Posts

Showing posts from March, 2006

Segarnya Mantab... boleh... asal sudah sarapan

29 Maret 2006 Liburan weesak, Irah, deputy yang baru 2 bulan bekerja minta ijin pakansi "kecil" lantaran mendapat kabar bahwa orang-tuanya dari desa datang menengoknya. Biasanya kangen-kangenan diteruskan dengan evaluasi penghasilannya selama bekerja di Jakarta. Ada kemungkinan sang orang tua menganjurkannya pindah tauke bilamana hasilnya dinilai kurang memadai. Masalahnya, Ira di Rawa Bogo sementara sang keluarga "ngepul" di bilangan Grogol. Lantaran Jendral dari Kitchen Kabinet -JKK- merasa tidak PeDe melepaskannya sendirian dibelantara Angkot, Minibus dan Calo-calo sehingga sang deputy diberikan akomodasi dengan supir dari Australia. Jam 04:30 dinihari kami meluncur ke Grogol. Jam 06:00 kami bayangkan Irah sedang ngomong "ngapak-ngapak" dengan sanak familinya. Duh bahagianya. Saat jarum jam beranjak ke angka 14 belum ada tanda Ira akan melapor. Jam 15 masih idem-dito. JKK mulai gelisah. Pertama bisa jadi Irah memenuhi permintaan orang tuanya mencari pen

Satpam dan Instalasi yang dijaganya

Hari Senin 27 Maret 2006 saya mengurus Visa ke Kedubes PNG. Bukan lantaran ngipasi Demo di Papua Barat, begitu dikejar aparat langsung nggeber masuk perseneling loncat minta suaka ke negeri lain dan yang lebih penting adalah akal-akalan yang cespleng mencari kerja di negeri orang. Ini memang drama tersendiri. Sebelumnya saya berkonsultasi dengan kantor lokal untuk mengurus Visa Residen di Australia, kantor di CCE bilang gampang!, saya bilang persyaratannya rada mbribet. Foto saja harus dilegalisir Notaris. Eh malahan semua berkas surat saya dikembalikan, hanya Passport dibawa bagian Formality untuk di Cap langsung. Ampuh betul, saya pikir dan cemas. Betul saja setelah 2 minggu menunggu, enteng saja bagian Formalities bilang, "Pak Mimbar kami tidak bisa, urus saja sendiri" - apa nggak mau menjerit rasanya. Akhirnya ketimbang menunggu kelamaan saya di switch ke Papua NewGuinea. Sumringah saya bukan buatan (aseli maksudnya). Pemandangan baru lagi... Aku agak paman-kikuk lantaran

KTP DKI baru

Jumat 24 Maret 2006 Ambil KTP baru berlaku sampai Maret 2011 (5 tahun) segera di laminasi sampai lupa belum ditandatangani. Akhirnya dengan menggunakan pena spidol untuk overhead projector yang dibeli di AbangAdek Grogol, masalah bisa diatasi. Caranya dengan tandatangan diatas laminasi lalu di laminasi ulang. Petugas WIDJI laminating rada enggan melaminasi over laminasi. Kita bilang its okay. Go head dan kerusakan kami tanggung. Sabtu 25 Maret 2006 main dengan Tri Kwek-kwek. Duilah batuk mereka. Seperti batuk rejan. Minggu 26 maret 2006 Satrio Wicaksono (anak) minta dibelikan Kempo-Gi (baju untuk latihan Kempo) di Sinar Sport Semarang. Penjualnya pak Djaswadi masih gaptek. Dikirm hasil scan BCA-internetbanking masih minta dikirim pakai Fax. Masih harus di SLJJ sampai dua kali untuk menanyakan apakah fax sudah diterima dengan baik. Tanggal 30 Maret 2006 Satrio diingatkan agar ikut pelatihan Jurnalistik.

