Pom Bensin dan Pengoplosan

Tue May 17, 2005 10:03 pm

Seumur-umur saya cuma pakai "premium" - apalagi kalau di dalam kota Jakarta. Alasannya kelewat sederhana. Selain menghemat dana taktis, jalan di Jakarta rata-rata datar dan macet. Lagian kapan bisa memacu kendaraan sekalipun di jalan tol yang selalu kelewat padat. Namun aturan ini saya ubah kalau melakukan perjalanan ke luar kota. Premium diganti Premix atau Super. Biar lebih jozz, tarikan lebih enteng seperti kata iklan. Padahal kata orang tak baik sering berganti pasangan bahan bakar ada kimia yang saling merugikan. Tapi saya termasuk jamaah yang tidak percaya ajaran tersebut. Sampai pada suatu peristiwa dalam perjalanan dari Jakarta ke Cirebon dengan menggunakan Premix. Eh sampai di Cirebon, mobil saya mogok tanpa sebab
didepan asrama Brimob yang sedang apel malam. Lama-lama mereka curiga melihat mobil parkir didepan ksatrian mereka terlalu lama, dan luar biasanya selesai apel malam beramai-ramai para anggota yang selalu dikabarkan sangar itu ternyata turun tangan membantu, merayap dibawah mesin dengan PDLP (pakaian dinas lapangan) untuk membantu memperbaiki kendaraan dengan menguras sebagian bensin dan mengisi dengan premium biasa.

Sejak itu SPBU jalur Pantura saya anggap para fundamentalis yang mencari uang tanpa memperdulikan kepentingan konsumen. Dan saya agak was-was menggunakan bensin selain Premium. Jauh dekat tetap Premium. Kalau di Grogol siy kita sudah punya list pom bensin kuda yang jual 10 liter kenyataannya tidak sampai segitu. Pernah sekali "kebelejok" beli Premi di SPBU kawasan Airport Soekarno Hatta. Sejak itu kapok lombok bosok.

Nah ini pengalaman pribadi. Bersilaturahmi kerumah tetangga pemilik beberapa SPBU di luar kota. Saat ngobrol, HP-nya berdering. Rupanya salah seroang karyawan di SPBU melaporkan bahwa Tangki Minyak sudah datang. Sempat saya nguping (nggak sopan ya) kata sandi "sudah di-oplos belum bensinnya" dan "jangan sampai ada yang lihat kita ngoplos lho".

Dan tetangga mengatakan bahwa kalau 80 juta sebulan dia peroleh sambil tiduran. Saya percaya saja sebab pekerjaannya cuma Golf ke Bali, Singapore, beberapa tempat di Indonesia dan sekarang ia menjadi anggota wakil rakyat terhormat.

CARI POM YANG BANYAK ANTRIAN TAXI

Biasanya saat memutuskan isi bbm kita cenderung cari "pom" yang lumayan lengang agar bisa cepat dilayani dan menghindarkan antrian panjang, apalagi taxi dan microlet. Padahal, menurut supir taxi, pom yang paling banyak diantri oleh supir taxi biasanya sedikit colongannya.

Kebiasaan para supir mengisi botol air minum kemasan adalah cara lain untuk mengecek apakah pengisian bahan bakar sesuai dengan takaran yang diperlihatkan. Kebiasaan goyang-goyang bodi mobil juga saya tiru sekalipun saya tidak tahu logikanya. Dan kata koran, pom milik anak Ex Presiden kita sempat disegel aparat sebab takarannya tidak sesuai.

Comments

Popular posts from this blog

Polisi Ubah Pangkat

Daftar Pemain Nagasasra dan Sabukinten

Menu Makanan Kantin di Rig Terapung