Posts

Showing posts from May, 2006

Sempat Pingsan di Guncang Gempa - featuring Ajitoro

Image
Featuring : Ajitoro Riwayat keluarga Ajitoro Aku bersama istriku tiba-tiba berada dibawah gunung yang tinggi, gunung iru terdiri dari soil, sebagian disana-sini sudah longsor, aku hanya tertegun dan berkata dalam hatiku. Bagaimana jika gunung itu longsor semuanya. Ternyata mimpi si bunga tidur adalah perlambang akan datangnya mahakarya Sang Pencipta yang datang hanya beberapa jam setelah usai mimpiku. Disamping kepiluan aku bersyukur diberi "demo " melihat mahakarya “ Sang Penciptaku” . Saya beserta keluarga saat ini merasa bersyukur sekali, karena masih diberi kesempatan hidup yang kedua kalinya, sehingga masih bisa membalas email teman-teman semua. Hari Senin (29/5/06) malam didesa Mrisi, di desaku listrik baru menyala lagi. Kejadiannya hari Sabtu pagi 27/5/06 saya tidak tahu tepatnya, jam enam kurang berapa. Saat itu saya dan kedua anak saya jam setengah lima sudah pada bangun. Kemudian seperti biasa anak-anak saya dibikinkan teh dan tiduran di depan TV. Anakku yang kecil

Yogya atau Jogja atau Jogya ?

Akibat Lindu rusak Yogya sekalimatnya.... Kutipan Sambutan Kepala Stasiun TVRI Jogjakarta. "Sebagai sebuah Stasiun Televisi kedua setelah TVRI Nasional di Jakarta, TVRI Jogja (jj) selalu melakukan inovasi dan mengasah kreatifitas agar brand image sebagai penyiaran publik tetap bisa diterima di masyarakat. Sebagai penyiaran publik sesuai amanah Undang-undang penyiaran nomor 32 tahun 2002, TVRI D.I. Yogyakarta (yy) berusaha mendekatkan .... dst" Tulisan yang bikin kelilip mata saat ketidak konsistenan dari kata TVRI Jogjakarta (JJ) namun diakhir kalimat menjadi DI Yogyakarta (YY). Saya sudah ngampet (menahan) lama begete untuk tidak membahas masalah ini, seperti "kulina" telinga kalau mendengar piyayi Jateng menyebut KiloGram menjadi Kilo-heraam dan kongres menjadi kongGGGGrezzz. Mungkin yang baku ditelinga muantabs Man! Namun ketika di Jakarta pasca Lindu terjadi pencemaran nama baik dan benar atas kota Yogya, jadi kepikiran juga. Tak kurang pengelola jalan tol

Membekali roh dengan kina

Image
Kina jaman dulu (kerang) " Salah satu upacara kematian dalam suku kami, kepada mendiang dibekali Kina sebelum dikubur " demikian Exxon - seorang pemuda asal New Britain PNG menerangkan kepada saya. Anak ini harusnya bertato di dahinya mirip tokoh Frankestein. Tiba-tiba ... Tuwiiiing , pikiran saya ke "coin" PNG yaitu Kina yang memang ada yang bolong melompong ditengahnya. Lalu dengan bego dan sukses, saya bertanya apakah kina tadi ditaruh dikedua mata jenasah seperti adat kematian Yunani purba agar bisa membayar penambang Sampan yang menyeberangkannya dari fana ke alam akhirat. Rupanya sejak dulu di Yunani diajarkan bahwa menerima jasa seseorang harus ada imbalannya, sementara Kleting Kuning di tipi kita sontak darah tinggi ketika dimintai balas jasa penyeberangan. Menurut kepercayaan setempat dengan membekali Kina, maka arwah bisa mampir dan berbelanja dalam perjalanan menuju alam lain. **** Sebelum uang resmi yang disebut Kina PNG sekarang ini (1 kina=3000 idr) ,