Kedubes Papua NewGuinea

Image
Senin 27 Maret 2006 Ke Kedubes PNG (Panin Centre) lantai 6 untuk mengurus Visa atas aplikasi Work Permit Number 07050548 yang sudah disetujui. Pasalnya 2 Juni 2005, Visa ini sudah bisa diambil. Satpam mengecewakan ditanya di mana letak Kedubes, tidak tahu malahan gantian bertanya PNG itu apa? - bagaimana akan mengamankan instalasi kalau letak yang diamankan pun mereka tidak tahu. Lapor masalah ini ke kedubes dan satpam lainnya. Mbak Dina dari kedubes bilang hari Rabu bisa selesai tetapi aku harus urus Kelakuan Baik terlebih dahulu. Minta tolong Bang Rizal seorang reserse soal kelakuan baik ini. **** Hi Mimbar, I am surprised to hear from you, as we organised your work permit and visa last year in June. At that time, approval for your visa was transmitted to the PNG Embassy in Jakarta on 2nd June 2005. You should check with the Embassy if they still have your approval on file. You will also have to submit your passport, a completed application for entry permit form, medicals (inc. HIV t

Euis diraosan heula

Banyak buku membahas teknik menulis di pasaran. Ada yang sederhana, banyak pula yang njelimet. Apalagi yang pelit akan contoh sehingga penuturan terkesan menggantung. Bani Quraisy, ini penerbit asal Bandung, menerbitkan buku yang menuturkan cara sederhana mengelus tulisan dari aneka posisi. Ketika membicarakan Feature Humor tentang dukun mencabuli pasiennya. Pasien serba salah, mengaku pintar namun berhasil diobok-obok oleh dukun yang SD pun tak tamat. Jika lapor polisi, kawatir pula aib bakalan terpercik. Septiawan, sang penulis buku dengan enteng ia mengambil tulisan di Galamedia (Jabar) yang berjudul "Dukun Eng Ing Eng" yang sering gebubul dan gede wadul karena otaknya amburadul. Seperti pengakuan seorang Euis Bandung, Rosa (24) nama samaran pasien yang sempat di raosan heula (coba dulu) oleh dukun cabul. Sebuah parodi lirik lagu Euis "Euis Kaantosan Heula" menjadi Euis diraosan heula." Tengok pula feature yang menyentuh rasa kemanusiaan. Seperti Pembebasa

SH Mintardja Telah Tiada

http://www.indomedia.com/bernas/9901/21/UTAMA/21uta4.htm SH Mintardja Telah Tiada Yogya, Bernas Penulis cerita bersambung Singgih Hadi Mintardja atau lebih dikenal dengan nama SH Mintardja, Senin (18/1/1999) lalu, meninggal dunia. Almarhum menghembuskan nafas terakhir di hadapan anggota keluarganya, Senin, pukul 11.39 WIB di Rumah Sakit Bethesda, Yogya, dalam usia 66 tahun. Jenazah SH Mintardja dimakamkan Selasa (20/1) pukul 15.00 WIB di pemakaman Kristen Arimatea, Mergangsan, Yogyakarta. Almarhum dirawat di RS Bethesda sejak Sabtu 26 Desember 1998, karena menderita sakit jantung. Semasa hidupnya, almarhum lebih banyak dikenal sebagai penulis cerita bersambung serial silat dengan setting kerajaan Mataram zaman Sultan Agung di beberapa surat kabar, seperti Harian Bernas berjudul Mendung di Atas Cakrawala dan Api Di Bukit Menoreh di Kedaulatan Rakyat. Episode terakhir yang hadir di hadapan pembaca Harian Bernas adalah episode ke 848 Mendung di Atas Cakrawala. Setamat SMA, SH Mintardja ya

Buku Keladi Tikus yang gagal terbit

Saat saya berada di tanah air pada pertengahan Desember 2005, saya dihubungi oleh seorang redaksi penerbit buku Agro (Pertanian) yang tulisan-tulisannya selalu laris manis dipasaran. Ia bermaksud menjadikan saya sebagai narasumbernya dalam proyek penulisan buku mengenai Keladi Tikus (KT). Judulnya waktu itu Menggerus Kanker Dengan Keladi Tikus . Para penulis buku memang jago dalam mencari judul. Mereka menggelitik sifat ingin serba instant kita dengan judul yang menohok. Sebaliknya bagi saya membuat buku adalah pertanggungan jawab kepada masyarakat luas. Saya tidak berani menjanjikan hal diluar sepengetahuan saya. Lalu aku jelaskan bahwa aku cuma penyalur, ilmunya dari Prof Theo di Penang, yang bikin orang lain, apoteker yang meracik obat orang lain sayangnya si peracik "sering sakit gigi" - ketus, dan paternalis. Lebih eksentrik lagi, memilih-milih pasien. Namun Tanggo, sebut saja demikian, nama redaksi tersebut tetap mendesak saya. Bermula dari nara sumber dalam sebulan sa

