebarat sedikit). Hotel bermuatan 787 penghuni yang dikelola oleh Grup Fletwood ini cuma memakai nama "SeaRipple Village." Pangsa yang disaring oleh hotel ini adalah para pekerja tambang. Mulai tambang bijih besi, tambang minyak bumi bahkan tambang garam. Begitu anda masuk kamar yang tersedia adalah single bed, kulkas dan shower room. Dan semua dibangun dari caravan (kamar portable) milik Fletwoot Portable. Maklum kawasan ini sering kena Cyclone sehingga membangun hotel tinggi hanya memakan biaya. Mengingat yang datang ke daerah nan gersang ini umumnya pencari sesuap nasi, bukan turis yang kelebihan duit. Alasan lain obyek wisata yang disajikan di kawasan Karratha yang sering disebut Pilbara group ini masih terbilang Wild Wild Outback, tentunya hanya turis yang gila akan petu

745-Perang melawan Mujair

Akhirnya gerah juga Kementrian Perikanan Australia lantaran kelakuan ikan mujair van Amerika Selatan yang sering disebut Lohan atau cichlids. Ikan yang di Indonesia juga "sedikit" dimusuhi para peternak ikan semacam Gurami, ternyata di Australia sudah menjadi monster yang nomor satu yang amat menakutkan sehingga perangpun diberlakukan. Bermula dari diketemukannya ikan ini di kawasan Benneth Brook dan Beechboro serta Ballajura maka para ahli menjadi semakin heran ketika sudah sudah ada yang menjadi biang Lohan sepanjang 28 cm. Jelas para "klandestein" ini menggerpol perairan Australia beberapa tahun lalu. Sekalipun bentuknya cantik, mengenal akan pemiliknya namun sisi buruknya adalah perilakunya yang sangat teritorial, rakus akan makanan, dan instink License to Kill yang hebat. Tak kurang Ford, MenteriPerikanan turun fatwa, "dihalalkan daging dan darah" pendatang ini untuk diledakkan dan disusul dengan serangan racun berbisa. Resikonya ikan-tak berdosa bisa

744-Kisah Unta Australia

Dulu sekali, terutama didaerah kering seperti gurun pasir, orangAustralia memerlukan kendaraan gurun yang tahan panas, tahan haus, dan irit bahan bakar. Kendaraan "four wheel drive" yang mampu menggeret pipa untuk proyek air minum, mensupply barang kebutuhan sehari-hari para pekerja pertambangan, stasiun pemeliharaan sapi dan biri-biri. Unta juga dipakai untuk menarik kereta pembawa wool. Hanya ada cerita berbau tahayul dibalik kedatangan unta. Para expedisiyang menggunakan Unta selalu berakhir dengan kegagalan. Salah satu cerita yang beredar adalah pemimpin expedisi John Horrocks yang menembak dirinya sendiri sampai ajalnya. Karena unta bukanlah binatang aseli Australia, maka baru pada 1838 Joseph Bruce mengimpor 18 ekor unta beserta pilotnya dari PulauCanary. Bruce melihat kemampuan angkut unta yang mendekati setengah ton pada saat itu adalah peristiwa "luar biasa." Seorang petualang bernama Giles menggunakan unta sejauh 220mil dalam 8 hari tanpa setegukpun member