PNG Factor

Image
Berapa lama sih seperampat jam itu?. Kalau anda bangun pagi lalu duduk di Toilet maka 15 menit itu sebentar. Tapi kalau shower yang rencananya air hangat ternyata kita membuka keran air panas terlalu besar, maka "15 menit is hell" Lantas, kalau anda membuka Yahoo, di PNG dan setelah 15 menit baru muncul tulisan Yahoo sementara jatah email anda sudah expire karena dihitung per 15 menit 15 kina (lima puluh riburupiah), atau 3000 rupiah per menit, maka itulah PNG Factor. Saya terpaksa harus log-out lalu mengulangi login disebuah hotel yang mengaku berbintang gemerlapan. Di Singapore maupun Darwin, memang dikasih jatah 10 menit (free), namun kualitas pita lebarnya tergolong ciamik...bila dibanding PNG. Di PNG, ada istilah PNG factor. Maksudnya jangan pernah berharap mengerjakan sesuatu pekerjaan secara efisien. Pasalnya keadaan cuaca, topologi, sikap "nyantai bouw" saling terkait di PNG sehingga agenda yang disiapkan matang-matang, menjadi berantakan karena ada gangguan

Meditasi Lilin bikin PeDe

Ambil sebatang lilin, dengan cagaknya. Nyalakan lilin setinggi mata,lalu pelototi dengan rasa. Rasakan kehangatan lilin memasuki sukma. Bilamana lilin ini berkobar kekiri dan kekanan padahal tiada angin yang meniupnya, bisa jadi jiwa anda sedang gundah, emosi anda sedang tidak stabil. Kelak dengan latihan teratur, saat mata anda tidak perih memandang lilin, nyala lilin bisa anda ajak bicara untuk tetap tegak. Yang ngomong ini bukan sembarangan, Suryani adalah Guru BesarUniversitas Udayana Bali. Usia 14 tahun sudah mulai berlatih meditasi, sekalipun mengaku bukan orang yang dianugerahi kemampuan niskala (taktampak mata) namun berkat kegigihannya berlatih, ia bisa bermeditasi sampai kesurupan. Lho kok kesurupan?. Apa nggak salah dengar nih? Sudah banyak anak sekolah kesurupan masal, menari, berceloteh pakai bahasa asing yang sebelumnya mereka tidak pahami, padahal yang banyak cuma gegaokan saja. Apa belum cukup bikin orangyak ubeng....(pusiiing) Profesor ini punya istilah bahwa kesurupa

Kopor Pengeboran Tak Pernah dikunci

Image
Kadang dalam satu pertemuan safety mingguan di kamp pengeboran, kami bermain "tebak-tebakan" - bagi "crew" yang bisa menjawab hadiahnya bervariasi bisa sebatang coklat, topi sponsor dari perusahaan, tally book, kadangT-shirt. Lama-lama mereka (panitia) kehabisan pertanyaan padahal masih ada beberapa hadiah lagi, sebuah Topi Baseball, Dua T-Shirt. Lalu saya"ngacung" melontarkan pertanyaan dalam bahasa Inggris "Door" atau "pintu mana di rig pengeboran yang tidak ada anak kuncinya". Jawabnya adalah V-Door, sebuah landasan papan berbentuk V tempat keluar masuknya pipa bor dari bawah panggung ditaerik ke panggung bor. Moito seorang ahli mesin pengeboran berhasil menjawab pertanyaan ini setelah diberi "petunjuk". Membuat pertanyaan di PNG harus hati-hati, sebab banyak pekerja bor yang merasa tersinggung, merasa dipermalukan. Akibatnya sekalipun sudah tahu jawabnya mereka memilih diam. Tapi dengan sedikit pertanyaan jenaka, kekakuan

Ketika Kaktus tidak lagi semata wayang

Image
Paling tidak tanaman hias kaktus yang dikenal dalam dunia komersial sudah mencapai 289 jenis. Deretan ini pasti akan panjang memanjang sampai entah keberapa. Tanaman yang terbiasa ditempa terik matahari dan angin gurun yang berdebu, tanah yang amat miskin hara sehingga tiada tanaman lain bisa hidup disitu sehingga mahluk hidup kesepian ini kini sudah memilih hidup damai nyaman terlindung terik matahari dan dielus angin beraroma dengan Coco Channel, Aramis, Tabac yang dipakai oleh pengunjung mall di kota besar. Tahun 1898, Karl Scuman menggolongkan kaktus menjadi 3 famili yaitu Pereskiae, Opuntieae dan Cereeae. Namun biarlah itu urusan para ahli botani. Kita hanya menikmati keanegaragaman hayati kaktus. Termasuk diantaranya jenis kaktus "Orang Tua", lantaran duri-durinya yang diselimuti benang putih lembut seperti uban.