Keladi Tikus (Rodent Tuber)

Ass, selamat pagi Bapak Bambang Seputro. Perkenalkan saya YA mahasiswa Kimia FMIPA. Belum lama ini, saya baru saja menyelesaikan penelitian daya hambat KT terhadap enzim tirosin kinase. Setahu saya, enzim tersebut mengatur pertumbuhan sel2 tubuh.jika enzim itu berlebih, maka akan menyebabkan kanker. Saat ini saya sedang menyusun skripsi. Saya ingin bertanya tentang penelitian KT. Barangkali Bapak mengetahui hasil penelitian KT, atau mungkin Bapak sendiri telah menelitinya, mohon saya diberitahu hasilnya melalui email ini karena saya membutuhkannya sebagai sumber literatur. Saya pernah berkali-kali menelpon Gajahsora, tetapi nada sambungnya "tulalit" terus. Saya mohon pada bapak untuk membalas email saya ini. Terimakasih atas perhatian dan bantuannya. Yth Ibu Erni: Kami ingin mendapat informasi lebih lanjut mengenaiJamu Keladi Tikus, khususnya mengenai harga jamu tsb.berikut info agen yg menjual Jamu Keladi Tikus di Palembangberikut alamatnya. Saya sangat membutuhkannya ut

Burung Hantu dan Irah

Depan rumahku ada sebuah lampu hasil swadaya warga dengan cara menggantol listrik secara bebas, langsung dan sedikit rahasia. Penerangan jalan dimaksud agar "iseng." istilah lain untuk hal yang bersifat senyap dan membuat bulu roma berdiri. Tetapi sejak saya di Bekasi, penerangan tersebut saya biarkan sampai lampunya "dut". Alasan lain, aku kurang sreg dengan penerangan liar ini sebab kalau ditelusuri ada sebuah kabel rahasia yang tersambung ke rumah warga yang memasang lampu tersebut. Rupanya ia tergoda untuk mendapatkan tambahan listrik gratis ke rumahnya. Lalu aku menggantikannya lampu dari rumah yang dipasang sedikit menjorok keluar sehingga sinarnya mampu menerobos keluar pagar dan memberikan sedikit penerangan, sementara bekas penerangan kubiarkan terlantar. Belakangan ini warga gempar, seekor burung hantu kerap bertengger di cagak bekas lampu. Apa yang salah dengan seekor burung hantu mencari makan, atau ular yang kesasar kerumah saya. Ini desa "Rawa Bog

Dialek Citayam

Sampai sekarang saya masih harus keteter (ketinggalan) ketika memberi instruksi kepada pegawai yang asalnya dari Citayam, Depok, pasalnya mereka memiliki perbendaharaan Betawi yang tidak saya bisa ikuti seluruhnya sehingga muncul gagasan untuk menuliskannya adaan "the have". misalnya orang Jakarta biasanyaorang "adaan" (orang yang berkantung tebal) ampar-amparan bertebaran misalnya telur ikan sudah ampar-amparan di permukaan kolam anco menangkap ikan pakai jaring persegi babeh bapa bader bandel bagen biar saja (I dont care) balarak model ikat kepala bandotan jantan untuk kambing, ayam ataupun ikan bangun sering diartikan dengan terlepas, copot belor sebelah "lor" atau utara. beronjong keranjang anyaman untuk angkut buah-buahan pakai sepeda bengis rakus bringsang terasa panas waktu mendung bokek sedang tidak punya uang bonggan salah sendiri bonto busuk, lapuk cabrok lantera minyak cak dipikir, direnungkan misalnya udah di"cak" belum omongan kita k

Foto di Quick Channel

Image
Saat berbincang mengenai gurami bersama QuickChannel yang dipandu oleh Christiantoko dari Tabloid KONTAN. Pembicaraan ini sebagai penyeimbang lajunya informasi bahwa dengan menaruh uang sebesar 1 juta lebih maka dalam beberapa bulan (3 bulan) akan dapat penghasilan tambahan. Jelas penipuan sehingga masyarakat diminta waspada. Pulang kantor masih keringetan saya melaju dari TB Simatupang Kav 51A ke Wisma IndoVision di Kebun Jeruk. Disaksikan Istri dan Thomas Widyanto (Kontan)