743- Kincir Tua pak Shenton nyaris di Buldozer

Image
Melihat angin yang deras sehingga tenaganya mampu menderakkan bangunan rumah kayu, lalu lokasi tempat tinggal mereka yang berada bagian menjorok (peninsula) di kawasan Point Belches di Perth Selatan, yang sekarang bernama jalan Mill Point, maka jiwa bisnis pak Shenton muncul. " Kita akan pasang kincir angin disini, energy yang tidak akan habis-habisnya, bersih lingkungan, pendeknya sampai 100 tahun kedepan kita hanya keluarkan ongkos perawatan ". Pak Shenton adalah orang Inggris yang menginjakkan kaki di Perth pada tahun 1829. Dalam sejarah keimigrasian ia adalah orang pertama yang mendapat lisensi "PR" alias warga tetap kota Perth bagian Selatan. Order pembuatan kincir dimenangkan oleh grup bengkel milik Lockyer bersaudara pada 1833. Didirikan diatas tanah seluas 4.5 hektar. Tapi belum sepenuhnya usahanya berjalan penuh, sekelompok aborijin merangsek (ransack=inggris) usahanya di tahun 1834. Tidak putus asa, dia memulai lagi kincir kedua pada 1835. Huller pak Shent

742-Buanglah Daku Kau Kuganjar (denda 10.000 dollar)

Berapa sih harga seekor ikan Lohan (cychlids) yang mirip mujair, dan kepalanya bukan yang nongnong, hampir-hampir tak ada harganya lantaran gegap gempita ikan ini sudah kadaluwarsa. Banyak orang lalu melemparkan ikan ini ke sungai, rawa atau kolam. Habis perkara. Tapi jangan coba-coba dilakukan di Perth, Australia Barat, bisa jadi anda terkena penalty telak sepuluh ribu dollar. Adalah seorang Andy Bartleet dari perikanan setempat yang resah melihat temuan nelayan setempat bahwa para lohan sudah menjadi klandestine diperairan sungai Angsa. Jenisnya sudah mencapai ratusan spesies. Lantaran ikan yang ditemukan panjangnya sudah mencapai 20 cm, para petugas semangkin (pakai ng) resah, sebab klandestin ini mustinya sudah mendekam di perairan mereka cukup lama, mungkin sudah tahunan menjadi penduduk gelap tanpa visa tiban (dadakan). Mujair van Amerika Selatan sekalipun sosoknya exotic dengan dengan warna sisik cerah sehingga indah dipandang di akuarium juga kelebihannya sang jantan piawai ber

741-Tarian Angsa Hitam

Image
Angsa hitam “ cygnus atratus ”, tapi cocornya merah ini sedang mencari makan di pinggir kali Angsa ketika saya mendekatinya untuk dipindahkan kedalam kamera. Ia angsa liar hitam yang menjadi simbol kota Perth. Menuerut legenda orang Aborigin, sebelum menjadi manusia mereka adalah angsa hitam. Sementara orang Eropa/Australia semula angsa warnanya putih. Biasanya angsa hidup bergerombol. Ketika saya abadikan nampak selalu menghindar sehingga sudut bidik saya agak kesukaran mengambil paruh merahnya yang cantik. Selain angsa hitam, di pinggiran sungai Angsa juga ditemukan burung seperti camar, kakatua besar, belibis dan beberapa jenis burung kecil yang semuanya hidup damai tanpa harus diberi makan. Ada larangan untuk tidak memberi makan mahluk cantik ini disebabkan makanan alami mengandung nutrisi yang seimbang bagi perkembangan tubuh mereka sedangkan makanan manusia umumnya sudah mengalami proses dan mengganggu sistem pencernakan mereka. Sebab lain, mahluk yang terbiasa diberi makan dari

Fantastic, Fun-tastic, absolutely golden glory...

" Seumur-umur saya cuma menangis kalau melihat tagihan Visa, tetapi mendengar anthem nasional Australia dinyanyikan, bulu roma meremang dan mata terasa pedih menahan agar airmata tak lekas mengalir... " Kalau yang bicara adalah para soccerro Osie, kita tidak bisa maklum. Tapi mohon dicatat yang bicara ini Krueger, seorang aseli Jerman yang pada 1974 pernah melihat Australia menjadi finalis piala dunia. Rupanya Jerman "gila" ini kehabisan kata melihat tim outback mampu menggetarkan jala pertahanan Jepang pada Senin Malam 12 Juni 2006. Diperkirakan ada 30 ribu sampai 60 ribu para soccerros backpacker berkunjung ke Eropa di musim Summer ini, sebgian besar kemana lagi kalau tidak ke Kaiserslautern sekalipun banyak yang tidak memegang karcis. Rangkaian kereta api dari Frankfurt yang mampu menggembol 2500 orang penumpang, isinya hanya para backpacker asutralia. Bir direstorasi habis terjual, padahal perjalanan masih dua jam lagi. Hermannya walaupun high spirit (akibat

Kalau masih reseh, mama panggilkan Indonesia, baru tahu rasa...