Kayu Buaya

Suara ketukan berasal dari kedalam hutan PNG terdengar nyaring meningkahi teriakan serangga dan burung dipagi itu. Ketukan ini bukan berasal dari burung pelatuk seperti dalam filem Walt Disney, melainkan dari ayunan parang Tony, seorang penduduk Sepik Timur, Pukapuki (mohon jangan diterjemahkan kebahasa Ambon). Sebagai orang Sepik, Tony sudah barang tentu memiliki dengan rajahan ala "crodocodile initiation" dibelakang tubuhnya. Ia hanya seperti mengupas bagian kulit luar pohon yang ia sebut Kayu Buaya, namun justru dari getah kulit tersebut timbul bau wangi yang semerbak. Hutan kawasan Sepik dulunya terkenal dengan suku pemburu kepala manusia untuk dikoleksi penghuni rumah Tambaran (rumah hantu). Dan parang yang dahulu untuk memancung kepala penduduk nyasar atau musuh kini sudah berganti darah korban yaitu darah kayu Agar, kayu Buaya, kayu Elang dan untuk tidak membingungkan adalah Kayu Gaharu alias Cendana. Ada pelbagai jenis gaharu sehingga saya pakai istilah bergonta ganti

Bandara Jackson Airport - Port Moresby

PNG atau Papua Niugini bisa ditempuh dengan dua cara. Menurut orang Jayapura mereka harus keluar masuk hutan untuk menerobos perbatasan Irian Jaya dengan Papua Timur yaitu kota Vanimo. Dari Vanimo menggunakan pesawat AirNiugini ke Port Moresby yang berada di bagian ekorburung dari sebuah pulau bernama Papua. Sementara saya mengakses PNG dari Singapore. Bagi orang PNG, konotasi Irian Jaya adalah milik Indonesia. Jadi mereka bingung ketika diberitahu pergantian nama dari Irian Barat menjadi Papua Barat. Jarak tempuh dari Singapore ke Port Morresby (POM)adalah enam setengah jam. Kalau pesawat berangkat jam21:00 dari Singapore maka setiba di sana jam 04:00 pagi, namun waktu disesuaikan dengan waktu POM, jadilah jam 6 pagi. Begitu mendarat di lapangan terbang bernama JacksonAirport Port Moresby maka susah kita mengatakan bahwa negeri ini di kepala negarai oleh Ratu InggrisElizabeth ke-II. Pelayanan Imigrasi berjalan bak keongtutut. Sebentar-sebentar mereka harus berkonsultasi dengan penga

Pensiunan

"Sungguh habislah pahala Jumatmu jika engkau bicara dengan temanmu ketika khotib sedang menyampaikan kutbah Jumat." Pesan atau hadis (sabda Nabi) seperti diriwayatkan oleh Bukhori danMuslim ini biasanya diucapkan oleh khatib, seperti juga pesan kepada anak-anak untuk tertib, tidak berisik, atau saling mendahului mengamini doa. Tapi namanya anak-anak. Sebentar juga sudah saling kejar-kejaran. Isi pesan ini sangat dipahami oleh umat Islam. Intinya kalau sudah masuk mesjid, apalagi khatib menyampaikan kutbah (pidato) Jumatnya, maka tak elok bola kita malahan berbisik. Sekalipun jangan salah, ada yang baca koran didepannya sambil pura-pura tertunduk, atau mengirim SMS atau yang nekad malahan menilpun kerabat. Yang unik, tulisan kuning dengan latar belakang hitam ini dipasang paling atas Mihrab masjid, berukuran 4x2 meter, sementara kaligrafi arab dan lainnya yang berjumlah 4 buah seperti kalah wibawa, kalah besar dan kalah posisi. Begitulah kesan pertama saya memasuki Mesjid Nuru