Testimonial Nagasasra Sabukinten

Tahun 1967 di Bandar Lampung, tepatnya SMA II, Tanjung Karang, kelas saya kedatangan seorang siswa pindahan dari Sragen, tinggi, berkumis dan berambut kriwel-kriwel. Ayahnya, Sriyono seorang jaksa yang luar biasa militan religiusnya. Setamat SMA (1970) akumeneruskan sekolah ke Yogya dan Teman ini masuk AKABRI Kepolisian sampai ajal menjemputnya disana dalam satu latihan. Teman inilah yang memperkenalkan aku kepada cerita Nagasasra dan Sabukinten, tapi lantaran waktu itu sedang gandrungnya aku akan komik karangan Ganes TH, maka cerita yang katanya hebat tersebut aku lewatkan. Lho di Yogya "jalan Klitren Kidul no 7" temanku "Pepen" alias Efendi Masadi juga anak Lampung tiap pagi kerjanya membaca cerita semacam ini, dan dialah yang mempengaruhiku sampai akhirnya aku tertarik. Tatkala pada aku mendengar bahwa SH Mintardja meninggal dunia, kepikiran untuk menyimpan salah satu karangannya yang saat itu mulai ditayangkan di harian Kedaulatan Rakyat. Sambutan dari teman m

Herry Wibowo - Ilustrator Nagasasra dan Sabukinten

Ilustrator Cerita NAGASASRA DAN SABUKINTENKarya SH Mintardja Kentardjo (informasi dari sang Puteri) Herry Wibowo (lupa aku ambilnya file dari Detik.Com) Herry Wibowo Pameran Ilustrasi Herry Cerita Silat dengan Karakter PribumiLiputan: Bagus KurniawanRabu, 12/4/2000 Tak banyak ilustrator yang setia pada profesinya, terutama ilustrator komik yang nasibnya jauh dari penghasilan tinggi. Namun, Herry Wibowo, ilustrator untuk cerita silat bersambung "Api di Bukit Menoreh" di harian Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta, adalah sedikit cukup setia. Kini dia memamerkan karya ilutrasinya selama puluhan tahun itu. Mungkin orang tak mengira ada seorang seniman gambar yang mampu membuat gambar ilustrasi dengan wajah dan karakter pribumi Indonesia. Bukan gambar-gambar berkarakter Amerika atau Jepang seperti komik-komik saku yang laris sekarang ini. Karya-karya itu adalah milik Herry Wibowo, seorang seniman gambar kelahiran Semarang, 8 Juni 1943. Herry saat ini masih aktif mengajar di Institut Se

SH Mintardja

Image
Kamis, 21 Januari 1999 SH Mintardja Telah Tiada Yogyakarta, Kompas Penulis cerita bersambung (cerber) roman sejarah dan naskah ketoprak kenamaan dari Yogyakarta, SH Mintardja (66), Senin (18/1/99) siang meninggal dunia di rumah Sakit Bethesda Yogyakarta, setelah sebulan dirawat di rumah sakit itu karena menderita penyakit ginjal dan jantung. Pemakaman seniman yang amat produktif itu berlangsung Selasa (19/1) siang berangkat dari rumah duka Gedongkiwa, Yogyakarta, ke pemakaman Arimatea Jalan Tamansiswo, Yogyakarta. Penulis dengan nama asli Singgih Hadi Mintardja ini dikenal luas oleh kalangan masyarakat terutama berkat roman sejarah berbahasa Indonesia berjudul Nagasasra dan Sabuk Inten dan dimuat serial di Harian Kedaulatan Rakyat Yogyakarta sejak 1968 hingga 1975. Cerber yang melahirkan tokoh legendaris ''pendekar budiman '' Mahesa Jenar dan tokoh dunia hitam Singo Lodra yang amat digemari tua-muda itu, menurut seniman Heri_Wibowo merupakan gambaran situasi Indonesia