Beberapa hari setelah gegeran Alfredo Rinado van Dili, pada 25 Mei (06) sebuah karikatur memperlihatkan kapal yang mirip roll-ro Jatra trayek Bakahuni-Merak dengan nomor lambung 103 membuka diri. Lalu nampak sosok tokoh berambut ikal berkacamata, dengan celana dilipat sampai lutut pria berperut subur ini turun dari kapal, sedikit mabuk sebab dibelakangnya nampak  waitress  membawakan sebotol minuman. Lalu nampak pula  tulang ikan serta ayam berserakan dilantai kapal. Apalagi tokoh dalam gambar masih mengenakan serbet disekitar lehernya.  Di belakang kapal tersebut nampak beberapa buah kapal perang "destroyer" mewakili armada perang Australia seperti His/Her Majesty Australian Ship (HMAS) Kanimbla, Tobruk dan Manoora yang membawa helikopter dan persenjataan berat yang lain.  Pria yang mengajak kita menamainya Downer langsung masuk air setinggi lutut sambil separuh mengancam " kalau kalian masih saling reseh terus, aku panggilkan Indonesia, baru tahu rasa! " - Did

Berapa uang saku tentara Australia di TimTim

Melihat gagahnya tentara asing yang tinggi besar, badan berotot sehingga dengan satu tangan mampu mendorong beberapa para pendemo yang menutupi jalan di kota Dili, pasti penghasilannya besar menjadi seorang tentara. Lalu sebuah quiz muncul saat saya menonton TV Fox Channel. Pertanyaannya apakah uang saku tentara Australia dan sekutu lainnya yang jumlahnya sudah mencapai 1300-an bertugas di Dili disesuaikan seperti rekannya yang bertugas di Iraq. Seperti diketahui para serdadu Australia yang bertugas di Timtim dibayar sebesar AUD $78.60 perhari, setelah pajak. Apbila lebih dari 90 hari, maka semua penghasilannya (128 sebelum pajak) menjadi bebas pajak. Tidak ada yang salah dalam perhitungan itu. Namun bila dilirik penghasilan tentara Australia yang kebagian zone lain yang lebih prestise, maka jumlah tersebut baru separuh dari penghasilan tentara Australia yang bertugas di Irak dan Afganistan. Tentara di Irak mendapat tak kurang 150 dollar per hari. Belum lagi medali kehormatan yang dipe

Ketika pasir di sepatu itu bernama Alfredo.

Bagi sementara ibu-ibu rumah tangga, nama Alfredo berkonotasi tokoh dalam Telenovela, tapi bagi orang Timor Timur (TimTim), berarti pemberontakan. Peristiwa 27 Mei lalu di Timtim bermula dari pemecatan 600 tentara reguler, yang lantas ngambek menanggalkan seragamnya. Begitu tentara melakukan desersi, maka geng-geng anak muda yang memang pengangguran mulai menjarah dan membakari toko-toko. Lalu muncul dendam kesumat lama yang sudah mendarah daging sejak jaman nenek moyang, yaitu perang saudara antar kawasan barat dengan timur. Tigapuluh orang tewas dalam huru hara yang mengaru biru ini sehingga Xanana lempar handuk dan bergemalah SOS kepenjuru dunia memasuki lubang telinga sang Promotor kemerdekaan, Australia. Gegeran ini dipicu ulah Mendagri Rogerio Lobato dan Mentri Pertahanan Roque Rodriguez yang memecat tentara, termasuk Alfredo Reinado. Tidak terima di PHK sepihak Alfredo segera mengajak teman-temannya masuk desa, sambil tak lupa membawa 2 truk penuh berisi amunisi dan persenjataan

