Tatkala Ban Kempes di Jalan
Date: Mon Jul 30, 2001 9:31 am
Ya minggir, cari bengkel terdekat, atawa bongkar pasang ban sendiri. Begitu kira-kira solusinya.
Tetapi seminggu yang lalu saya punya teman mengalami kejadian nahas dimana ketika ia dan pa' Pir (supir) sedang mengganti ban kempes mendadak, seorang (mungkin lebih) pancalongok, mengambil tas yang kelihatannya isinya Laptop. Padahal "cuma" Armada Compaq terbaru.
Diduga sekawanan orang menebar paku dijalanan dengan tujuan mengempeskan ban pengguna jalan, lalu isi kendaraannya di embat.
Eh, Senin Pagi 30/7/2001 ditempat yang hampir sama, kejadian berulang. Cuma kali ini saya cuma sendirian dan saya sudah tahu modus operandinya.
Begitu mobil sedikit oleng, dan saya mulai mendengar musik aneh didalam Kijang B 1644 LW, lalu ada beberapa orang dipinggir jalan teriak "Bannya Kempes", maka tindakan saya yang sudah SIAGA I adalah mencari bengkel terdekat.
Berhubung jalan TB Simatupang pada jam 08.00 ruamenya luar biasa.
Diperlukan beberapa detik untuk keluar panggil bang Tolang si tukang tambal ban.
Sebagai pengaman, pintu kendaraan saya "remote" dan alarm diaktipkan.
Betul saja, sebuah paku warna hitam berkilat sepanjang 10 cm dikeluarkan dari tubuh ban Bridgestone yang diganti pada masa Gus Dur.
Paku ini memang karya anak bangsa karena dibuat dari baja pelat lantas ditekuk seperti membuat talang air bentuk "U" dan ujungnya dikikir sehingga kalau masuk ke dalam ban tidak mengalami kesukaran dan dayaguna pengempesannyapun berjalan sempurna, tubeless pun pasti bertekuk lutut.
Bentuknya sedemikian rupa mirip alat yang dipakai para bakul beras kalau mau ngecek kualitas beras didalam karung goni. Beras boleh diambil, tapi karungnya nggak sobek-sobek amat. Gampangnya seperti jarum suntik yang dibelah dua.
Ketika Tolang sibuk menambal ban, saya sibuk mengagumi paku yang keberadaannya di jalan raya amat mengherankan. Mustinya ini amal bhakti orang jenius.
Sekitar 30 menit, operasi mengelurkan benda asing sudah selesai. Saya mengagumi kewaspadaan saya akan para pencopet, dan terimakasih kepada teman-teman yang tidak-jemu jemu memberi tahu melalui milis akan penjahat penebar paku.
Tapi.....
Nanti dulu...
Ada yang nggak beres nih....
Ketika saya masuk mobil, lho siapa buka pintu samping belakang, dan mampu menon aktipkan alarm yang dibuat dengan label CIA. Dan tas kantor saya lenyap hari ini........
Didepan mata saya, aduh maaakk. Ciloko tenan.
Kembali saya tercenung mengagumi amal bhakti anak bangsa kita, gimana caranya kok didepan mata saja saya bisa kecolongan.
Pepatah hari ini....
"BARANGSIAPA MENEBAR PAKU, AKAN MENUAI TAS LAPTOP" ... sial bener....
Ya minggir, cari bengkel terdekat, atawa bongkar pasang ban sendiri. Begitu kira-kira solusinya.
Tetapi seminggu yang lalu saya punya teman mengalami kejadian nahas dimana ketika ia dan pa' Pir (supir) sedang mengganti ban kempes mendadak, seorang (mungkin lebih) pancalongok, mengambil tas yang kelihatannya isinya Laptop. Padahal "cuma" Armada Compaq terbaru.
Diduga sekawanan orang menebar paku dijalanan dengan tujuan mengempeskan ban pengguna jalan, lalu isi kendaraannya di embat.
Eh, Senin Pagi 30/7/2001 ditempat yang hampir sama, kejadian berulang. Cuma kali ini saya cuma sendirian dan saya sudah tahu modus operandinya.
Begitu mobil sedikit oleng, dan saya mulai mendengar musik aneh didalam Kijang B 1644 LW, lalu ada beberapa orang dipinggir jalan teriak "Bannya Kempes", maka tindakan saya yang sudah SIAGA I adalah mencari bengkel terdekat.
Berhubung jalan TB Simatupang pada jam 08.00 ruamenya luar biasa.
Diperlukan beberapa detik untuk keluar panggil bang Tolang si tukang tambal ban.
Sebagai pengaman, pintu kendaraan saya "remote" dan alarm diaktipkan.
Betul saja, sebuah paku warna hitam berkilat sepanjang 10 cm dikeluarkan dari tubuh ban Bridgestone yang diganti pada masa Gus Dur.
Paku ini memang karya anak bangsa karena dibuat dari baja pelat lantas ditekuk seperti membuat talang air bentuk "U" dan ujungnya dikikir sehingga kalau masuk ke dalam ban tidak mengalami kesukaran dan dayaguna pengempesannyapun berjalan sempurna, tubeless pun pasti bertekuk lutut.
Bentuknya sedemikian rupa mirip alat yang dipakai para bakul beras kalau mau ngecek kualitas beras didalam karung goni. Beras boleh diambil, tapi karungnya nggak sobek-sobek amat. Gampangnya seperti jarum suntik yang dibelah dua.
Ketika Tolang sibuk menambal ban, saya sibuk mengagumi paku yang keberadaannya di jalan raya amat mengherankan. Mustinya ini amal bhakti orang jenius.
Sekitar 30 menit, operasi mengelurkan benda asing sudah selesai. Saya mengagumi kewaspadaan saya akan para pencopet, dan terimakasih kepada teman-teman yang tidak-jemu jemu memberi tahu melalui milis akan penjahat penebar paku.
Tapi.....
Nanti dulu...
Ada yang nggak beres nih....
Ketika saya masuk mobil, lho siapa buka pintu samping belakang, dan mampu menon aktipkan alarm yang dibuat dengan label CIA. Dan tas kantor saya lenyap hari ini........
Didepan mata saya, aduh maaakk. Ciloko tenan.
Kembali saya tercenung mengagumi amal bhakti anak bangsa kita, gimana caranya kok didepan mata saja saya bisa kecolongan.
Pepatah hari ini....
"BARANGSIAPA MENEBAR PAKU, AKAN MENUAI TAS LAPTOP" ... sial bener....
Comments