Kemampuan kirim suara ala PNG

Image
Pria ikal berkulit gelap dengan jenggot tak teratur tumbuh lebat,perlahan-lahan menyeret langkah ke pinggir jurang. Dengan seragam kerja warna biru lusuh, sepatu boot karet "gumboat" hitam setinggi lutut ia seperti tersamar diantara tumpukan material pembuat lumpur pengeboran. Apalagi senja mulai memeluk perlahan. Nelson, pria pekerja rig ini ini sepertinya mulai menyanyi, miripura-ura di Jawa. Kadang meninggi menyayat mendekati suara lengkingan ajag. Ternyata ia sedang berkomunikasi dengan temannya di salah satu puncak bukit berjarak puluhan meter didepannya. Saya belum ngeh sampai sesuatu bergerak diantara semak. Mantel hujan warna kuning temannyalah yang saya lihat bergerak-gerak. Kemampuan ini pernah dipertontonkan oleh Daniel, seorang bocah PNGusia 15 tahun. Sekolahnya baru kelas 2 SD, namun ia memutuskan kabur dari rumahnya, meninggalkan gelar "warrior" yang amat didambakan pemuda seusianya. Berbekal keladi Singapore yang dibungkus daun pisang ia menyusuri

Hati-hati dengan pasang "Please Make up my Bed" di PNG

Image
Anda pasti kenal dengan tulisan " Please make up my bed " yang biasanya digantung di gagang pintu masuk kamar hotel saling bertolak muka dengan tulisan "Dont Disturb". Biasanya papan ini kita gantungkan didepan kamar hotel, saat anda hendak meninggalkan kamar hotel. Maksudnya agar petugas hotel segera membersihkan kamar anda. Namun bila anda berada di Papua Niugini, ini bisa diartikan sebagai undangan terbuka kepada pencuri untuk menyelinap dan menjarah barang saat anda meninggalkan kamar. Disarankan kalau anda ingin kamar dirapikan, telpon langsung pihak hotel. Kadang ada tilpun masuk namun saat diangkat tidak terdengar suara apapun. Biasanya seseorang sedang mengecek apakah anda ada dikamar atau tidak. Segera laporkan masalah ini kepada pihak hotel. Hotel biasanya memiliki pasukan security sendiri, namun tidak ada salahnya kita tetap waspada. Saat anda checkin di hotel. Biarkan room-boy membawakan barang milik anda dari lobby kedalam kamar, pastikan ia menyalakan

Menonton sisa peperangan antar suku di PNG

Berhubung topografi PNG yang terjal dan bergunung kapur. Maka alat transportasi yang paling efektip adalah dengan menggunakan "coper." Airstrip yang terdekat dapat dilandasi oleh pesawat baling-baling jenis DASH-8 adalah lapangan terbang MORO di kawasan KUTUBU. Dari sini, Oil Search Ltd (OSL) mendirikan basecamp yang berjarak 30 menit menggunakan coaster. Melihat tingginya pepohonan ingatan saya kembali pantai Sanur Bali tahun 1865-an ketika para Marsose Belanda mendarat disana. Dengan memakai topi hutan berbaju hijau mereka berfoto dibawah pepohonan yang menjulang tinggi. Dan foto itu yang saya ingat. Karena lama nian tak berkunjung kedaerah ini (terakhir 1992) maka saya harus menemui Jim perwakilan BakerHughes di Ridge BaseCamp untuk diambil foto dan dibuatkan semacam kartu pengenal. Sekalian diberi briefing yang mereka sebut sebagai safety induction. Acara diselesaikan dengan makan siang di kantin. Saya hanya mnyeruput es lemon tea dan sepotong ayam bakar. Lalu Jim menga

di PNG, SIngapore dikubur hidup-hidup

Negeri apa berada di dalam tanah? "Singapore!!!" Lho kok Singapore?. Bermula warga PNG makanan pokoknya adalah umbi-umbian dan sago. Itu yang kita kenal dari pelajaran sejarah waktu kita masih piyik. Namun sejak merdeka dari Australia 1975, mereka sudah mulai mengikuti jejak Indonesia yaitu makan nasi. Sekalipun demikian mereka tidak bisa melupakan keladi, terutama jenis Singapore. Keladi disini disebut "taro" atau "yam" Umbi keladi biasa umumnya bundar, sedangkan Singapore edisi PNG memanjang bak umbi Cilembu. Usia tanaman keladi PNG untuk dipanen 6 bulan, sedangkan keladi Singapore sudah bisa disantap dalam 3 bulan. Saya tidak tahu bentuk daun dan pelepah keladi Singapore namun diberitakan bahwa daunnya sebesar telinga gajah, tebalnya tebal, maksudnya tebal beneran dan kaku. Waktu ditunjukkan daun Senthe ala Citayam, mereka bilang mirip itulah pohon makanan kami (dulu). Mereka pada ingat masa kecil mereka ke sekolah dengan berbekal keladi, waktu ditanya