Seruling Gading

KOMPAS Minggu, 24 Januari 1999 KI Wirasaba adalah seorang pendekar di antara para gembala. Ia bersenjata kapak dan tenaganya amat kuat. Ada pun ciri gembala adalah kepandaiannya meniup seruling. Untuk ini Ki Wirasaba mendapat julukan Seruling Gading, karena-demikian dikatakan SH Mintardja lewat Mahesa Jenar: Pantaslah kalau orang menyebutnya Seruling Gading. Kepandaiannya meniup seruling adalah hampir sampai pada tingkat sempurna. Ternyata apa yang diceritakan Ki Asem Gede adalah sama sekali tidak berlebih-lebihan.- Masalahnya, bagaimana cara SH Mintardja menggambarkan kemampuan Seruling Gading itu? Apakah cukup dengan mengatakan, ia memang jago main seruling? Tepatnya, bagaimana caranya SH Mintardja menyastrakan apa yang disebut musik? Musik untuk didengar. Sastra untuk dibaca. Hanya bila sastra tulis dilisankan, maka akan ada aspek musikal di dalamnya. Namun bila ia tetap menjadi sastra tulis, maka akan cukup sulit mendengar musik di situ, kecuali pengarangnya menyelipkan partitur. T

Ilustrator ‘MAHESA JENAR’ Kentardjo Meninggal Dunia

Image
Minggu, 09 Maret 2003, Yogyakarta KASIHAN (Kedaulatan Rakyat) Perupa Otodidak Kentardjo (82), yang lebih dikenal Pak Ken, meninggal dunia Sabtu (8/3/2003) pukul 05.00, di Panti Wredha ‘Abiyasa’ Pakem Sleman. Pak Ken, salah seorang ilustrator yang pertama kali menciptakan tokoh prototipe ‘Mahesa Jenar’ dalam cerita bersambung (cerbung) Nagasasra dan Sabuk Inten karya SH Mintardja, yang dimuat di SKH Kedaulatan Rakyat dan cerita buku yang diterbitkan PT BP Kedaulatan Rakyat. Jenazah dikebumikan di Makam Umum Bibis, berangkat dari rumah duka di Perumahan Gunung Sempu, Jl Melati 181, Kelurahan Tamantirto Kasihan Bantul, Sabtu (8/3) pukul 15.00. Menurut istri almarhum, Ny Endang Juwaeni (68), sekitar 3 bulan suaminya tinggal di Panti Wredha ‘Abiyasa’ dalam keadaan sakit. “Pak Ken, selama sakit karena usia tua memang sepertinya sudah sulit untuk komunikasi. Namun semangatnya untuk menggambar masih membara yang digunakan untuk mengekspresikan kegelisahan kreatif. Tapi, karena usianya sudah tu

Dian yang Harus Padam

JAKARTA-- Di blok Randu Belatung, Blora, kepiawaian para pengebor minyak pribumi dalam memadamkan api tengah diuji. Bisa berhasil, tapi bisa juga tidak. Pertamina mengatakan, tak tertutup kemungkinan mereka akan meminta bantuan tenaga asing. Bagi para tukang bor minyak, semburan liar menjadi salah satu risiko -- persis film 'Armagedon' yang dibintangi Bruce Willis; juga seperti memelihara ikan yang kadang tak semua sehat. Tapi, seperti pada ikan, sebelum sakit biasanya ada gejala yang mendahului semburan liar di pengeboran minyak. Sumur mungkin akan menampakkan tanda batuk atau mud gain. Sebuah sumur disebut batuk jika jumlah lumpur yang dipompa ke lubang bor sebesar -- misalnya -- 1000 kubik kemudian kembali menjadi 1020 kubik. Dalam keadaan ini sumur disebut memperoleh kelebihan (gain) sebesar 20 kubik. Jika sumur mengandung gas hidrokarbon, jumlah gas yang keluar dari perut bumi akan tercatat di permukaan tanah dalam jumlah yang makin lama, kian besar. Mungkin, ini pula yang

Daftar Pemain Nagasasra dan Sabukinten

NagaSasra dan SabukintenKarya SH Mintardja Tokoh Utama dalam Seri Nagasasra dan Sabukinten Raden Rangga Tohjaya alias Mahesa Jenar alias Manahan. Seorang "pendekar Budiman" yang masih murid dari Kiai Pengging Sepuh alias Ki Kebo Kenongo. Masa kecilnya dilalui sebagai teman bermain "Nis" yang dikenal juga sebagai Sela. Legenda mengatakan bahwa Sela mempunyai kelincahan yang luar biasa sehingga mampu menangkap petir. Tatkala terjadi benturan kekuasan para elit dimana Syeh Siti Jenar berebut pengaruh dengan elit politik Kerajaan Demak, maka selain berakhir dengan terbunuhnya Syeh Siti Jenar, terbunuh pula Ki Kebo Kenongo alias Ki Pengging Sepuh yang merupakan guru Rangga Tohjaya. Petualangannya di mulai dengan hilangnya sepasang keris pusaka dari ruang penyimpanan pusaka keradjaan Demak. Keris ini seperti "legitimasi" seseorang untuk menjadi raja Mataram. Akibatnya banyak tokoh-tokoh persilatan dari dunia Hitam maupun setengah hitam berebut untuk mendapatkann