Hotel langgananku di Perth

Image
Hotel Emerald di jalan Mount Street no 24, Perth. Tidak mewah namun dilengkapi dengan dapur, alat masak sehingga yang hobbi memasak bisa menyalurkan hobinya disini. Apalagi lokasinya berseberangan jalan dengan kantorku. Dan yang jelas dekat dengan komplek pertokoan (downtown) sehingga mempermudah aku untuk mencari kebutuhan sehari-hari atau menonton filem sekalipun. Tarifnya sekitar 100 Aus per malam. Sarapan dan makanan malam ditagih secara terpisah. Di hotel ini tersedia jaringan internet BroadBand, kalau anda membawa sendiri Cat-5, atau Network Cable atau RJ-45 maka laptop anda langsung bisa terhubung dengan Internet. Biayanya sehari-semalam sekitar Aud 30. Namun baru-baru ini disediakan wireless dengan tarip Aud6 per jam untuk berselancar di dunia maya. Pembayaran bisa dengan menggunakan kartu kredit. Untuk menuju hotel, menggunakan Taxi yang populer adalah Swan Taxi. Lama perjalananan sekitar 20 menit dengan tarip 40 Aud. Supir disini umumnya ramah, selalu menyapa penumpang dan me

Drilling Mobile Rig bernama Ocean Bounty

Image
MODU (mobile offshore drilling unit), atau semi-submersible Ocean Bounty Kota Perth yang sejuk Email berlampiran "itinerary" atau jadwal keberangkatan kerja saya sudah tiba. Kantorku di Australia cukup mengirim email, lalu lampirannya aku cetak dan dibawa ke perwakilan penerbangan setempat sambil membawa bukti diri berupa passport. Saat kulihat saya sudah di book pesawat Qantas dengan kode penerbangan QF-140. Segera aku menuju perwakilan Qantas yang berlokasi di wisma BDN lantai 11, Jalan Thamrin 10, Jakarta 10310, dan petugasnya mengatakan bahwa cukup dengan tilpun mereka akan kirim e-ticket ke email address sang penilpun. Penerbangan ini memakan waktu 4 jam untuk tiba di Perth. Dari Perth aku harus bermalam untuk keesokan harinya terbang dengan QF 1802 ke suatu kota kecil pusat perminyakan, semacam Balikpapan, yang dinamakan Karratha. Kelihatannya mudah, padahal saya tidak memegang tiket maupun e-ticket untuk QF 1802. Kalau semua sudah diatur, anda cukup menunjukkan jati di

Ada Gempa Di Kotaku (3) featuring Yusuf Iskandar

Beberapa puluh menit kemudian ketika suasana hati mulai agak tenang. Saya kembali melakukan inspeksi ke dalam rumah. Kali ini saya memberanikan diri untuk naik ke lantai atas. Sekedar untuk memastikan bahwa dinding-dinding rumah dan struktur rumah dalam kondisi aman, sehingga saya yakin bahwa kondisi rumah masih layak untuk ditempati. Tidak satupun benda-benda yang berserakan di lantai atas saya sentuh. Sengaja saya biarkan untuk sementara waktu. Pintu dan jendela-jendela di lantai atas saya buka agar udara segar dapat masuk ke dalam rumah. Dari hasil inspeksi saya menemukan fakta, bahwa semua benda-benda yang tergantung di dinding dalam keadaan utuh pada tempatnya. Foto-foto, gambar dan piring-piring keramik dan cendera mata yang tergantung di dinding tidak satu pun yang terjatuh. Semua benda-benda yang tergeletak di atas lantai juga tidak ada yang terguling, termasuk guci-guci kecil. Sebaliknya hampir semua benda yang tergeletak di atas tumpuan seperti meja, almari, dapur, nyaris s