Carangan yang ngepas dari Dan Brown - Da Vinci

Potongan gambar "The Last Supper" karya Da Vinci nampak muncul beberapa detik di layar HBO - Indovision yang tertangkap di PNG, lalu narator mulai membicarakan tayangan mengenai Kode Da Vinci, karena memang usut cerita berasal dari sini, lukisan ini. Entah kenapa National Geography ikutan latah membahas masalah kontroversi inidengan menurunkan serial semacam "Secret Bible Week." Lantaran baru saja usai gonjang-ganjing kartun Swedia, saya jadipenasaran melihat bagaimana reaksi kalau kepercayaan mayoritas disini(PNG dan Australia), dibuat cerita carangan. Kok kebetulan teman saya, Exon dan Steven di PNG pada tanya, "sudah baca bukunya?" tanyanya disuatu malam yang dinginnya mencopotkan engsel dengkul. Saya menyeruput teh panas sambil mengangguk, sekalipun buku tersebut tidak sempat dibaca sampai katam lantaran keburu berpindah dari satu tangan ke tangan lain dan akhirnya tak bertangan sama sekali. Sebetulnya kalau sudah memasuki daerah kepercayaan, saya tid

Pemantik Api

Image
Pernah merasakan jadi perokok memang sulit bin banget syusah untukmenyetopnya. Tidak ketinggalan di PNG. Lantaran sekitar lokasipemboran banyak sumur-sumur yang hidup dalam arti kata mengalirkan minyak, maka peraturan keselamatan hanya membolehkan merokok diarena yang ditentukan. Kami menyebutnya diruang Smoke"O" atau smoko. Tetapi pada galibnya smoko berarti makanan kecil atau "snack" yang biasa dihidangkan pada jam 3 siang, 9 pagi, 9 malam menjelang waktu makan tiba. Maklum dihutan liwang liwung satu-satunya hiburan adalah makan. Perokok di PNG rata-rata mengantongi "mundu" - ini nama lain dalam bahasaPNG untuk daun tembakau utuh yang belum dirajang, lengkap dengan tulang daunnya. Baunya kencang sekali. Tetapi saya diceritai bahwa disuatu daerah di PNG waktu mengebor disana daun mariyuana tumbuh sebagai tanaman liar. Lha repotnya diam-diam kalau kehabisan rokok normal mereka menghisap daun mimpi tersebut. Untuk memudahkan perokok, disediakan korek jres,

Indovision di Papua Niugini

Image
Salah satu hiburan saat berada di pegunungan Papua Niugini adalah menonton acara TV Cable. Ternyata hanya Indovision yang berhasil ditangkap dengan baik disini sehingga saya senyum sendiri dan bangga melihat acara filem semacam HBO Signature yang diberi "subtitle" dalam Bahasa Indonesia. Lagian yang nonton Bule dari Australia dan penduduk aseli PNG. Begitu mendarat di Jackson Airport (Port Morresby), ternyata semua tilpun genggam dari Jakarta tidak berfungsi disini karena perbedaan sistem atau belum ada kerjasama dengan pihak Jakarta. Posisi saya ada di kawasan South Mananda propinsi Selatan (Southern Highlands) yang hanya bisa dari dicapai airstrip Moro sekitar 5 menit dengan menggunakan helikopter seperti tertera dalam gambar. Karena berada di puncak gunung, cuaca sukar diramal. Sejam lalu terang benderang, tiba-tiba datang hujan campur geledek bersahutan. Untung tanah di PNG berupa pegunungan kapur sehingga tidak lengket disepatu dan mudah dibersihkan. Kami tinggal di kem

Putti dan Tatto-nya

Image
Sebut saja namanya Puti(h), kulit pemuda PNG berbeda jauh dari terbilang putih. Ditawar sawomatangpun, harga pokoknya - belum dapat. (Bahasa Citayam kalau tawar menawar.) Saya bilang di Indonesia nama seperti kamu akan jadi Gubernur. Padahal saya hanya mengutip obrolan Nuim Hayat, saat gencarnya penyerangan terhadap salah seorang Gubernur asal KNPI kita. Pemuda tegap ini cuma ngekek, dan dari ujung dahi kiri ke dahi kanan tergambar sebuah tato yang kalau saya lihat seperti anak-anak sedang berlari kesetanan dimalam hari lalu pas dahinya tersangkut kawat berduri. Menjelang akil balig, nenek memanggilnya kesuatu ruangan. Dilihatnya sebuah botol bir dan ada kuali terjerang dengan bubuk sagu sedang di sangrai sampai menjadi arang. Bir ini lalu dipecahkan, dan beling yang tajam yang halus diambil dilekatkan pada setangkai bambu bak tangkai pena. Mulailah si-Putih, dimantrai oleh neneknya sambil melukiskan tato kawat berduri didahinya. Saat darah mengalir nenek mengusapkan jelaga sagu kedah