Buku Harian Seorang Peternak Gurami (3)

Dari minyak ke Burayak - Sebuah catatan ketika berusaha memasuki dunia asing Didatangi Wartawan Suatu hari (29.6.01) saya menerima tilpun dari seseorang yang mengaku wartawan Tabloid, dan membaca masalah Gurami dari homepage saya. Wartawan tersebut ingin menggali lebih jauh mengenai cara ternak Gurami. Saya ajak kedua reporter tersebut keluar masuk kolam Gurami, nampaknya salah satu dari mereka adalah anak petani Gurami juga sehingga cara bertanyanya sangatlah antusias sekali. Artikel muncul di Tabloid tersebut dengan judul Gurami, Gurame sang Ningrat. Rupa-rupanya, kolom ini menarik minat para calon investor sehingga Tabloid tersebut kewalahan menjawab animo masyarakat. Menjadi Pembicara di Radio 68H Pada 31.8.2001 saya di tilpun oleh seseorang yang bernama Christiantoko, isinya ajakan untuk mengisi talkshow mengenai gurami di Kantor Berita Radio 68H, untuk dipancar luaskan di 200 stasiun radio se Indonesia. Sekalipun sehari sebelumnya saya masih dalam keadaan berduka ditinggalkan ole

Buku Harian Seorang Peternak Gurami (2)

Membuat Situs Gajahsora.net Sambil mempelajari karakteristik ikan gurami, saya mencoba mencatat beberapa teknik yang saya kombinasikan antara praktek lapangan petani di daerah saya dengan buku-buku yang membahas mengenai Gurami. Lalu saya coba menuliskannya dan sekaligus mengirimkannya ke homepage dengan maksud biar gagah-gagahan saja. Saya ingat bahwa ada situs yang menyediakan hosting website secara gratis yaitu http://angelfire.com, lalu mulailah saya mempelajari teknik yang memang dituntun secara baik disana. Alamat homepage saya adalah http://angelfire.com/id2/gurami. Wah betapa senangnya bisa melihat hasil tulisan didalam website. Lalu mulai timbul keluhan, bahwa angelfire membatasi quota hardisknya sampai 5 MB, sedangkan tulisan dan foto saya mulai mengalir dari kepala ini dengan begitu saja. Hambatan lain, server yang free biasanya over crowded yang akhirnya memperlambat kinerja jalur komunikasi. Belum lagi lokasi Server bukan di Indonesia, padahal segmen yang membaca tulisan s

Buku Harian Seorang Peternak Gurami (1)

Dari Minyak ke BurayakSebuah catatan ketika berusaha memasuki dunia asing Burayak IDHUL ADHA 1420 H bertepatan Kamis,16 Maret 2000 Saya nggak punya bakat ternak ikan. Dari bapak turun bakat polisi-ku dan tidak pernah menunjukkan kegemarannya akan pelihara hewan. Ibu memang suka dengan binatang, tetapi terbatas ayam. Pelihara ikan hiaspun tidak pernah. Dasar pendidikan saya adalah orang minyak, tepatnya pekerjaan saya adalah mudlogger, yang jauh sekali dari kehidupan ikan. Mungkin kalau ditelusuri, adalah masa kecilku adalah di Kertapati, Palembang, sehingga kehidupan sungai melekat dalam benak saya. Saat itu Republik Indonesia dibawah pimpinan Gus Dur (sebetulnya pimpinan siapa saja tidak epek), sedang ramai membicarakan satu Kiblat dua Ied Adha. Persoalan yang sepele tetapi bisa menjadikan arena baku hantam. Pagi itu pemuda Abel yang nama aselinya Marhaba, sudah membawakan kami ikan gurami bibit yang terdiri 2 pejantan dan 9 betina. Pemuda putus SMP ini harus merelakan masa depannya