Moksa dan Wedhus Gembel

Image
" Pelanggan yang terhormat, kita berada diketinggian 33000 kaki,melewati Irian Jaya Indonesia, sebentar lagi akan melewati pulau Jawa,seperti nampak aktivitas volcanonya...." Yang ngomong ini pilot AirNiugini Boeing 767 yang membawa saya pulang dari Port Moresby ke tanah air. Bagi orang PNG, Irian adalah milik Indonesia, kalau Papua adalah PNG. Titik habis. Saya mulai menyobek bungkus headset yang bertuliskan " Take me home with compliment of Air Niugini " - ini perjalanan 7 jam ke Singapore, dengan jarak tempuh 3087 miles, pada kecepatan (ground) 860km/jam. Di layar putih, Queen Latifah mulai beraksi dalam filem The Last Holiday. Themanya ngayawara, tapi Queen seperti biasa bermain ciamik. Pikiran saya menerawang sesampainya di Singapore, akan ketemu anak "wedhok" pertama Lia, lalu memeluknya, lalu saya ingat dia sedang rasan-rasan akan quit dari perusahaannya, lalu seperti biasa ada titipan entah sepatu, baju, parfum untuk ibunya. [padahal dia titip ta

Operasi Mudlogging di Papua Niugini

Image
Sambil menunggu Visa Resident Australia disyahkan, saya dialih tugaskan ke Papua NiuGini. Kebetulan memang saya juga memiliki ijin kerja di bagian timur Pulau Irian ini. Tugas yang sulit ditampik membayangkan alam PNG yang indah. Tak lupa pesan dari Jakarta bahwa selain kayu gaharu, PNG juga kesohor akan tanaman kantong semar yang entah kenapa sekarang naik daun menjadi tanaman elit. Membayangkan daerah yang permai di sekitar danau Kutubu ini pernah saya kunjungi pada pertengahan tahun 1992, saat airstrip (lapangan terbang perintis) MORO belum selesai pelaksanaannya. Bahkan dari basecamp ke lokasi pengeboran saya harus naik turun truk terpal yang kalau hujan sudah pasti kebasahan karena sebagian air yang tampias kedalam truk. Atau terpal yang pada bodol bocor. Sekarang sarana transportasi sudah disediakan Coaster (bus)yang berangkat 1 jam sekali, lengkap dengan ACnya. Perusahaan mudlogging Baker Hughes Inteq Coorporation disingkat - BHI, mendapat pekerjaan untuk mentransmisi semua data

"Crocodile Initiation" alias sunat buaya

Image
Kuatlah engkau seperti seekor buaya?. Apa nggak salah dengar? biasanya kekuatan seorang lelaki diumpamakan seekor banteng, kalau yang agak ngeres ya bagai Kuda Stalion. Tetapi lantaran binatang ini jarang ditemui di PNG, maka seekor bajul-pun jadilah. Apalagi untuk penduduk pantai seperti di Sepik. Seperti layaknya penduduk yang masih rada-rada baru berkembang dari kepercayaan tradisional, maka di PNG juga masih dijumpai beberapa suku yang memegang teguh tradisi nenek moyangnya. Sebut saja suku Iatmul di Sepik. Disebelah utara PNG. Aturan pakai yang berlaku disini barangsiapa sudah mimpi basah alias akil baligh maka kepadanya diwajibkan mengikuti inisiasi buaya. Yang berarti ditato kulitnya dan diharuskan tidur sekalian latihan "jurit malam" di rumah gadang nan panjang yang disebut rumah Tambaran. Tambaran berarti memedi atau spirit. Tinggi bangunan ini sekitar 25 meter. Pada hari yang ditentukan para bujangan diwajibkan menjalani proses inisiasi menjadi bajul atau buaya. Sep